Warta

Harkitnas Bukan Hanya Seremonial dan Rutinitas, Jadikan Momentum Peningkatan Kualitas

Selasa, 20 Mei 2025 | 10:15 WIB

Harkitnas Bukan Hanya Seremonial dan Rutinitas, Jadikan Momentum Peningkatan Kualitas

Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu, H Muhammad Faizin. (Foto: Istimewa)

Pringsewu, NU Online Lampung 

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu, H Muhammad Faizin mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-117 sebagai momentum kebangkitan nyata. Bukan hanya seremonial dan rutinitas saja namun momentum peningkatan kualitas.

 

Mengangkat tema nasional “Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat” ia mengingatkan bahwa kebangkitan bangsa hari ini harus dimaknai dalam konteks sosial, ekonomi, moral, dan lingkungan.

 

“Kita sudah terlalu sering memperingati hari besar nasional hanya sebatas upacara dan pidato. Esoknya kembali ke rutinitas seperti biasa. Kebangkitan semestinya bukan slogan, tapi perubahan sikap dan tindakan nyata,” tegasnya, Selasa (20/5/2025). 

 

Menurutnya, semangat kebangkitan yang dulu digelorakan oleh tokoh-tokoh seperti dr Sutomo dan Budi Utomo harus diterjemahkan dalam semangat kolaborasi dan gotong royong di era sekarang. 

 

Ia menyebut kebangkitan masa kini bukan soal melawan penjajahan fisik, tetapi menjawab tantangan zaman seperti kemiskinan, ketimpangan pendidikan, kerusakan lingkungan, dan melemahnya moralitas. Termasuk memerangi tindakan korupsi dengan mengubah mental kepribadian sumber daya manusia Indonesia.

 

“Indonesia yang kuat bukan hanya karena jalan tol atau gedung tinggi, tetapi karena rakyatnya berkarakter, jujur, adil, tidak serakah, dan peduli terhadap sesama. Itu yang harus kita bangun bersama,” ujarnya.

 

Ia juga menyerukan agar seluruh elemen bangsa, mulai dari pemerintah, lembaga pendidikan, tokoh agama, hingga pemuda dan masyarakat sipil, bersinergi untuk mewujudkan Indonesia yang adil dan berkelanjutan.

 

“Pemerintah jangan bekerja sendiri. Rakyat juga harus bergerak. Bangkit bersama itu artinya kita semua punya tanggung jawab. Jangan senang mencari keuntungan, saling menyalahkan, tapi kita harus saling menguatkan dalam kebaikan,” imbuhnya.

 

Ia berharap peringatan Harkitnas tahun ini menjadi momentum introspeksi nasional. “Kalau bukan kita yang bangkit, siapa lagi? Kalau tidak sekarang, kapan lagi?” pungkasnya.

 

Makna Logo Harkitnas 2025

Pemerintah Republik Indonesia secara resmi telah merilis logo peringatan ke-117 Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) tahun 2025 dengan tema “Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat”. 

 

Logo tersebut tidak hanya menjadi simbol visual, tetapi juga sarat makna yang mencerminkan semangat perjuangan dan arah kebangkitan bangsa di tengah tantangan zaman.

 

Angka 117 yang ditampilkan secara tegas dan kokoh menjadi penanda usia peringatan sejak berdirinya organisasi Budi Utomo pada tahun 1908, yang dianggap sebagai tonggak awal kebangkitan nasional. Desain angka ini memperlihatkan kekuatan dan ketegasan tekad bangsa dalam menjaga semangat persatuan dan kemerdekaan.

 

Dua angka pertama, yaitu angka 11, digambarkan menyerupai pilar atau tiang penyangga, yang dimaknai sebagai fondasi kebangsaan yang kuat dan kokoh. Pilar ini menjadi lambang dari nilai-nilai dasar bangsa yang tetap berdiri teguh di tengah berbagai dinamika.

 

Pada bagian tengah logo, terdapat sebuah bola merah, yang disebut sebagai titik perubahan. Bola ini melambangkan semangat, energi perjuangan, dan menjadi simbol pusat penggerak perubahan sosial, ekonomi, dan budaya yang terus menyala dalam jiwa bangsa Indonesia.

 

Sementara itu, garis horizontal berwarna biru yang membentang di atas angka 117 merepresentasikan arah masa depan, pertumbuhan, dan pandangan jauh ke depan. Garis ini menunjukkan tekad untuk terus melangkah menuju kemajuan dan pembangunan nasional yang berkelanjutan.

 

Elemen terakhir yang mencuri perhatian adalah lengkungan emas ke atas yang melambangkan gerakan kebangkitan. Lengkungan ini mencerminkan fleksibilitas dan kekuatan dalam menghadapi tantangan, sekaligus simbol dari semangat gotong royong dan kebersamaan yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.