• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Warta

Panggilan Seseorang Setelah Berhaji dalam Tradisi Lampung

Panggilan Seseorang Setelah Berhaji dalam Tradisi Lampung
Jamaah Haji Lampung Barat. (Foto: Istimewa)
Jamaah Haji Lampung Barat. (Foto: Istimewa)

Bandarlampung, NU Online Lampung
Setelah melaksanakan rangkaian rukun dan wajib haji di Tanah Suci Makkah, seseorang menyandang status ‘haji’. Hal ini sekaligus menandai paripurnanya keislaman seseorang dengan telah melaksanakan rukun Islam yang kelima. Dalam tradisi Lampung, rampungnya prosesi haji ini juga ditandai dengan berubahnya panggilan keseharian dari orang tersebut.


Hal ini diungkapkan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lampung Barat H Pairozi kepada NU Online Lampung, Rabu (13/7/2022). Hal ini diungkapkannya setelah para jamaah haji khususnya dari Lampung Barat telah menyelesaikan rangkaian ibadah haji.


“Status sosial pun berubah, yang semula dipanggil Atin berubah menjadi Atin Aji, yang Udo menjadi Udo Aji, yang Abang menjadi Abang Aji, yang adek menjadi Adek Aji,” jelasnya dalam keterangan tertulisnya.


“Para Jam'ah perempuan pun serupa, yang semula berstatus sosial Cik Wo berubah menjadi Cik Wo Aji, yang sebelumnya Wo berubah menjadi Wo Aji, yang Cik Ngah menjadi Cik Ngah Aji, yang Ngah menjadi Ngah Aji,” imbuhnya.


Namun ia menegaskan bahwa perubahan status seperti ini bukanlah sesuatu yang menjadi tujuan para jamaah haji. Hal ini merupakan bentuk penghormatan dari masyarakat Lampung kepada seseorang yang sudah berhaji. Hal ini menandakan bahwa seseorang telah paripurna melaksanakan rangkaian amaliah ibadah yang merupakan rukun Islam yang kelima ini.

 

Kondisi jamaah saat ini
Pairozi mengungkapkan bahwa saat ini, jamaah haji telah selesai melaksanakan rangkaian ibadah haji di tanah suci. Hal ini ditandai dengan kembalinya para jamaah ke hotel di Arab Saudi setelah melakukan nafar Awal atau Nafar Tsani.


“Nafar Awal adalah jamaah yang mengambil pilihan untuk keluar dari Mina pada 12 Dzulhijjah sebelum terbenamnya matahari. Sementara jamaah yang akan tetap menginap sampai 13 Dzulhijah, inilah yang disebut dengan Nafar Tsani,” terang pria yang juga Ketua Pergunu Lampung Barat ini.


Sekembalinya ke hotel di Makkah, jamaah akan menjalani rukun haji seperti Thawaf Ifadlah dan Sa'i di Masjidil Haram. Selanjutnya Beberapa hari ke depan, kepadatan aktivitas jamaah pun akan bergeser ke Masjidil Haram. (Muhammad Faizin)


Editor:

Warta Terbaru