Lafal Takbiran Idul Adha dan Waktu Membacanya

Pada tanggal 10 Dzulhijah esok hari, kita akan merayakan Idul Adha, yang biasa disebut juga Lebaran Haji atau Lebaran Kurban. Pada hari ini, 9 Dzulhijjah, atau Kamis 5 Juni 2025, umat Islam sudah mulai menggemakan takbir menyambut Idul Adha.

 

Bacaan pada Lebaran Idul Fitri dan Lebaran Idul Adha sebenarnya sama saja. Hanya yang membedakannya adalah waktu membacanya. Takbir Idul Adha masih akan terus dibaca hingga berakhirnya hari tasyrik, pada 13 Dzulhijjah.

 

Ada tiga bacaan takbir yang bisa dibaca.

Pertama, lafal takbir yang dibaca sebanyak tiga kali.

 

Imam An-Nawawi menjelaskan dalam Kitab Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab bahwa bacaan takbir di Hari Raya Id dibaca sebanyak tiga kali.

 

Lafalnya adalah:

 

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ

 

Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar.

 

Artinya: Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar.

 

Kedua, lafal takbir yang lazim dibaca masyarakat.

 

Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa di dalam masyarakat terdapat lafal takbir yang lazim dan bahkan sering dibaca atau dikumandangkan masyarakat. Lafal ini tidak masalah dan baik untuk dibaca.

 

Berikut lafalnya:

 

.اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

 

Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu.

 

Artinya: Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya.

 

Ketiga, ditambah bacaan dzikir.

Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah saw menambahkan dzikir di dalam lafal takbir yang dikumandangkan di bukit Shafa. Berikut lafal lengkapnya:

 

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

 

Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā, lā ilāha illallāhu wa lā na‘budu illā iyyāhu mukhlishīna lahud dīna wa law karihal kāfirūn, lā ilāha illallāhu wahdah, shadaqa wa‘dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal ahzāba wahdah, lā ilāha illallāhu wallāhu akbar.

 

Artinya: Allah maha besar. Segala puji yang banyak bagi Allah. Maha suci Allah pagi dan sore. Tiada Tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya, memurnikan bagi-Nya sebuah agama meski orang kafir tidak menyukainya. Tiada tuhan selain Allah yang esa, yang menepati janji-Nya, membela hamba-Nya, dan sendiri memorak-porandakan pasukan musuh. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar.”
Waktu Membaca Takbir

 

Dilansir dari NU Online, ada dua jenis takbir Idul Adha maupun Idul Fitri. Sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Abu Abdillah Muhammad ibn Qasim as-Syafi'i dalam Fathul Qarib al-Mujib bahwa takbir pada saat hari raya Id terbagi menjadi dua macam, yaitu mursal dan muqayyad.

 

Takbir mursal bisa dilafalkan kapan pun dan di mana pun. Takbir jenis ini dibaca mulai dari terbenamnya malam Id hingga imam melakukan takbiratul ihram shalat Id, baik Idul Fitri maupun Idul Adha.

 

Sementara takbir muqayyad memiliki waktu khusus yakni dibaca setelah melaksanakan shalat fardhu dan sunnah. Waktu membacanya pada setelah shalat shubuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) dan selesai bakda ashar hari tasyriq terakhir (13 Dzulhijjah).

 

Itu artinya, takbir muqayyad dilaksanakan selama lima hari, mulai tanggal 9 hingga 13 Dzulhijjah pada setiap selesai shalat fardhu dan sunnah.

 

Syekh Ibrahim Al Bajuri menjelaskan bahwa takbir pada Hari Raya Idul Adha menyandang dua istilah sekaligus yakni mursal dan muqayyad, karena dibaca sejak malam Id hingga hari tasyrik terakhir.