• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Kamis, 2 Mei 2024

Khutbah

Khutbah Jumat: Masjid Merupakan Tonggak Peradaban Islam

Khutbah Jumat: Masjid Merupakan Tonggak Peradaban Islam
Khutbah Jumat: Masjid Merupakan Tonggak Peradaban Islam
Khutbah Jumat: Masjid Merupakan Tonggak Peradaban Islam

Masjid merupakan tempat yang disucikan oleh umat Islam di seluruh dunia. Karena untuk memasuki saja, umat Muslim harus suci dari hadats besar, dan najis, melepaskan kedua alas kakinya, dan tidak membawa barang yang kotor dan najis. Masjid adalah tempat yang suci dari kemungkaran, kemusyrikan, dan kezaliman manusia.

 

Khutbah Jumat yang bertema “Masjid Merupakan Tonggak Peradaban Islam” menjadikan masjid sebagai pusat ibadah dan ritual keagamaan umat Islam, juga menjadi tempat syiar dakwah Islam, tempat menimba ilmu, tempat interaksi masyarakat, tempat segala permasalahan diselesaikan, dan sebagainya. 


Khutbah I

 

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيْدً .اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَرَسُوْلَ ولاَنَبِيَ بَعْدَهُ َاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِينَ وَتَابِعِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَ سُنَّتَهُ وَجَمَاعَتَهُ مِنْ يَوْمِ السَّبِيْقِيْنَ الْاَوَّلِيْنَ اِلَى يَوْمِ النَّهْضَةِ وَالدَّيْنِ اَمَّابَعْدَهُ
فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ وَأَحَثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ فَقَالَ اللهُ تَعَالَى. قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ ۞ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Hadirin rahimakumullah

Mengawali khutbah Jumat yang mulia dan penuh berkah ini, khatib mengajak jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt, dalam artian menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga dengan ketakwaan yang kita jaga sepanjang hembusan nafas kita, dapat menjadikan kita selalu dekat dengan Allah swt, sungguh Allah Maha dekat, lebih dekat dari pada urat nadi kita.

 

Dengan takwa juga menjadikan kita mendapat selalu mendapatkan rahmat dan cahaya-Nya. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al-Hadid ayat 28:

 

  يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَاٰمِنُوْا بِرَسُوْلِهٖ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَّحْمَتِهٖ وَيَجْعَلْ لَّكُمْ نُوْرًا تَمْشُوْنَ بِهٖ وَيَغْفِرْ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌۙ   

 

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya (Nabi Muhammad), niscaya Allah menganugerahkan kepadamu dua bagian dari rahmat-Nya dan menjadikan cahaya untukmu yang dengan cahaya itu kamu berjalan serta Dia mengampunimu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS Al-Hadid: 28).


Jamaah shalat Jumat yang berbahagia

Masjid merupakan bangunan suci yang disebut dengan rumah Allah (baitullah). Selain menjadi tempat paling dicintai oleh Allah swt, masjid juga sebagai tempat paling aman dan nyaman bagi hamba-hamba yang bermunajat kepada Allah swt. Sehingga tidak heran jika banyak hamba Allah yang betah berjam-jam di dalam masjid.

 

Syekh Nasr bin Muhammad As-Samarqandi dalam kitabnya Tanbihul Ghafilin, mengatakan bahwa umat Muslim akan memperoleh kemuliaan, salah satunya dengan memuliakan masjid. Dalam redaksinya disebutkan bahwa “Seorang hamba hanya akan memperoleh kemuliaan dan kedudukan di sisi Allah manakala dia (1) memuliakan perintah-perintah-Nya (2) memuliakan rumah-rumah Allah (masjid) dan (3) memuliakan hamba-hamba-Nya. 

 

Maka sudah sepatutnya bagi setiap Muslim untuk memuliakan dan menghormati masjid, sebab di dalam memuliakan dan menghormatinya terkandung juga sikap kita memuliakan dan mengagungkan Allah swt.

 

Di masa Rasulullah saw masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat mereguk dahaga spiritual lewat pelaksanaan shalat, tetapi juga menjadi tempat untuk menempa, membina, mendidik, dan melahirkan generasi para sahabat yang salah, cerdas dan kuat. Melahirkan generasi yang bertakwa dan militan, penuh semangat membela Islam. 

 

Maka dari sana lah lahir berbagai ilmu, baik dunia maupun akhirat, seperti ilmu tentang tauhid, fiqih, politik, kenegaraan, jihad, masalah sosial, ekonomi, dan sebagainya. Karena zaman dahulu Rasulullah saw dan para sahabatnya membahas setiap persoalan di masjid dan selesai juga di masjid. Kegiatan ini juga tetap dilestarikan pada generasi tabi’in dan tabi’at.

 

Jamaah shalat Jumat yang berbahagia

Masjid merupakan tempat yang banyak memecahkan berbagai masalah, tempat dosa-dosa hamba diampuni, tempat penuh kemudahan dan kemuliaan. Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 157 Allah swt mengatakan:

 

اُولٰٓٮِٕكَ عَلَيۡهِمۡ صَلَوٰتٌ مِّنۡ رَّبِّهِمۡ وَرَحۡمَةٌ‌ وَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡمُهۡتَدُوۡنَ

 

Artinya: Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (QS Al-Baqarah: 157).

 

Juga dalam surat Az-zumar ayat 53 Allah swt berfirman:

 

قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ ۞ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Artinya: Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang (QS Az-Zumar: 53).

 

Maasyiral muslimin rahimakumullah

Dalam sejarahnya, kaum Muslimin tidak dapat dipisahkan dan dijauhkan dari bangunan Masjid. Masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah semata, tetapi menjadi tempat diskusinya para ulama dan ilmuan Muslim, sehingga menjadikannya pusat peradaban kemajuan Islam.


Masjid menjadi saksi perhelatan berbagai kebudayaan, saksi pergantian pemerintahan dan menjadi saksi perubahan zaman. Dari generasi ke generasi ditandai dengan masjid. Nabi ketika hijrah ke Madinah yang dibangun pertama yakni masjid, dan para sahabat juga ketika hijrah dan dakwah ke penjuru bumi juga yang di bangun pertama adalah masjid. 


Karena dengan masjid, semua aktivitas Muslim bertumpu dan bertemu. Seperti kebutuhan umat Islam akan shalat berjamaah 5 waktu, membaca Al-Qur’an dan hadits serta mengajarkan kepada umat Muslim lainnya.  


Itu semua berkat yang dicontohkan oleh Rasulullah saw dalam menjadikan Masjid Nabawi sebagai pusat pembinaan spiritual, pemikiran, aktivitas kemasyarakatan yang sebelumnya terkenal jahiliyyah menjadi umat yang maju dan beradab. Rasul juga berhasil mengubah kampung kecil bernama Yatsrib yang terpencil menjadi kota besar bercahaya yang di kenal seluruh dunia hingga sekarang.
 
 
Dari contoh peran Nabi di atas sangat jelas, bahwa masjid tidak hanya menjaga keimanan umat Islam, tetapi juga membentuk masyarakat yang beretika, bersatu, dan peduli terhadap sesama. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam di seluruh dunia untuk tetap memelihara, melestarikan dan menjaga masjid di setiap daerah yang ditinggalinya. Karena dengan menjadikan masjid sebagai tempat berjamaah 5 waktu yang tidak terputus dan tempat mengkaji ilmu, maka akan menjadi inti dari peradaban Islam yang kuat dan berlanjut. 

 

Maasyiral muslimin rahimakumullah

Kejayaan Islam yang dimulai dari masjid jangan sampai hilang. Jika umat Islam menjauhi masjid niscaya peradaban dan kejayaan Islam akan meredup dan tenggelam ditelan zaman. Karena sesungguhnya yang menjadikan umat Islam berjaya adalah Allah swt.  Jika umat Islam sudah lupa dengan Allah dan menjauhi masjid, maka keilmuan dalam Islam juga akan meredup. Karena ibadah kepada Allah swt dan mengkaji ilmu merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan di dalam Islam. 

 

Maka, untuk tetap mempertahankan peradaban Islam yang dimulai dari masjid, maka ketakwaan setiap Muslim harus selalu dipupuk. Karena dengan takwa yang benar akan melahirkan semangat yang tinggi untuk memakmurkan masjid dan membangun peradaban Islam. Allah swt telah mengingatkan bahwa ketakwaan harus menjadi dasar niat utamanya.

 

 لَمَسْجِدٌ اُسِّسَ عَلَى التَّقْوٰى مِنْ اَوَّلِ يَوْمٍ اَحَقُّ اَنْ تَقُوْمَ فِيْهِۗ فِيْهِ رِجَالٌ يُّحِبُّوْنَ اَنْ يَّتَطَهَّرُوْاۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِيْنَ 

 

Artinya: Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama lebih berhak engkau melaksanakan salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang gemar membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang membersihkan diri (QS At-Taubah: 108).


Dari ayat di atas, kita bisa memahami bahwa dengan peningkatan takwa harus menjadi dasar awal dalam membangun peradaban Islam. Jangan sampai ilmu dicari dimana-mana tetapi masjid menjadi sepi karena tidak ada yang berjamaah. 


Hadirin yang dirahmati Allah swt,

Demikianlah khutbah yang singkat ini semoga menjadikan kita sebagai hamba yang selalu memakmurkan, menjaga, merawat dan melestarikan masjid. Karena dengan sikap tersebut akan menjadikan kita bagian dari kemajuan Islam.

 

Semoga juga kita diistikamahkan untuk selalu rindu terhadap masjid, baik untuk melaksanakan shalat 5 waktu secara berjamaah, maupun sebagai tempat untuk menimba ilmu dan aktivitas lainnya. Selain itu mari kita berdoa supaya dihindari dari sifat tidak malu terhadap kemaksiatan dan dosa yang kita lakukan, sehingga kita tidak intropeksi diri, tidak mau bertaubat dan meminta ampun dari Allah swt.

 

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

Khutbah II

 

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ   عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
 

Ustadz Yudi Prayoga, M Ag, Pengajar di Pondok Pesantren Al Hikmah Bandar Lampung


Khutbah Terbaru