• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Syiar

Muliakanlah Ramadhan, karena Ramadhan itu Mulia

Muliakanlah Ramadhan, karena Ramadhan itu Mulia
ilustrasi malam Ramadhan
ilustrasi malam Ramadhan

RAMADHAN adalah anugerah Allah kepada kita. Ia sangat istimewa dalam segala hal, dan menjadikan istimewa apa saja yang bersamanya. Saking istimewanya Ramadhan, Allah menjadikannya sebagai bulan penebus kesalahan yang telah dilakukan di hari-hari sebelumnya. 


Rasulullah saw bersabda:


من صام ر مضانا ايمانا واحتسابا غفر لة ما تقدم من ذنبة


"Barang siapa yang puasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR Bukhari)

 

Dalam rukun Islam, puasa Ramadhan menempati urutan kedua setelah shalat.  Meskipun demikian, bukan berarti puasa memiliki kewajiban yang lebih kecil daripada shalat. Para ulama sepakat bahwa puasa merupakan salah satu rukun Islam yang sangat fundamental.

 

Diriwayatkan bahwa Abu Umamah ra, datang kepada Rasulullah saw dan berkata, "Perintahkan kepadaku satu amalan yang bisa membawaku ke surga "beliau menjawab "puasalah, sesungguhnya puasa tidak ada tandingannya." Kemudian ia datang lagi dan beliau pun berkata " Puasalah". (HR Ahmad).

 

Salah satu keistimewaan puasa yang lainnya yakni sebagai perisai dari perbuatan yang tercela, maka ketika berpuasa jangan sampai berkata kotor dan keji.  Dan apabila ada orang lain yang mengajak bertengkar, cukup katakan bahwa saya sedang memuliakan bulan suci Ramadhan. 

 

Lebih istimewanya lagi, Allah menyediakan surga khusus bagi orang-orang yang berpuasa. Rasulullah saw bersabda "Di surga ada pintu yang disebut Ar-Rayyan. Di hari kiamat kelak orang-orang yang berpuasa akan masuk lewat pintu itu dan tidak ada seorang pun yang melewati pintu itu selain mereka. Dikatakan (pintu itu memanggil) “dimanakah orang-orang yang berpuasa? merekapun berdiri seraya memasukinya, dan tidak seorangpun yang masuk selain mereka. jika semua telah masuk pintu itu lalu ditutup dan tidak seorangpun yang melewatinya." (HR Bukhari).

 

Pada malam harinya Ramadhan menjadi istimewa, penuh dengan orang yang beribadah dan bermunajat, berbeda dengan malam-malam sebelum Ramadhan, seperti shalat tarawih, shalat malam dan tadarus al-Qur'an. Nabi saw bersabda 


من قام رمضانا ايمانا واحتسابا غفرلة ما تقدم من ذنبة


"Siapa yang berdiri (shalat) pada bulan Ramadhan karena iman dan mencari ridha Allah, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu." (HR Bukhari).


Rasulullah saw bersabda "Barang siapa yang shalat dan membaca 10 ayat Al-Qur’an maka tidaklah ia ditulis sebagai orang-orang yang lalai, siapa yang shalat dan membaca 100 ayat al-Qur’an maka ia pun ditulis dalam golongan orang-orang yang tekun beribadah, sedangkan siapa yang shalat dan membaca 1000 ayat al-Quran maka ditulis sebagai orang-orang yang mendapatkan pahala besar yang tidak terhingga." (HR Abu Daud).

 

Rasulullah saw bersabda "Al-Qur'an dan puasa akan memberi syafaat kepada hamba pada hari kiamat, puasa berkata “Wahai Tuhanku, aku telah mencegahnya dari menikmati makan dan minum di siang hari dan Al-Qur'an berkata "Aku telah mencegahnya untuk tidur diwaktu malam maka berilah ia syafaat karena aku." lalu keduanyapun memberi syafaat. (HR Ahmad).


Sungguh betapa banyak pahala dan curahan rahmat serta kesempatan yang besar telah diberikan kepada kita, untuk dijalankan dan disyukuri selama Ramadhan. Akan tapi kadang kita lebih sering tidak memaksimalkan amaliah tersebut.

 

Mungkin kita juga tidak akan pernah bisa sempurna menjalankan aktivitas ibadah selama Ramadhan, bisa jadi disebabkan karena dosa-dosa yang kita kerjakan. Dalam kitab Shifatush shafwah karangan Ibnu Jauzi, Dzun Nun ra berkata "Jasad sakit karena penyakit, dan hati sakit karena dosa. sebagaimana jasad tidak bisa merasakan lezatnya makanan karena sakit,  begitu pula dengan hati, ia tak mampu mengecap nikmatnya ibadah karena berbagai dosa."

 

Yulia Ufah, Alumni Pondok Pesantren Ashidiqiyah Pusat, Jakarta. 
 


Syiar Terbaru