• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Khutbah

Khutbah Jumat: Mempersiapkan Ramadhan Dengan 6 Hal

Khutbah Jumat: Mempersiapkan Ramadhan Dengan 6 Hal
Khutbah Jumat: Mempersiapkan Ramadhan Dengan 6 Hal (Foto: Nu Online)
Khutbah Jumat: Mempersiapkan Ramadhan Dengan 6 Hal (Foto: Nu Online)

Naskah khutbah Jumat ini mengajak kepada seluruh umat Islam untuk berbahagia karena sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita semua mulai mempersiapkan bekal untuk menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh.

 

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat: Mempersiapkan Ramadhan Dengan 6 Hal". Semoga khutbah Jumat ini menjadi pahala bagi yang membaca maupun yang mendengarkannya.

 

Khutbah I 

 

الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ وَالْغَايَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى.  فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ: ا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ 

 

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,


Takwa merupakan pondasi keberagamaan bagi umat Islam, sehingga marilah pada saat yang berbahagia ini, kita bersama-sama berusaha untuk meningkatkan takwa kita kepada Allah swt, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.


Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah

 

Sebentar lagi kita akan menyambut bulan suci Ramadhan. Bulan yang mulia, penuh dengan ampunan dan Rahmat Allah swt. Sehingga bergembiralah kita semua dengan kedatangannya. Hal tersebut merupakan sikap keberimanan kita kepada Allah swt dengan hati yang ikhlas dan bersih.

 

Mengapa Ramadhan menjadi bulan yang mulia?

 

Karena di dalam bulan Ramadhan, ibadah yang kita kerjakan, pahalanya dilipatgandakan oleh Allah swt, dibandingkan di luar Ramadhan. Semua doa-doa dikabulkan, seluruh dosa diampuni, seluruh pintu surga dibuka, dan seluruh pintu neraka ditutup. Maka alangkah mulianya orang yang bertemu dengan bulan Ramadhan, selalu mensucikan jiwanya dan mendekatkan diri kepada Allah swt. 

 

Dan alangkan ruginya orang yang menjumpai Ramadhan, tetapi kualitas imannya biasa saja, sama dengan bulan-bulan sebelumnya, bahkan masih suka melaksanakan kemaksiatan.  Naudzubillahi min dzalik.

 

Hadirin rahimakumullah

 

Maka daripada itu, siapkanlah diri kita dengan sebaik-baiknya, karena orang yang merindukan Ramadhan, berarti Ramadhan juga merindukannya.  Maksimalkan ibadah kita, untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah swt. Untuk itulah, Rasulullah saw bersabda kepada seluruh umatnya tentang kedatangan bulan Ramadhan. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh an-Nasa'i dari Abu Hurairah:

 

   عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرْدَةُ الشَّيَاطِينِ لِلَّهِ. فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ...... (سنن النسائي الجزأ 7 ص. 256: 2079) 

 

Artinya: Dari sahabat Abu Hurairah radliyallahu 'anh beliau berkata, bahwa Rasulullah telah bersabda: Sungguh telah datang pada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, yang mana pada bulan tersebut Allah swt mewajibkan kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu, pintu-pintu langit dibuka, sementara pintu-pintu neraka ditutup serta syaitan-syaitan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan. (HR. An-Nasa'i).

 

Hadirin rahimakumullah

 

Selain itu, Rasulullah mengajarkan kepada kita sebuah doa yang dipanjatkan menjelang datangnya Ramadhan, yakni: 

 

أللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَان

 

Allahumma barik lana fi rajaba wa sya'bana wa balighna Ramadhana”.

 

Artinya: Ya Allah, berkahilah umur kami di bulan Rajab dan Syaban, serta sampaikanlah (umur) kami hingga bulan Ramadan. (HR. Ahmad dan Bazzar).   

 

Dengan memanjatkan doa tersebut, berarti kita termasuk golongan hamba yang merindukan kedatangan bulan suci Ramadhan.  Dengan suka cita mari kita sambut, Marhaban Ya Ramadhan (selamat datang bulan Ramadhan), kami sambut kedatanganmu dengan gembira dan penuh kerinduan.   

 

Hadirin rahimakumullah

 

Prof  Quraish Shihab, seorang ulama tafsir Indonesia, menjelaskan bahwa kata "marhaban" diambil dari akar kata "rahb" (رَحْبٌ) yang berarti (وَاسِعٌ, رَحِيْبٌ) "luas atau lapang", sehingga marhaban menggambarkan bahwa tamu yang datang disambut dan diterima dengan lapang dada, penuh kegembiraan, serta dipersiapkan baginya tempat yang luas untuk melakukan apa saja yang dia inginkan.   

 

Dari kata ini, terbentuk kata "rahbah" yang antara lain, diartikan sebagai "ruangan luas untuk mobil," guna memperoleh perbaikan atau kebutuhan bagi kelanjutan perjalanannya. "Marhaban Ya Syahra Ramadhan" berarti, "kami menyambutmu dengan penuh kegembiraan dan kami persiapkan untukmu tempat yang luas agar engkau bebas melakukan apa saja, yang berkaitan dengan upaya mengasah dan mengasuh jiwa kami."   

 

Dalam bahasa Arab bulan disebut dengan "syahr" (الشَّـهْرُ) yang bermakna "terkenal" atau populer. Orang Arab biasanya menamai bulan sesuai dengan keadaan di mana bulan itu berlangsung. Karena pada masa turunnya perintah puasa adalah musim panas yang terik, maka bulan itu dinamai "Ramadhan" yang akar katanya dari "Ramidha" (رَمِضَ) yang berarti "sangat panas, membakar" disebabkan panas matahari yang luar biasa menyinari pasir-pasir gurun. Ada juga pengertian lain yaitu "batu (karang) yang membakar."   

 

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah, 

 

Pengertian di atas sesuai dengan makna filosofis bulan Ramadhan, yaitu membakar dosa-dosa yang pernah dilakukan dengan menahan makan dan minum dari apa-apa yang membatalkannya. Serta menjauhi perbuatan maksiat. Karena berpuasa tidak cukup hanya dengan menahan makan dan minum, tetapi juga menahan dari berbuat maksiat.

 

Sebagaimana Rasulullah saw bersabda, "Dinamakan bulan Ramadhan karena ia cenderung membakar dosa-dosa."   

 

Hadirin rahimakumullah

 

Untuk menyambut Ramadhan, marilah kita memersiapkan diri dengan enam perkara yang pantas diteladani:   

 

Pertama, kita harus menyambut Ramadhan dengan penuh kebahagiaan.

 

Yahya bin Abi Katsir meriwayatkan bahwa orang-orang salaf terdahulu selalu mengucapkan doa:  

 اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِغْنَا رَمَضَانَ  

 

 Artinya: Ya Allah berkahi kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikan (usia) kami berjumpa Ramadhan.

 

Seolah mereka juga memohon: Ya Allah sampaikanlah aku dengan selamat ke Ramadhan, selamatkan Ramadhan untukku dan selamatkan aku hingga selesai Ramadhan.  Karena bisa berjumpa dengan Ramadhan merupakan karunia Allah swt yang tidak terkira. 

 

Kedua, dengan pengetahuan yang mendalam. 

 

Dengan hanya berpuasa tidaklah cukup jika tanpa ilmu pengetahuan tentang puasa itu sendiri. Karena puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim, maka Ibadahnya memiliki ketentuan dan aturan yang harus dipenuhi agar sah dan sempurna. 

 

Sesuatu yang mengatur dan memberikan batasan puasa tersebut dinamakan ilmu fikih atau hukum fikih. Maka, semua umat Islam wajib ain hukumnya mempelajari dan mengetahui tata cara berpuasa Ramadhan dengan baik dan benar. 

 

Karena, ketika kita mengetahui tata cara berpuasa dan batasan-batasannya, maka ibadah kita menjadi sempurna dan menjadi syarat diterimanya ibadah puasa kita oleh Allah swt. 


Ketiga, dengan berdoa. 

 

Bulan Ramadhan selain merupakan bulan karunia dan kenikmatan beribadah, juga merupakan bulan tantangan. Tantangan menahan nafsu untuk perbuatan jahat dan maksiat, tantangan untuk menggapai kemuliaan shalat malam dan malam Lailatul Qadar, tantangan khatam Al-Qur’an dan shalat tarawih dan tantangan-tantangan lainnya. Keterbatasan manusia mengharuskannya untuk selalu berdoa agar optimis beraktivitas positif di bulan Ramadhan.   

 

Keempat, persiapan yang matang untuk mengisi Ramadhan. 

 

Niat dan azam adalah bahasa lain dari persiapan atau perencanaan. Orang-orang soleh terdahulu selalu merencanakan mengisi bulan Ramadhan dengan cermat dan optimis. Mereka sering menghitung berapa kali dia akan mengkhatamkan membaca Al-Quran, berapa kali shalat malam, berapa akan bersedekah dan memberi makan orang berpuasa, berapa kali kita menghadiri majlis ilmu, majelis zikir dan majlis shalawat. 

 


Kelima, mempersiapkan kebaikan di bulan Sya’ban. 

 

Rasulullah dan para sahabat selalu memperbanyak puasa dan bersedekah pada bulan Sya'ban. Tujuannya sebagai latihan sekaligus tanda kegembiraan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Anas bin Malik r.a. berkata: Ketika kaum muslimin memasuki bulan Sya'ban, mereka sibuk membaca Al-Qur’an dan mengeluarkan zakat mal untuk membantu fakir miskin yang berpuasa.

 

Rasulullah saw bersabda:  

 

 أَخْرَجَ النَّسَائِيُّ وَأَبُو دَاوُدَ وَصَحَّحَهُ اِبْن خُزَيْمَةَ عَنْ أُسَامَة بْن زَيْدٍ قَالَ " قُلْت يَا رَسُول اللَّه لَمْ أَرَك تَصُومُ مِنْ شَهْر مِنْ الشُّهُور مَا تَصُوم مِنْ شَعْبَان ، قَالَ : ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاس عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَان ، وَهُوَ شَهْر تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَال إِلَى رَبّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ " (فتح الباري لابن حجر (باب صوم شعبان), الجزأ السادس, ص : 238)   

 

Artinya: Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Rasulullah saw. Katanya: "Ya Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa pada bulan-bulan yang lain sebanyak puasa di bulan Sya'ban ini? Beliau saw menjawab: Itulah bulan yang dilupakan orang, antara Rajab dan Ramadhan, bulan ditingkatkannya amal perbuatan kepada Allah Rabbul 'Alamin. Dan aku ingin amalku diangkat sedang aku dalam keadaan berpuasa." (HR An-Nasai).  

 

Keenam, mempersiapkan materi. 

 

Terakhir yang perlu kita perhatikan adalah bekal materi (finansial) sebelum memasuki Ramadhan, yang tujuannya untuk membantu ibadah kita selama satu bulan penuh. Karena dikhawatirkan bekerja mencari uang di bulan Ramadhan menjadikan kelelahan dan bahkan tidak berpuasa. 

 

Selain itu mempersiapkan materi juga bertujuan untuk mempermudah kita ketika ingin bersadaqah, infak dan zakat fitrah. 

 

Demikianlah khutbah yang singkat ini. Semoga bisa menjadi pengingat bagi kita semua. Dan semoga Allah swt selalu memberika kita rahmat, hidayah serta kekuatan untuk dapat mempersiapkan diri secara maksimal, menyongsong datangnya bulan Ramadhan besok, amin, amin ya Rabbal 'alamin.

 

   أَعُوذُ بِاللهِ مِن الشَّيْطانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحمن الرّحيم يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ أَيَّامًا مَّعْدُودَاتٍ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُ وَأَن تَصُومُواْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ   

 

Khutbah II

 

   اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي اِلىَ رِضْوَانِهِ. 

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

 اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

 اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَات

اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

 اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

 رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ  


(Yudi Prayoga, Pengajar di pondok pesantren Al Hikmah Bandar Lampung)


Khutbah Terbaru