Menangkal Fitnah Zaman Akhir, Prof Mukri: Saring Sebelum Sharing
Kamis, 3 Juli 2025 | 16:05 WIB

Ketua Umum MUI Lampung, Prof Moh Mukri saat menyampaikan sambutan pada Musda MUI Tanggamus, Kamis (3/7/2025). (Foto: Istimewa)
Tanggamus, NU Online Lampung
Di tengah derasnya arus informasi digital, masyarakat kini dihadapkan pada salah satu tantangan terbesar di zaman akhir yakni fitnah melalui konten-konten yang menyesatkan. Mulai dari hoaks, provokasi, ujaran kebencian, hingga narasi pesimisme yang merusak optimisme umat.
Melihat kondisi ini, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung, Prof KH Moh Mukri mengajak umat Islam khususnya pengurus MUI untuk mengedukasi masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi.
“Saring sebelum sharing. Mari lebih cermat dan bertanggung jawab dalam bermedia sosial. Jangan sampai jari jemari kita menjadi penyebar fitnah, yang akibatnya bisa meluas tak terkendali," katanya saat menutup Musyawarah Daerah (Musda) VI MUI Kabupaten Tanggamus yang digelar di Kompleks Islamic Center, Kota Agung, pada Kamis (3/7/2025).
Dalam menghadapi gelombang konten negatif, para pengurus MUI juga tidak boleh ikut terjebak dalam kelompok yang menyuarakan narasi pesimisme dan perpecahan. Justru, sebagai tokoh umat dan penjaga moral masyarakat, pengurus MUI harus menjadi agen penyebar kebaikan.
"Tugas kita adalah menviralkan narasi positif dan menenggelamkan konten negatif dengan konten yang penuh harapan, persatuan, dan semangat membangun," ungkapnya.
Lebih dari itu, Ketua PBNU ini mengajak seluruh pengurus untuk memperkuat solidaritas internal. Bersatu, saling menopang, dan menjaga ukhuwah, layaknya sapu lidi yang kuat saat terikat bersama.
"Dengan kekompakan ini, segala upaya untuk memecah belah dan menyebar pesimisme dapat dihadapi dengan kokoh dan bijak," ungkapnya.
Di tengah berbagai fitnah akhir zaman ini lanjutnya, umat butuh pencerahan. Dan MUI hadir sebagai cahaya penuntun. Saat narasi keburukan bertebaran, maka pengurus MUI menurutnya dituntut untuk menjadi sumber narasi kebaikan yang menguatkan, menyejukkan, dan menyatukan.