Warta

Pelatihan Bina Kader Dakwah, Berikut Ini 8 Kunci Sukses dalam Berdakwah

Senin, 14 Oktober 2024 | 08:04 WIB

Pelatihan Bina Kader Dakwah, Berikut Ini 8 Kunci Sukses dalam Berdakwah

Ketua Fordaf NU Lampung, Ustadzah Nur Laila Bisriyah saat menyampaikan materi kiat sukses berdakwah. (Foto: Istimewa)

Tanggamus, NU Online Lampung

Dalam mensyiarkan Islam dengan metode dakwah atau ceramah, penting untuk memahami kiat-kiat sukses dalam berdakwah. Karena dakwah yang berhasil yaitu dakwah yang menarik, dan jamaah mengamalkan pesan-pesan kebaikan dari pendakwah.


Hal tersebut disampaikan Pemateri Pelatihan Kader Dakwah Lampung Angkatan 2, Ustadzah Nur Laila Bisriyah di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Tanggamus, Sabtu-Ahad (12-13/10/2024).


“Jika kita ingin sukses dalam berpidato, terdapat delapan poin yang harus dipahami bagi calon pendakwah dalam mensyiarkan agama Islam,” ujarnya.


Pertama, memiliki mental atau percaya diri. Percaya diri adalah modal utama yang harus dimiliki oleh seorang da’i. Kedua, menyiapkan materi, bisa melalui Nash (Al-Qur’an), Hadits Nabi Muhammad saw, biografi para ulama, bisa juga dari website yang terpercaya dan layak dijadikan rujukan.


“Kemudian ketiga, yaitu intonasi. Disampaikan dengan sepenuh hati, perlu ada penekanan nada pada bagian-bagian tertentu, agar tidak terkesan biasa saja,” kata Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Forum Daiyah Fatayat (Fordaf) Nahdlatul Ulama (NU) Lampung itu.


Keempat, gestur tubuh, yaitu gerak tubuh yang membuat pendengar fokus dengan materi yang kita sampaikan. Seperti mimik wajah harus mampu menatap dan menjangkau semua audiens yang hadir.


Kelima, gimik. Ini salah satu kunci agar pidato atau ceramah kita tidak monoton, agar jamaah tetap antusias mendengarkan yang disampaikan. Gimik dalam berpidato, misalnya membuat pantun, selingan shalawat dan juga cerita pengalaman hidup. “Bisa juga tentang diri sendiri atau orang lain, yang masih berkaitan dengan materi yang disampaikan,” paparnya.


Selanjutnya keenam, perbanyak latihan. Jika sebagai pemula harus perbanyak melatih diri. Karena jika jam terbang sudah sering maka dengan sendirinya bisa menguasai audiens dan percaya diri akan lebih kuat.


Ketujuh, mengenali audiens. Harus bisa menyesuaikan materi dengan jamaah yang hadir agar materi yang kita sampaikan bisa diterima jamaah. Misalnya kita mengisi ceramah Maulid Nabi Muhammad di komunitas pelajar.


“Maka materi kita selain tentang keteladanan Rasul dan juga memberi motivasi untuk rajin belajar untuk bekal di depan,” ungkapnya.


Kedelapan, tazkiyatun nafs, yaitu membersihkan diri. Seorang pendakwah harus mampu mengasah dan memperbaiki kualitas spiritualitas. Seperti rajin berpuasa sunnah, berdzikir, dan riyadlah (ibadah khusus) lainnya.


“Agar setiap kata yang keluar mampu memancarkan cahaya kebaikan yang tulus  dalam hati dan bisa sampai kepada para jamaah,” kata Ustadzah Ela yang pernah menjadi finalis Dai Aksi Indosiar 2019 itu

(Yobi Roma)