• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Selasa, 7 Mei 2024

Syiar

Sebelum Mudik Dianjurkan Shalat Dua Rakaat, Ini Tata Cara dan Doanya

Sebelum Mudik Dianjurkan Shalat Dua Rakaat, Ini Tata Cara dan Doanya
Sebelum Mudik Dianjurkan Shalat Dua Rakaat, Ini Tata Cara dan Doanya (Ilustrasi gambar: NU Online)
Sebelum Mudik Dianjurkan Shalat Dua Rakaat, Ini Tata Cara dan Doanya (Ilustrasi gambar: NU Online)

Sudah menjadi tradisi di masyarakat kita, jelang Hari Raya Idul Fitri mudik ke kampung halaman. Lebaran adalah momen yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga, baik orang tua maupun sanak famili.


Sebelum berangkat mudik lebaran, ada baiknya kita melakukan shalat sunnah dua rakaat. Anjuran itu terdapat dalam hadits riwayat At-Thabrani. 


Imam An-Nawawi memberikan pedoman perihal Surat yang dibaca setelah Surat Al-Fatihah dan doa setelah shalat.


يستحب له عند إرادته الخروج أن يصلي ركعتين لحديث المقطم بن المقدام الصحاني، رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "ما خلف أحد عند أهله أفضل من ركعتين يركعهما عندهم حين يريد سفرا" رواه الطبراني


Artinya: Seseorang ketika ingin mengadakan perjalanan dianjurkan untuk melakukan shalat dua rakaat. Berdasarkan riwayat sahabat Muqaththam bin Al-Miqdam ra bahwa Rasulullah saw bersabda, “Tiada yang lebih utama untuk ditinggalkan seseorang untuk keluarganya selain shalat dua rakaat ketika ia ingin bepergian” (HR At-Thabrani) (Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 185).


Mengutip saran sebagian ulama, Imam An-Nawawi menyebutkan sebagai berikut: 


1. Pada rakaat pertama, membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Al-Kafirun. 


2. Pada rakaat kedua, Surat Al-Fatihah dan Surat Al-Ikhlas. 


Tetapi ulama lain, kata Imam An-Nawawi, menganjurkan:


1. Pada rakaat pertama, surat Al-Fatihah dan surat Al-Falaq.


2. Pada rakaat kedua, Surat Al-Fatihah dan surat An-Nas.


Setelah salam, seseorang yang hendak mudik dianjurkan untuk membaca Ayat Kursi dan Surat Quraisy. Usai membaca dua surat itu, ia boleh berdoa dengan tulus. 


Imam An-Nawawi menyarankan doa berikut ini:


اللَّهُمَّ بِكَ أَسْتَعِيْنُ، وَعَلَيْكَ أَتَوَكَّلُ، اللَّهُمَّ ذَلِّلْ لِي صُعُوْبَةَ أَمْرِي، وَسَهِّلْ عَلَيَّ مَشَقَّةَ سَفَرِي، وَارْزُقْنِي مِنَ الخَيْرِ أَكْثَرَ مِمَّا أَطْلُبُ، وَاصْرِفْ عَنِّي كُلَّ شَرٍّ، رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي، وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَحْفِظُكَ وَأَسْتَوْدِعُكَ نَفْسِي وَدِيْنِي وَأَهْلِي وَأَقَارِبِي وَكُلَّ مَا أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَيْهِمْ بِهِ مِنْ آخِرَةٍ وَدُنْيَا، فَاحْفَظْنَا أَجْمَعِيْنَ مِنْ كُلِّ سُوْءٍ يَا كريم


Allâhumma bika asta‘înu, wa ‘alaika atawakkalu, allâhumma dzallil lî shu‘ûbata amrî, wa sahhil ‘alayya masyaqqata safarî, warzuqnî minal khairi aktsara mimmâ athlubu, washrif ‘annî kulla syarrin, rabbisyrah lî shadrî, wa yassir lî amrî. Allâhumma innî astahfizhuka wa astaudi‘uka nafsî, wa dînî, wa ahlî, wa aqâribî, wa kulla mâ an‘amta ‘alayya wa ‘alaihim bihî min âkhirah wa dunyâ, fahfazhnâ ajma‘în min kulli sû’in yâ karîm. 


Artinya: Ya Allah, hanya kepada-Mu aku minta tolong, hanya kepada-Mu aku berpasrah. Tuhanku, tundukkanlah bagiku segalam kesulitan urusanku, mudahkan untukku hambatan perjalananku, anugerahkanlah aku sebagian dari kebaikan melebihi apa yang kuminta, palingkan diriku dari segala kejahatan. Tuhanku, lapangkanlah dadaku dan mudahkan urusanku. Ya Allah, aku meminta penjagaan dan menitipkan diriku, agamaku, keluargaku, kerabatku, dan semua yang telah Kauberikan kepadaku baik kebaikan ukhrawi maupun duniawi. Lindungilah kami dari segala kejahatan, wahai Tuhan yang maha pemurah (Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 186). 


Setelah itu, kita boleh berdoa apa saja. Disarankan membuka dan menutup doanya dengan tahmid (alhamdulillâh) dan shalawat untuk Rasulullah saw. Sebelum bangkit dari duduk, kita dianjurkan untuk membaca doa berikut ini:


اللَّهُمَّ إِلَيْكَ تَوَجَّهْتُ، وَبِكَ اعْتَصَمْتُ، اللَّهُمَّ اكْفِنِي مَا هَمَّنِي وَمَا لَا أَهْتَمُّ لَهُ، اللَّهُمَّ زَوِّدْنِي التَّقْوَى، وَاغْفِرْ لِي ذَنْبِي، وَوَجِّهْنِي لِلْخَيْرِ أَيْنَمَا تَوَجَّهْتُ


Allâhumma ilaika tawajjahtu, wa bika‘ tashamtu. Allâhummakfinî mâ hammanî wa mâ lâ ahtammu lahû. Allâhumma zawwidnit taqwâ, waghfir lî dzanbî, wa wajjihnî lil khairi ainamâ tawajjahtu.


Artinya: Ya Allah, hanya kepada-Mu aku menghadap dan hanya kepada-Mu aku berlindung. Tuhanku, cukupilah aku dari segala yang membuatku bimbang dan segala yang tidak kubimbangkan. Tuhanku, bekalilah diriku dengan takwa, ampunilah dosaku, dan hadapkan diriku pada kebaikan di mana saja aku menghadap.


Tuntutan shalat sunnah dua rakaat yang dilansir dari NU Online ini penting dilakukan sebelum pemudik memulai perjalanannya. Shalat sunnah safar berikut doanya ini juga dapat dilakukan pada saat akan meninggalkan kampung halaman, atau pemudik akan menempuh arus balik.
 


Syiar Terbaru