Orang Tua Sudah Wafat, Ini Cara Menebus Kesalahan yang Telah Lalu
Selasa, 6 Juni 2023 | 06:57 WIB
Kehidupan adalah perjalanan yang penuh dengan berbagai liku dan tantangan. Salah satu momen yang menyedihkan diantaranya adalah kehilangan orang tua tercinta yang telah wafat.
Namun, di tengah duka yang mendalam, ada hal-hal yang perlu diperhatikan oleh anak-anak yang ditinggalkan oleh orang tua mereka. Seperti kesalahan yang telah dibuat seorang anak ketika orang tua masih hidup.
Sebagai anak sudah semestinya kita berbakti kepada orang tua, apalagi dalam usia senja atau dalam kondisi mereka sedang sakit. Allah swt berfirman:
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا، إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
Artinya: Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia (Al-Isra ayat 23).
Saking pentingnya birrul walidain atau berbakti kepada kedua orang tua, Allah memposisikannya sebagai amal saleh kedua setelah beribadah kepada-Nya sebagaimana ayat di atas.
Lalu bagaimana dengan pertanyaan di atas, ketika anak merasa berdosa karena kurang maksimal dalam berbakti kepada ayahnya? Adakah cara tertentu untuk menebus kesalahan terhadap orang tua yang sudah wafat?
Baca Juga
2 Cara Berbakti pada Kedua Orang Tua
Berbakti kepada orang tua tidak mengenal batas, apakah orang tua masih hidup atau sudah wafat. Demikian pula meminta ridha, kerelaan, membahagiakan orang tua tetap bisa dilakukan meskipun mereka telah wafat.
Dilansir dari NU Online, suatu kali ada yang pernah ditanyakan kepada Imam Abul Laits as-Samarqandi (333-373 H), pakar fiqih Hanafi, ahli hadits sekaligus sosok ulama sufi asal Samarkand (Uzbekistan) sekarang. Andaikan ada kedua orang tua yang wafat dalam kondisi murka terhadap anaknya, apakah anaknya tersebut dapat meminta ridhanya?
Imam Abul Laits menjawab bahwa anak itu masih dapat membuat kedua orang tua meridhainya dengan tiga hal. Pertama, anak tersebut menjadi orang yang saleh. Kedua, menyambung silaturahim terhadap kerabat dan teman-teman karib kedua orang tuanya. Ketiga, memohonkan ampunan, mendoakan, dan sedekah atas nama mereka.
Imam Abul Laits menekankan, meskipun semuanya baik dan dapat membuat kedua orang tua yang telah wafat meridhai anaknya, namun yang paling penting adalah yang pertama, yaitu si anak berupaya secara sungguh-sungguh menjadi orang yang saleh. Sebab tidak ada yang paling membahagiakan orang tua yang sudah wafat daripada kesalehan dari si anak sendiri.
Jadi, semakin saleh anak, maka semakin bahagia dan semakin ridha orang tua terhadapnya, meskipun orang tua sudah meninggal dunia. Imam Abul Laits menegaskan:
لأَنَّهُ لا يَكُونُ شَيْءٌ أَحَبَّ إلَيْهِمَا مِنْ صَلاحِهِ
Artinya: Karena tidak ada sesuatu pun yang lebih menyenangkan kedua orang tua yang sudah meninggal daripada kesalehan anaknya (Abul Laits as-Samarqandi, Tanbihul Ghafilin, [Manshurah, Maktabah al-Iman: 1994], halaman 94).
Kembali pada pertanyaan, adakah cara tertentu untuk menebus kesalahan terhadap orang tua yang sudah wafat? Maka jawabannya adalah ada, yaitu berusaha menjadi pribadi yang saleh, menyambung silaturahim terhadap kerabat dan teman-teman karib kedua orang tua, dan memohonkan ampunan, mendoakan, dan sedekah atas nama mereka.
Namun dari ketiga cara ini yang paling utama adalah yang pertama, yaitu anak berusaha secara sungguh-sungguh untuk semakin menjadi pribadi yang saleh, semakin saleh, dan semakin saleh.
Demikianlah penjelasan mengenai cara menebus kesalahan kepada orang tua yang telah wafat. Semoga kita senantiasa menjadi anak yang berbakti kepada orang tua.