• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Rabu, 15 Mei 2024

Warta

Halal bi Halal PRNU Sekincau Lampung Barat, Nahdliyin Harus Lestarikan Tradisi Pasca Idul Fitri

Halal bi Halal PRNU Sekincau Lampung Barat, Nahdliyin Harus Lestarikan Tradisi Pasca Idul Fitri
Halal bi halal PRNU Sekincau, Ahad (28/4/2024) (Foto: Istimewa)
Halal bi halal PRNU Sekincau, Ahad (28/4/2024) (Foto: Istimewa)

Lampung Barat, NU Online Lampung

Pentingnya tradisi halal bi halal dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat adalah untuk membersihkan hati dari dendam atau prasangka, selain itu juga sebagai momen untuk memulai kembali hubungan sosial dengan hati yang bersih dan niat yang baik. 


Hal tersebut disampaikan Ustadz Rosyid Ridho dalam acara halal bi halal yang diselengarakan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Sekincau di Masjid Al Mansur Kebas Tengah, Kecamatan Sekincau, Ahad (28/4/2024).


Putra Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lampung Barat Kiai Imam Syafi’i itu dalam tausiahnya mengungkapkan tradisi halal bi halal dilakukan dengan saling kunjung mengunjungi antar rumah untuk saling meminta maaf setelah shalat Idul Fitri. 


“Kegiatan itu juga dilaksanakan di sekolah dan organisasi adalah sebagai bentuk pentingnya menjaga hubungan baik dan saling menghormati di antara umat beragama, yang merupakan inti dari ajaran Islam,” ujarnya.


Gus Ridho sapaan karibnya mengatakan, KH Abdul Wahab Chasbullah seorang ulama NU pada waktu itu pada tahun 1948 M memberi saran masukan kepada Presiden RI Bung Karno untuk menyelenggarakan silaturahim bersama. 


“Saran itu disampaikan saat Kiai Wahab Chasbullah diundang ke Istana Negara untuk dimintai pendapat dan sarannya dengan harapan dapat mengatasi situasi politik Indonesia yang saat itu,” ungkapnya.


Para elit politik pada masa itu tidak mau bersatu, itu karena mereka saling menyalahkan, karena saling menyalahkan itu kan dosa, dan dosa itu haram.


“Maka supaya mereka tidak punya dosa, harus dihalalkan. Duduklah para elit politik itu dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan. Sehingga dari awal cerita itulah silaturahim tersebut pakai istilah halal bi halal,” katanya.


Hari ini mari kita lestarikan tradisi silaturahim dan halal bi halal sebagai sebuah kearifan demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat. 


Sementara itu, Ketua PRNU Sekincau, Ustadz Nurgianto mengajak seluruh Nahdliyin di kecamatan Sekincau untuk saling memaafkan kesalahan sesama dan mengajak untuk selalu hadir dalam kegiatan-kegiatan rutinan pengajian Ranting NU yang ada di Kelurahan Sekincau.


“Adalah hal yang baik kita selaku Nahdliyin untuk bisa rutin hadir di pengajian rutin Ranting NU sebagai salah satu aktivitas dalam mempererat serta menyambung tali silaturahim. Selain silaturahim, juga bisa menambah keimanan dan takwa dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya.


Turut hadir pada acara tersebut Syuriyah MWCNU Sekincau Kiai Nur Kholis, Pengasuh Pesantren Nurul Iman Ustadz Ahmad Gufron, Pengurus Ranting Sekincau, badan otonom, dan lembaga NU.

(Duta Suhanda
 


Warta Terbaru