• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Kamis, 28 Maret 2024

Warta

Gus Yahya: Nusa Tenggara Timur Miniatur Indonesia

Gus Yahya: Nusa Tenggara Timur Miniatur Indonesia
Gus Yahya saat Harlah ke-96 NU di Labuan Bajo
Gus Yahya saat Harlah ke-96 NU di Labuan Bajo

Labuan Bajo, NU Online Lampung
Pelaksanaan rangkaian Harlah NU ke-96 yang diselenggarakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) berlangsung  meriah dengan tetap nenerapkan secara ketat protokol kesehatan. Suasana bertambah khidmat saat menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Syubbanul Wathon yang dibawakan Paduan Suara Muda-Mudi Katolik Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), bernama Pesparani.

 

Grub Pesparani yang terlihat bersemangat dan kompak melantunkan bait demi bait syair lagu kebesaran NU dengan iringan musik mendapatkan ungkapan terima kasih secara langsung dari Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).

 

"Di Manggarai Barat ini, NU tidak punya paduan suara, jadi kita bisa minta tolong Paduan Suara Muda-Mudi Katolik untuk menyanyikan Syubbanul Wathon. Kami sampakan terima kasih," kata Gus Yahya dalam sambutan Harlah ke-96 NU dengan tema "Merawat Jagat Kemaritiman, Membangun Peradaban Nelayan", di Labuan Bajo, NTT, Sabtu (05/02/2022).

 

Gus Yahya dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa NTT sebagai miniatur Indonesia dengan penuh keberagamanya. Hal itu pula yang menjadi salah satu alasan kenapa PBNU menjadikan NTT sebagai salah satu dari empat tempat untuk rangkaian Harlah ke-96 NU.

 

"NTT adalah perwujudan dan watak Nusantara, yaitu watak maritim. Karakter peradaban maritim ini yang akan jadi modal kekuatan kita dalam menyongsong peradaban dunia," ujar Gus Yahya.

 

Gus Yahya menjelaskan, tempat pertama, adalah Balikpapan, Kalimantan Timur yang ke depan menjadi Ibu Kota Negara. Kemudian rangkaian kedua, adalah NTT yang menjadi spirit keberagaman dan merepresentasikan karakter kemaritiman. Ketiga, adalah pelaksanaan di Palembang sebagai tempat peradaban tertua di Nusantara ini. Dan terakhir di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, untuk mengambil energi spiritual dari Syaikhona Kholil Bangkalan.

 

"Empat tempat ini mewakili NU untuk beranjak membangun peradaban. Kaltim kita ketahui bahwa Presiden ingin membangun Ibu Kota barub di Kaltim. Dengan nama Kota Nusantara, ini merupakan gagasan ikonik yang menunjukkan visi membangun masa depan. Maka penting bagi NU, hadir untuk membangun dengan semangat membangun masa depan," terangnya.

 

Dalam rangkaian acara di Labuan Bajo, hadir secara virtual Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan. Adapun yang hadir secara langsung di antaranya Gubernur NTT Victor B Laiskodat, Dirjen Perikanan Tangkap KKP, serta jajaran PBNU, PWNU NTT, dan PCNU se-NTT.

 

Sementara itu, Ketua Panitia yang juga Ketua PBNU, H Nasyirul Falah Amru mengatakan, semangat dalam menyanyikan lagu-lagu Syubbanul Wathon menunjukkan komitmen membersamai NU untuk merawat jalan tengah, toleransi, keberagaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagaimana nilai-nilai yang dijalankan oleh NU. NU mengajarkan untuk bertindak toleran terhadap sesama manusia. Di Indonesia terdiri dari berbagai macam agama dan suku, dengan keberagaman ini harus dipertahankan.

 

"Masyarakat bangsa ini juga harus meneladani sikap dari para tokoh bangsa yang walaupun berbeda keyakinan, namun tetap bisa bersahabat. Kami menyampaikan terima kasih kepada muda-mudi Katolik di Labuan Bajo yang ikut menyanyikan Lagu Syubbanul Wathon di acara Harlah ke-96 NU di Labuan Bajo," ungkap tokoh muda NU yang biasa disapa Gus Falah ini. (*)


Warta Terbaru