Warta

Ini ‘Mantra’ Bupati Riyanto Pamungkas saat Panen Raya Padi di Pringsewu

Selasa, 8 April 2025 | 19:09 WIB

Ini ‘Mantra’ Bupati Riyanto Pamungkas saat Panen Raya Padi di Pringsewu

Bupati Pringsewu, Riyanto Pamungkas pada panen raya padi di Jl Dr dr Sugiri Syarief, Pekon (Desa) Klaten, Kecamatan Gadingrejo, Senin (7/4/2025). (Foto: Istimewa)

Pringsewu, NU Online Lampung

Ada hal yang unik saat gelaran Panen Raya Padi di Kabupaten Pringsewu, Senin (7/4/2025) pagi. Di hamparan sawah yang menguning di Jl Dr dr Sugiri Syarief, Pekon (Desa) Klaten, Kecamatan Gadingrejo, Bupati Pringsewu Riyanto Pamungkas mengeluarkan 'mantra' untuk menghidupkan kembali tradisi masa kecil yang mulai terlupakan.

 

Tradisi tersebut adalah membuat mainan terompet dari batang padi. Didampingi Kapolres dan Ketua DPRD Pringsewu Suherman, Bupati Riyanto mengajarkan cara membuat terompet sederhana itu sambil mengucapkan sebuah 'mantra' yang dulu kerap digunakan anak-anak saat panen tiba:

 

"Srengenge-srengenge, aku gawekno dermenan. Nek moni kanggo aku, nek ora moni nggo kowe. Tok... Blong... Tok... Blong..." gumamnya sambil meniup batang padi yang ia sulap menjadi terompet.

 

Alhasil setelah batang padi diolah dan ditiup, suara khas terompet pun keluar, disambut tawa dan rasa kagum para pejabat dan tamu yang hadir. 

 

"Ini permainan anak desa zaman dulu. Kita bangkitkan lagi agar tidak punah," ujar Riyanto sambil tersenyum pada acara yang juga dihadiri Wakil Bupati Umi Laila, Sekda M Andi Purwanto, serta jajaran forkopimda dan instansi terkait.

 

Panen Raya kali ini terasa istimewa karena dilaksanakan serentak bersama Gubernur Lampung dan Presiden RI Prabowo Subianto secara daring dalam program "Gubernur Lampung Menyapa dan Panen Raya Serentak 14 Provinsi." 

 

Selain melakukan panen, Bulog juga langsung membeli gabah hasil panen petani dengan harga Rp6.500 per kilogram. Harga yang cukup menggembirakan bagi para petani, terlebih menjelang lebaran.

 

"Alhamdulillah, panen kali ini membawa kabar baik. Harga gabah Rp6.500/kg ini adalah hasil kerja bersama antara petani, pemerintah, dan semua elemen terkait. Yang paling penting, senyum para petani harus tetap menjadi tujuan utama kita. Karena ketika petani sejahtera, daerah pun kuat," harapnya.

 

Menurut data Dinas Pertanian Kabupaten Pringsewu, hingga Maret 2025, luas tanam padi mencapai 14.644 hektar. Luas panen hingga awal April telah mencapai 9.488 hektar dengan estimasi produksi 54.556 ton gabah kering giling (GKG) atau sekitar 34.822 ton beras.

 

Hingga akhir April, diperkirakan luas panen mencapai 13.720 hektar dengan total produksi 83.692 ton GKG atau setara 53.410 ton beras.

 

"Panen sejati bukan hanya soal hasil, tapi tentang kesejahteraan. Dan kesejahteraan itu terlihat dari senyum tulus para petani," pungkasnya.

 

Mayoritas Petani adalah Warga NU

Ketua PCNU Pringsewu H Muhammad Faizin turut mengapresiasi kenaikan harga gabah tersebut. Ia menilai, kebijakan ini memberi angin segar bagi petani yang selama ini kerap menghadapi fluktuasi harga saat musim panen tiba. Terlebih mayoritas warga NU adalah petani yang tinggal di pedesaan.

 

"Kenaikan harga gabah ini akan sangat membantu memperbaiki daya beli petani. Artinya, ketika petani memperoleh nilai jual yang layak, mereka akan lebih bersemangat dalam mengolah lahan, meningkatkan kualitas produksi, dan pada akhirnya berdampak langsung pada perputaran ekonomi desa," ujarnya.

 

Menurutnya, stabilitas harga yang berpihak pada petani juga akan memperkuat ketahanan pangan nasional dari bawah. 

 

"Petani tidak hanya butuh semangat, tapi juga kepastian. Ketika mereka dihargai secara ekonomi, maka swasembada pangan bukan lagi mimpi," imbuhnya.