• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Selasa, 2 Juli 2024

Warta

Rakorwil Muslimat, Ketua PWNU Lampung: Tiga Tanggung Jawab Harus Diselesaikan Bersama

Rakorwil Muslimat, Ketua PWNU Lampung: Tiga Tanggung Jawab Harus Diselesaikan Bersama
Ketua PWNU Lampung, H Puji Raharjo saat menyampaikan sambutan pada Rakorwil Muslimat NU Lampung di Balai Keratun, Sabtu (29/6/2024) (Foto: Istimewa)
Ketua PWNU Lampung, H Puji Raharjo saat menyampaikan sambutan pada Rakorwil Muslimat NU Lampung di Balai Keratun, Sabtu (29/6/2024) (Foto: Istimewa)

Bandar Lampung, NU Online Lampung 

Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung, H Puji Raharjo mengatakan, semua kekuatan Nahdlatul Ulama, terkhusus Muslimat NU di Lampung harus terkoordinasi dengan baik. Sehingga harakah dan hikmahnya bisa seiring sejalan, semua jajaran Muslimat bisa satu langkah, dan ketika bergerak bisa merubah Provinsi Lampung menjadi lebih baik.

 

Hal tersebut disampaikan pada Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Pimpinan Wilayah (PW) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Lampung di Balai Keratun Kantor Pemerintah Provinsi Lampung, Sabtu (29/6/2024).

 

Muslimat adalah bagian dari Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU), yang mana ulama itu adalah warasatul anbiya (pewaris Ulama). Maka ibu-ibu nyai sekalian merupakan pewaris para nabi.

 

“Nabi-nabi itu dinantikan kehadirannya karena mampu menjawab problematika yang dihadapi oleh umat. Mengutip pernyataan Wapres RI KH Maruf Amin, sebagai pewaris para Nabi, kita memiliki 3 tanggung jawab yang ditanggung oleh kita semua,” ujarnya.

 

Ketiga tanggung jawab itu, Pertama, Mas’uliyah Ad-Diniyyah yaitu tanggung jawab keagamaan. Sebagai warga NU di setiap tingkatan, di antaranya ada yang mendirikan pesantren, mengajar majelis ta’lim, mengikuti ikatan dai, dan sebagainya. Itu semua merupakan bagian dari menjawab dan merespon mas’uliyah ad-Diniyyah.

 

Seperti kita ketahui, lanjut H Puji, hampir semua kita saat ini sangat aktif di dunia maya, yaitu melalui ponselnya masing-masing. Menyikapi hal itu, maka Muslimat harus hadir mengisi jagat maya dengan dakwah di media sosial.

 

“Jangan sampai yang mengisi dakwah di media sosial itu orang-orang yang baru mengenal agama, seolah-olah sudah mengerti dan mendapat wahyu dari Allah swt. Sementara ibu-ibu Muslimat ini pastinya sudah belajar agama lebih dalam, sehingga bila berdakwah di ranah digital, dampaknya akan lebih luas,” kata Kiai Puji.

 

Kedua, Mas’uliyah Ummatiyah yaitu tanggung jawab keumatan. Hal ini bisa berupa masalah ekonomi dan kesejahteraan, yakni organisasi harus mampu mandiri dalam hal ekonomi.

 

“Bisa dilakukan dengan program menanam buah di rumah masing-masing, yang nantinya hasil buah tersebut dapat menjadi penghasilan bagi ibu-ibu Muslimat. Juga buahnya bisa menjadi sedekah bagi tetangga kita yang membutuhkan,” tuturnya.

 

Kepala Kanwil Kemenag Lampung itu mengatakan, masalah keumatan lainnya saat ini adalah stunting, yang harus menjadi perhatian bersama, karena akan membahayakan generasi yang akan datang. Di NU juga ada namanya Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) yang menangani kasus stunting ini.

 

Ketiga, Mas’uliyah Wathaniyah yaitu tanggung jawab kebangsaan. Indonesia di tengah bangsa-bangsa besar tengah mengalami perubahan peta politik dunia, yang menyebabkan ketidakstabilan hubungan antarnegara.

 

“Oleh karena itu, NU sebagai bagian yang mendirikan bangsa Indonesia harus menjaga keutuhan bangsa kita dari perpecahan, seperti masuknya paham-paham luar yang ingin memecah belah bangsa,” ungkapnya.

 

Masalah kebangsaan ini juga ketika memilih pemimpin, baik itu Presiden, Gubernur, maupun Wali Kota atau Bupati. Sebenarnya yang terpenting bukan tentang siapa yang akan memimpin. Namun, apa yang bisa diperoleh dari kontestasi tersebut untuk kesejahteraan umat di masa yang akan datang.

(Dian Ramadhan)


Warta Terbaru