Warta

Inilah Ciri Orang yang Dicintai Allah dalam Berorganisasi dan Berdakwah

Senin, 17 Maret 2025 | 20:22 WIB

Inilah Ciri Orang yang Dicintai Allah dalam Berorganisasi dan Berdakwah

Ketua PCNU Pringsewu, H Muhammad Faizin saat menghadiri safari Ramadhan MWCNU Pagelaran di Masjid Al-Ikhlas Blitar, Desa Patoman, Kecamatan Pagelaran, Selasa (17/3/2025). (Foto: Istimewa).

Pringsewu, NU Online Lampung

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu, H Muhammad Faizin mengungkapkan bahwa salah satu ciri orang yang dicintai Allah dalam berdakwah dan berorganisasi adalah mereka yang mampu berbaris dengan rapi dalam menjalankan organisasi dan dakwah di jalan Allah. 

 

Menurutnya, ketika berbaris dengan rapi, kekuatan dan kekompakan akan muncul, untuk menyelesaikan berbagai problem yang ditemui. Ia mengibaratkan bahwa barisan yang kuat dalam organisasi sama seperti bangunan yang kokoh sesuai firman Allah dalam Al-Qur’an Surat As-Shaff ayat 4.

 

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang (berdakwah) di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh,” katanya saat dalam Safari Ramadan yang diselenggarakan oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pagelaran di Masjid Al-Ikhlas Blitar, Desa Patoman, Kecamatan Pagelaran, Selasa (17/3/2025).

 

Dalam konteks Nahdlatul Ulama dan Indonesia, lanjutnya, ia menegaskan bahwa pengurus NU harus terus menguatkan barisan demi tercapainya visi dan misi organisasi. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh pengurus untuk selalu berkhidmah dalam memperkuat NU, baik dalam hal tata kelola, penguatan agenda program kerja, maupun pengembangan sumber daya manusia.

 

Selain itu, ia juga mengingatkan para kader, warga masyarakat, serta alumni pesantren untuk menunjukkan kiprah positif di tengah masyarakat dalam berdakwah. Ia menyoroti fenomena globalisasi yang memungkinkan penyebaran informasi agama secara luas, tetapi tidak selalu diimbangi dengan kesadaran masyarakat untuk mencari ilmu dari sumber yang sahih. 

 

“Banyak orang belajar agama melalui internet tanpa mengetahui silsilah keilmuan penyampaiannya hingga Rasulullah saw. Akibatnya, muncul individu yang bersemangat dalam beragama, tetapi dengan pemahaman yang rapuh sehingga menafsirkan agama tidak berdasarkan ilmu para ulama,” katanya.

 

Fenomena ini, menurutnya, harus direspons oleh para pengurus NU dengan terus memotivasi kader dari pondok pesantren agar berperan aktif di masyarakat dan memberikan manfaat dengan ilmu yang dimiliki. 

 

Ia pun mengutip dawuh KH Mustofa Bisri yang menekankan bahwa di era ini, prinsip sing waras ngalah (yang bijak mengalah) tidak selalu tepat digunakan. Hal ini karena jika kebenaran tidak ditampilkan, maka yang salah bisa mendominasi.

 

Sementara itu, Ketua MWCNU Pagelaran, Kiai Muchtar mengatakan bahwa penting bagi setiap pengurus untuk berkhidmat di NU demi meraih keberkahan hidup. Khidmat ini dapat dilakukan dengan menata niat yang baik serta menjalankan program-program kerja yang telah disepakati bersama.

 

“Acara Safari Ramadhan ini diharapkan dapat semakin mempererat ukhuwah Islamiyah di antara para pengurus dan warga NU, sekaligus memperkuat peran Nahdlatul Ulama dalam menjaga persatuan dan dakwah Islam yang rahmatan lil alamin,” harapnya.

 

Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan penyerahan santunan kepada anak yatim di Kecamatan Pagelaran. Acara ini turut dihadiri oleh jajaran pengurus MWCNU dan pengurus ranting se-Kecamatan Pagelaran, serta perwakilan dari badan otonom NU seperti Muslimat, Fatayat, Ansor, dan Banser.