Bandar Lampung, NU Online Lampung

Universitas Lampung (Unila) bersama Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dikti Ristek) melakukan diskusi dengan perguruan tinggi negeri maupun swasta di Ruang Sidang lantai 2 Unila, Sabtu (26/8/2023).

 

Rektor Unila, Prof Lusmeilia Afriani menyampaikan, diskusi ini bertujuan untuk mengetahui progres dan kendala di perguruan tinggi negeri maupun swasta terkait program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan Indikator Kinerja Utama (IKU).

 

“Unila sendiri telah mengikuti program MBKM dan menemukan kendala pada bagian pengisian nilai atau konfersi mata kuliah pada tiap semesternya,” ujarnya dilansir dari laman Unila.

 

Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Dikti Ristek, Prof Nizam menyampaikan, esensi dari program MBKM ini untuk memberikan kesempatan mahasiswa untuk beradaptasi pada perubahan kemajuan di dunia kerja.

 

“Sehingga mahasiswa memiliki bekal untuk menjadi pribadi yang mandiri guna memajukan Indonesia,” ungkapnya.

 

Para dosen dituntut untuk berani mentransformasikan perkuliahan menjadi lebih dinamis, dengan mengkombinasikan masalah nyata di masyarakat.

 

“Seperti menghadirkan para praktisi di kelas dan menerapkan metode pembelajaran problem solving,” katanya.

 

Untuk pencapaian IKU, lanjutnya, perlu dilakukan kolaborasi antar fakultas dalam mengembangkan persepsi mahasiswa untuk menurunkan batasan-batasan ilmu agar siap meramu perubahan kemajuan di masa depan.

 

“Selain itu, perguruan tinggi diharapkan dapat mengembangkan potensi-potensi mahasiswa melalui pelatihan keterampilan berbagai bidang pekerjaan untuk membangun masa depannya,” ujarnya.

 

Acara dilanjutkan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Universitas Lampung dan Universitas Warmadewa disaksikan oleh Plt Dirjen Dikti.

 

Diskusi ini dihadiri oleh perwakilan perguruan tinggi negeri dan swasta dari seluruh Indonesia, para Wakil Rektor Unila, seluruh Dekan fakultas Unila, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT), dan tamu undangan lainnya.