• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Syiar

Pentingnya Berdoa untuk Empat Perkara

Pentingnya Berdoa untuk Empat Perkara
Ilustrasi berdoa
Ilustrasi berdoa

Doa merupakan sijnul muslimin (senjata bagi orang muslim). Dengan berdoa, berarti umat muslim memiliki senjata yang ampuh untuk pegangan selama hidupnya. 

 

Rasulullah saw banyak mengajarkan doa bagi umat Islam. Dengan doa-doa tersebut, setiap umat muslim dapat memiliki cara untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Dengan dekat kepada-Nya, maka Allah akan membantu hambanya apa yang dipanjatkan dalam doanya. 

 

Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah saw yakni supaya diberikan al hudaa (petunjuk), at tuqaa (ketaqwaan), al ‘afaaf (keterjagaan), dan al ghina (kekayaan). 

 

Sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Abdullah bin Mas'ud ra, 

 

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى

 

Allahumma Innii as Alukalhuda Wattuqaa Wal ‘Afaafa Walghinaa


Artinya: Ya Allah, aku memohon kepada-Mu al-hudaa (petunjuk), at-tuqaa (ketakwaan), al-‘afaaf (terjaganya kehormatan), dan al-ghinaa (rasa cukup) (HR. Muslim no. 2721 dari sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu). 

 

Dari hadits di atas, para ulama memiliki penjabaran yang lebih luas, terkait makna dari 4 permintaan tadi.

 

Seorang ulama terkemuka, Al Mulla Ali Al Qari menjelaskan bahwa makna al hudaa, yakni hidayah yang sempurna. At tuqaa, yakni ketaqwaan yang menyeluruh. Al ‘afaaf, dengan ‘ain di-fathah, artinya al kafaaf (kecukupan rezeki).  Sebagian ulama mengatakan artinya adalah al iffah (terjaganya diri dari maksiat). Sebagiannya lagi berpendapat dengan arti keterjagaan diri dari yang haram. 

 

Di dalam kamus Ash Shihah, bahwa ya’ifu – ‘affan, ‘iffatan, ‘afaafan artinya kaffun (kecukupan). Dinukilkan dari Abul Futuh An Naisaburi, ia berkata: "Al 'afaaf artinya keshalihan jiwa dan hati. Adapun al ghinaa artinya kekayaan hati, merasa cukup dari apa yang ada pada manusia” (Mirqatul Mafatih, 5/1721).

 

Imam An Nawawi juga menjelaskan bahwa Al ‘Afaaf dan al iffah artinya diri kita terhindar dari hal-hal yang tidak halal, serta terjaga dari hal tersebut. Adapun al ghinaa adalah kekayaan jiwa, serta merasa cukup dari apa yang ada pada manusia dan apa yang ada di tangan mereka (Syarah Shahih Muslim 17/41).

 

Dalam kitab Dalilul Falihin, Ibnu ‘Allan Asy Syafi’i menjelaskan makna al hudaa', dengan ha di-dhammah dan dal di-fathah, artinya lawan dari kesesatan. At tuqaa, dengan ta di-dhammah, bermakna takwa. Yakni dengan isim mashdar dari ittaqaytullah itqaa-an, berarti menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. 


Kemudian makna al ‘afaaf, dengan ‘ain di-fathah dan dua huruf fa’, mashdar dari ‘affa, artinya terhindar dari segala maksiat dan keburukan. Al ghinaa, dengan ghain di-kasrah dan dalam bentuk qashr, artinya tidak ada perasaan merasa butuh kepada makhluk (Dalilul Falihin, 7/275).

 

Dengan demikian, maka kita dianjurkan untuk selalu berdoa kepada Allah melalui doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Terutama doa di atas. 

 

Jika kita selalu mengamalkan doa tersebut, mudah-mudahan Allah swt selalu memberikan petunjuk kepada kita, menjadikan kita sebagai hamba yang selalu bertakwa, terjaga dari dari hal-hal yang subhat dan haram. Serta selalu diberikan rasa cukup atas segala pemberian dari Allah swt. 

(Yudi Prayoga)


Syiar Terbaru