Peringatan Hari Otak Sedunia atau World Brain Day jatuh setiap tanggal 22 Juli. Peringatan ini dicetuskan oleh Federasi Neurologi Dunia (WFN) untuk meningkatkan kesadaran akan masalah kesehatan menyangkut otak manusia.
Otak sendiri merupakan organ vital dan kompleks yang dilindungi oleh tengkorak dan selaput otak (meninges). Ia mengendalikan pikiran, ingatan, emosi, sentuhan, keterampilan motorik, penglihatan, pernapasan, suhu, rasa lapar, dan setiap proses yang mengatur tubuh kita.
Organ ini terdiri dari sejumlah jaringan dan miliaran sel saraf pendukung serta terhubung dengan sumsum tulang belakang. Beberapa saraf di otak langsung menuju bagian tubuh tertentu, seperti mata, telinga, dan bagian kepala lainnya.
Baca Juga
Hukum Permainan Catur dalam Islam
Namun, beberapa saraf lainnya terhubung ke bagian tubuh melalui sumsum tulang belakang untuk mengontrol kepribadian, indera, serta fungsi tubuh lain, seperti bernapas hingga berjalan.
Organ otak bagi manusia merupakan ciptaan Allah swt yang Maha Agung, setiap susunanya sangat mendetail dan memiliki peran yang sangat besar bagi kehidupan manusia.
Sehingga, Allah swt sendiri menciptakan manusia dan memuliakannya melebihi makhluk lain di muka bumi, salah satunya karena diberikannya otak yang baik untuk berpikir.
Pernyataan ini terekam dalam Al-Qur’an surat Al-Isra Ayat 70:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِىٓ ءَادَمَ وَحَمَلْنَٰهُمْ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ وَرَزَقْنَٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَفَضَّلْنَٰهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan (QS Al-Isra: 70).
Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menyebutkan tentang otak atau sel saraf dalam tiga surat yang berbeda yaitu:
Pertama, Surat Hud ayat 56:
إِنِّى تَوَكَّلْتُ عَلَى ٱللَّهِ رَبِّى وَرَبِّكُم ۚ مَّا مِن دَآبَّةٍ إِلَّا هُوَ ءَاخِذٌۢ بِنَاصِيَتِهَآ ۚ إِنَّ رَبِّى عَلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ
Artinya: Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus (QS Hud: 56).
Kedua, Surat Ar-Rahman ayat 41:
يُعْرَفُ ٱلْمُجْرِمُونَ بِسِيمَٰهُمْ فَيُؤْخَذُ بِٱلنَّوَٰصِى وَٱلْأَقْدَامِ
Artinya: Orang-orang yang berdosa dikenal dengan tanda-tandannya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki mereka (QS Ar-Rahman: 41).
Ketiga, Surat Al-‘Alaq ayat 16:
نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ
Artinya: (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka (QS Al-‘Alaq: 16).
Dari ketiga ayat di atas dijelaskna arti otak atau sel saraf disebutkan dalam kata naashiyah yang memiliki arti ubun-ubun. Sehingga arti tersebut menjadikan tanda yang istimewa bagi manusia dibanding makhluk Allah yang lainnya. Keistimewaan tersebut terletak pada posisi otak manusia yang berada di bagian atas tubuh dan dilindungi oleh tulang tengkorak kepala yang kuat.
Otak dalam pandangan Islam memiliki kontroversi dan ambigu (maknanya lebih dari satu), karena ada yang berpendapat bahwa otak berbeda dengan akal, dan ada yang berpendapat bahwa akal dan otak itu sama.
Harun Nasution termasuk orang yang membedakan, dan menyatakan bahwa akal dalam pengertian Islam bukanlah otak, melainkan daya berpikir yang terdapat dalam jiwa manusia sebagaimana digambarkan Al-Qur’an, memperoleh pengetahuan dengan memperhatikan alam sekitarnya.
Sedangkan yang berpendapat bahwa akal sama dengan otak, karena akal adalah fungsi dari otak, sehingga apabila otak seseorang rusak, akalnya pun cacat.
Terlepas dari perdebatan di atas, yang jelas otak dan akal merupakan organ penting dalam kehidupan manusia, karena fungsinya untuk memahami dan menerjemahkan ayat-ayat (tanda) Allah swt, baik yang tertulis (Al-Qur’an) maupun yang terhampar luas (alam semesta).
(Yudi Prayoga)