• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Warta

Adabnya Guru Ketika Mengajar Murid

Adabnya Guru Ketika Mengajar Murid
Pengajian Kitab Rutin Pesantren Al Hikmah Bandar Lampung
Pengajian Kitab Rutin Pesantren Al Hikmah Bandar Lampung

Bandar Lampung, NU Online Lampung

Tugas seorang guru adalah tugas yang mulia, jadi jangan malu untuk mengaku menjadi seorang guru. Menjadi guru merupakan sesuatu yang mulia dan terhormat, jadi jangan sampai malu untuk mengakuinya. 


Hal tersebut disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikmah Kedaton, Bandar Lampung, KH Basyaruddin Maisir dalam pengajian kitab rutinan bagi seluruh guru dan pegawai Al Hikmah di aula utama putra pesantren, Sabtu (12/11/2022). 


Menurut Kiai Maisir menjadi guru merupakan jalan memperbanyak shadaqah, Karena hampir setiap harinya mengajar mengandung nilai shadaqah.


“Termasuk kategori shadaqah adalah membacakan ilmu kepada murid. Semakin banyak membaca, semakin banyak memberikan keterangan itu ada nilai shadaqahnya. Dan dia (murid) bisa mengamalkan ilmunya, kita juga akan mendapatkan transferan pahalanya,” ungkapnya. 


Lebih lanjut ia mengatakan menjadi guru tidak perlu berkecil hati dan sedih, manakala murid-murid yang diajarnya tidak pintar atau belum paham-paham. Karena tugas guru hanya menyampaikan ilmu dengan maksimal, yang menakdirkan cerdas dan ilmunya masuk itu urusan Allah swt. 


“Menjadi guru gak usah kecil hati, kecewa kalau ada murid-murid kok gak pinter-pinter. Karena itu (menakdirkan pinter) bukan kehendak kita, tugas guru hanya menyampaikan. Yang penting bagaimana ilmu itu sampai kepada anak,” ujarnya.


Guru-guru sudah berusaha dengan maksimal menyampaikan materi dan juga doa. Andaikan belum paham juga serahkan kepada Allah. Karena tidak akan ada yang mengetahui takdir seseoarang kedepannya. 


“Santri kita hari ini belum tahu besok jadi apa. Kalau melihat santri, anak pondok, jangan lihat sekarang. Jangan-jangan besok lebih hebat dari kita,” katanya.


Lebih lanjut ia mengatakan menjadi guru yang baik itu yang memiliki sifat tawadlu’, rendah diri serta melayani para murid dan santri. Jangan sampai menganggap dan menjadikan murid sebagai budak. Karena amal terus mengalir karena sebab adanya seorang murid yang diajar. 


“Tugas seorang guru yang paling bagus adalah tawadlu, rendah diri dan melayani murid-muridnya. Tidak boleh menganggap murid jongos. Karena amal kita tidak pernah putus sebab adanya mereka. Tanpa mereka kita juga tidak ada apa-apa,” katanya.


Kiai juga mengimbau kepada seluruh dewan guru dan pengurus pesantren untuk tidak memandang rendah seorang santri atau murid. Perlakukanlah mereka dengan baik. 


“Kita juga gak boleh memandang murid kita dan semua orang yang meminta petunjuk kepada kita dengan  remeh. Perlakuan mereka dengan lemah lembut. Ketika anak tidak bisa jangan langsung dibentak, dikatain goblok. Takutnya jadi goblok beneran,” ujar Ketua Himasal Lampung

(Yudi Prayoga)
 


Warta Terbaru