
Pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah Kalisari Lampung Tengah, KH Ahmad Rubai pada acara Khotmil Quran wa Kutub TPA Al Huda Pengaleman di Pekon (Desa) Kresnomulyo, Pringsewu, Ahad (23/2/2025). (Foto: Istimewa)
Pringsewu, NU Online Lampung
Al-Qur’an adalah firman-firman Allah yang memiliki banyak kandungan dan keutamaan. Saat membacanya, seseorang harus memperhatikan tiga hal yang perlu disatukan agar dapat meraih keutamaan membaca Al-Qur’an secara sempurna. Tiga hal tersebut adalah menyatukan lisan, akal, dan hati.
Hal ini disampaikan oleh KH Ahmad Ruba’i, Pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah Kalisari Lampung Tengah, saat menyampaikan mauidzah hasanah pada acara Khotmil Quran wa Kutub TPA Al Huda Pengaleman di Pekon (Desa) Kresnomulyo, Pringsewu, Ahad (23/2/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Ia menjelaskan bahwa ketika membaca Al-Qur’an dengan lisan, dua hal lainnya, yakni akal dan hati, harus turut disatukan. “Jika hanya mulut saja yang mengeluarkan bacaan, maka itu belum mencapai keutamaan yang sempurna,” ujarnya.
Ia menilai banyak orang saat ini hanya membaca Al-Qur’an tanpa memahami maknanya, baik yang tersurat maupun yang tersirat.
“Sekarang ini banyak yang belajar agama hanya secara tekstual. Sedikit-sedikit minta dalil, sedikit-sedikit haram, sedikit-sedikit dilarang,” katanya.
Oleh karena itu, Kiai Ruba’i menekankan pentingnya memahami konsep ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan Allah dengan pemahaman yang mendalam. Ia pun mengingatkan umat Islam untuk belajar Al-Qur’an dengan cara yang baik, yaitu melalui bimbingan seorang guru.
“Belajar hanya melalui internet tanpa guru itu berbahaya. Sanad keilmuan sangat penting karena guru akan memberitahu mana yang salah dan mana yang benar,” ungkapnya.
Oleh karenanya ia berpesan agar orang tua memperhatikan pendidikan yang tepat untuk anak-anak dan generasi muda agar tidak hanya bergantung pada teknologi.
Terkait dengan tradisi haul yang turut digelar dalam kesempatan itu, ia menjelaskan bahwa meski secara tekstual tidak termaktub dalam Al-Qur’an, namun secara kontekstual kegiatan ini memiliki makna implisit yang merupakan perintah Allah.
“Banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan sejarah para nabi dan pendahulu. Ini menjadi bukti bahwa umat Islam harus mempelajari perjuangan mereka sekaligus mendoakan para pendahulu,” jelasnya.
Hadir pada kesempatan tersebut Mustasyar PCNU Kabupaten Pringsewu H Sujadi Sadat, Ketua PCNU Pringsewu Muhammad Faizin, para pengurus NU pengasuh pesantren, dan warga masyarakat di Kecamatan Ambarawa.