• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Kamis, 2 Mei 2024

Warta

Rasulullah Diutus untuk Misi Memanusiakan Manusia

Rasulullah Diutus untuk Misi Memanusiakan Manusia
Rasulullah Diutus untuk Misi Memanusiakan Manusia (Foto: Istimewa)
Rasulullah Diutus untuk Misi Memanusiakan Manusia (Foto: Istimewa)

Bandar Lampung, NU Online Lampung

Islam sangat menghargai kemanusiaan, karena kehidupannya yang diberikan oleh Allah swt. Rasulullah saw merupakan utusan yang memanusiakan manusia atau menjadikan manusia makhluk yang sangat mulia.


Hal tersebut disampaikan oleh Ustadz Ahmad Ikhwani di Aula Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Bandar Lampung pada acara Moderasi Beragama yang diadakan oleh Tim Dosen Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Negri (UIN) Raden Intan, Ahad (10/9/2023).


“Mengena Rasul diutus untuk misi kemanusiaan sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 70 yang berbunyi dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna,” ujarnya. 


Menurut Alumni Doktoral Universitas Al-Azhar Mesir itu, Rasulullah saw juga mengajarkan kepada para sahabat kala itu untuk menghormati pemeluk agama lain. Peristiwa tersebut direkam dalam hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. 


“Dari Abdurrahman bin Abi Laila, Qais bin Sa’ad dan Sahal bin Hunaif sedang berada di Qadisiyah. Lalu sebujur jenazah ditandu orang melewati keduanya. Keduanya pun berdiri untuk menghormati. ‘Bukankah jenazah itu adalah (non-Muslim ahludz dzimmah) penghuni dunia?’ tanya orang di sekitarnya. Keduanya menjawab: Satu keranda jenazah digotong orang melewati Rasulullah saw. Beliau kemudian berdiri. Ketika diberitahu bahwa itu adalah jenazah Yahudi, Rasulullah saw menjawab: Bukankah ia manusia juga? (HR Bukhari dan Muslim),” paparnya. 


Ia melanjutkan, mengutip beberapa dalil fiqih, bahwasanya keselamatan jiwa manusia itu lebih penting daripada ibadah. 


“Misalkan ada orang kafir dzimmi yang tenggelam, dan dikala itu tidak ada yang menolong maka kita wajib menolongnya,” katanya. 


Menurut Dosen Fakultas Syariah UIN Raden tersebut, meskipun dalam keadaan shalat fardhu (ibadah mahdlah). Karena Islam sangat memuliakan keselamatan jiwa.

(Yudi Prayoga)
 


Warta Terbaru