• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Syiar

Keutamaan Bulan Sya’ban yang Perlu Diketahui

Keutamaan Bulan Sya’ban yang Perlu Diketahui
Ilustrasi gambar bulan Sya'ban (Sumber: NU Online)
Ilustrasi gambar bulan Sya'ban (Sumber: NU Online)

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah mengikhbarkan bahwa awal bulan Sya’ban 1444 H jatuh pada Rabu, 22 Februari 2023. Bulan Sya’ban sendiri adalah bulan kedelapan dalam kalender hijriyah. Bulan ini memiliki sejumlah keutamaan.


Sya’ban dalam bahasa Arab berasal dari kata syi’ab yang artinya jalan di atas gunung. Islam kemudian memanfaatkan bulan Sya’ban sebagai waktu untuk menemukan banyak jalan, demi mencapai kebaikan.


Bulan Sya’ban terletak di antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Karena diapit oleh dua bulan mulia ini, maka Sya’ban seringkali dilupakan. Padahal semestinya tidaklah demikian. 


Dalam bulan Sya’ban terdapat berbagai keutamaan yang menyangkut peningkatan kualitas kehidupan umat Islam, baik sebagai individu maupun dalam lingkup kemasyarakatan.


Karena letaknya yang mendekati bulan Ramadhan, bulan Sya’ban memiliki berbagai hal yang dapat memperkuat keimanan.


Umat Islam dapat mulai mempersiapkan diri menjemput datangnya bulan termulia dengan penuh suka cita dan pengharapan anugerah dari Allah swt, karena telah mulai merasakan suasana kemuliaan Ramadhan.


Rasulullah saw bersabda:


ذاكَ شهر تغفل الناس فِيه عنه ، بين رجب ورمضان ، وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين، وأحب أن يرفع عملي وأنا صائم -- حديث صحيح رواه أبو داود النسائي


Artinya: Bulan Sya’ban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadhan. Bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal. Karenanya, aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa (HR Abu Dawud dan Nasa’i).


Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan pengakuan Aisyah, bahwa Rasulullah saw tidak pernah berpuasa (sunnah) lebih banyak daripada ketika bulan Sya’ban. Periwayatan ini kemudian mendasari kemuliaan bulan Sya’ban di antara bulan Rajab dan Ramadhan. 


Oleh karena itu pada bulan ini, umat Islam dianjurkan memperbanyak berdzikir dan meminta ampunan serta pertolongan dari Allah swt. Pada bulan ini, sungguh Allah banyak sekali menurunkan kebaikan-kebaikan berupa syafaat (pertolongan), maghfirah (ampunan), dan itqun min adzabin naar (pembebasan dari siksaan api neraka). 


Dari sinilah umat Islam, berusaha memuliakan bulan Sya’ban dengan mengadakan shadaqah dan menjalin silaturahim. Umat Islam di Nusantara biasanya menyambut keistimewaan bulan Sya’ban dengan mempererat silaturahim melalui pengiriman oleh-oleh yang berupa makanan kepada para kerabat, sanak famili, dan kolega kerja mereka. 


Sehingga terciptalah tradisi saling mengirim parsel di antara umat Islam. Karena, di kalangan umat Islam Nusantara, bulan Sya’ban dinamakan sebagai bulan Ruwah, maka tradisi saling kirim parsel makanan ini dinamakan sebagai Ruwahan. Tradisi ini menyimbolkan persaudaraan dan mempererat ikatan silaturahim kepada sesama Muslim.


Keistimewaan bulan ini juga terletak pada pertengahannya yang biasanya disebut sebagai Nisfu Sya’ban. Secara harfiyah istilah Nisfu Sya’ban berarti hari atau malam pertengahan bulan Sya’ban atau tanggal 15 Sya’ban.


Kaum Muslimin meyakini bahwa pada malam ini, dua malaikat pencatat amalan keseharian manusia, yakni Raqib dan Atid, menyerahkan catatan amalan manusia kepada Allah swt, dan pada malam itu pula buku catatan-catatan amal yang digunakan setiap tahun diganti dengan yang baru.


Imam Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya’ban sebagai malam yang penuh dengan syafaat (pertolongan). Menurut al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan Sya’ban Allah swt, memberikan seperti tiga syafaat kepada hambanya. Sedangkan pada malam ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh.


Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun. Karena pada malam ke-15 bulan Sya’ban inilah, catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan Allah swt. 


Para ulama menyatakan bahwa Nisfu Sya’ban juga dinamakan sebagai malam pengampunan atau malam maghfirah, karena pada malam itu Allah swt menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi, terutama kepada hamba-Nya yang saleh.


Melihat banyaknya keutamaan di bulan Sya’ban seperti dilansir dari Keutamaan di Bulan Sya’ban kita sebagai umat Islam dapat memaksimalkan amal ibadah di bulan ini. Kita juga dianjurkan untuk mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadhan, di antaranya segera mengqadha puasa ramadhan bagi masih memiliki hutang puasa.
 


Syiar Terbaru