• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Warta

Safari Maulid Simtudduror MWC NU Rajabasa Kupas Dalil Maulid Nabi

Safari Maulid Simtudduror MWC NU Rajabasa Kupas Dalil Maulid Nabi
Safari Maulid Simtudduror MWC NU Rajabasa
Safari Maulid Simtudduror MWC NU Rajabasa

Bandar Lampung, NU Online Lampung  

 

Lahirnya Rasulullah SAW merupakan sebuah kenikmatan besar yang diberikan Allah kepada umat manusia. Hadirnya sosok pembawa kebenaran, keadilan, dan keindahan hidup tentu menjadi kabar gembira, terutama bagi umat Islam.
 

Sebagai bentuk rasa syukur, sebagian besar umat Islam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw. dengan merayakan maulid nabi. Peringatan ini merupakan sebuah ekspresi kebahagiaan dan penghormatan pada sang baginda.
 

Begitu dikatakan Ahmad Ishomuddin atau sering disapa gus Ishom dalam ceramahnya di acara Safari Maulid Simtudduror Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung, Sabtu (16/10/2021),

 

Ia mengatakan bahwa maulid nabi merupakan bentuk cinta kepada baginda Rasulullah SAW.
“Maulid ini tujuannya adalah bentuk cinta kita kepada baginda nabi. Bentuk kebahagian kita atas kelahirannya nabi,” ucap rais syuriah PBNU tersebut.
 

Selain itu, ia juga mengutip perkataan  syaikhul Islam imam al-Ghozali bahwa memperingati maulid nabi Muhammad SAW lebih utama dari peringatan Idul Fitri dan Idul Adha. Sebab semua perkara- perkara syariat dikenalkan oleh baginda nabi.
 

Kutipan tersebut begitu kontras dengan apa yang sering diungkapkan kelompok wahabi takfiri yang mengatakan bahwa memperingati maulid nabi Muhammad SAW adalah haram.
 

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa sebenarnya Rasulullah SAW dahulu juga selalu memperingati hari kelahirannya. Rasul selalu berpuasa pada hari Senin sebagai bentuk rasa syukur atas diberikannya nikmat dilahirkannya ke muka bumi.

 

“Nabi bermualid dengan cara berpuasa pada setiap hari kelahiran beliau, yakni hari Senin. Ini dilakukan beliau atas dasar rasa sukur telah dilahirkan di dunia ini,” ucap Gus Ishom.
Oleh karena itu, kata dia, sudah sewajarnya sebagai umat Rasulullah SAW pun ikut senang dan turut memperingati hari kelahiran beliau.
 

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa perintah memperingati maulid memang tidak terucap dari lisan Rasul. Namun jika memperhatikan kebiasaan Rasulullah SAW yang selalu melaksanakan puasa dihari kelahirannya, menunjukkah bahwa Rasul telah merayakannya dengan hal yang bermanfaat. Kemudian dari hal ini juga kita dapat ketahui bahwa hukum haram dalam meperingati maulid nabi tidaklah memiliki dasar yang kuat dan batal.
 

Pada akhir ceramahnya, dalam memperingati maulid nabi kali ini, Gus Ishom mengajak umat Islam untuk memperbanyak membaca sholawat. Kemudian bermaulid bukan hanya bulan robiul awal saja, namun sewaktu-waktu juga bermaulid.

 

“Dan juga sebagai bentuk cinta kita kepada baginda nabi harus diaplikasikan secara total bukan hanya bagian-bagian yang mudah saja, namun keselurahan dari sunnahnya harus diaplikasan secara total,” pungkasnya.

 

(M.Ulil Hidayat)

 

 

 


Editor:

Warta Terbaru