Konflik Manusia dengan Gajah Mendapat Perhatian dari DPRD Lampung, segera Dibangun Tanggul dan Normalisasi Sungai
Kamis, 31 Juli 2025 | 16:06 WIB

Anggota DPRD Lampung Diah Dharma Yanti menemui warga Desa Braja Asli, Lampung Timur yang berkonfil dengan gajah, saat masa reses, Rabu (30/7/2025)
Ila Fadilasari
Penulis
Lampung Timur, NU Online Lampung
Konflik antara warga dengan gajah liar di kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) di Lampung Timur yang sudah berlangsung lama, mendapat perhatian serius dari anggota DPRD Lampung, Diah Dharma Yanti.
Dalam reses yang dilaksanakan pada Rabu (30/7/2025) itu, Diah datang ke Desa Braja Asri, Kecamatan Way Jepara, untuk menyerap aspirasi masyarakat. Braja Asri adalah salah satu desa yang masyarakatnya kerap berkonflik dengan hewan yang dilindungi tersebut.
“Dari hasil pertemuan dengan warga, mereka meminta agar sungai yang memisahkan antara kawasan TNWK dengan permukiman penduduk dinormalisasi, atau digali lagi. Selama ini gajah bisa masuk ke perkebunan penduduk, karena gajah dapat dengan mudah melintasi sungai yang sudah dangkal,” kata Diah kepada NU Online Lampung, Kamis (31/7/2025).
Untuk menindaklanjuti hal tersebut, kata anggota DPRD dari Fraksi PAN tersebut, ia akan berkoordinasi dengan Gubernur Lampung Rahmad Mirzani Djausal dan pihak pihak terkait, agar normalisasi sungai tersebut dapat segera dilaksanakan.
“Dalam realisasinya di lapangan nanti, Pemprov Lampung bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji Sekampung, Provinsi Lampung,” ujarnya.
Terkait konflik dengan gajah itu pula, ungkap Diah, Kementrian Kehutanan akan segera membangun tanggul di kawasan TNWK yang berbatasan dengan permukiman warga.
“Pembangunan tanggul itu atas usulan dari anggota DPR RI asal Lampung, Bapak Irham Djafar Lan Putra. Tindak lanjutnya, tokoh masyarakat sudah diundang ke Kemenhut, dan tim Kemenhut juga sudah survei ke lokasi,” katanya.
Diah berharap, program pembangunan tanggul dan normalisasi sungai itu dapat berjalan beriringan, sehingga dapat mengatasi konflik warga dengah gajah yang sudah berlangsung lama.
Sebelumnya dilaporkan, dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah gajah dari kawasan TNWK masuk ke perkampunan penduduk dengan menyeberang sungai. Mereka merusak tanaman penduduk yang terdiri dari tanaman singkong, tebu, padi, pisang, dan coklat.
Warga Desa Braja Asri mengeluh karena harus terus berjaga atas ancaman masuknya satwa liar setiap saat.
“Ini bukan cuma sekali dua kali kami menghalau gajah, tapi sudah sering terjadi. Sehingga kami membutuhkan solusi yang sifatnya permanen, karena tidak bisa hanya diatasi dengan beramai-ramai menghalau gajah seperti yang dilakukan selama ini,” kata Ma’ruf, salah seorang warga.
Terpopuler
1
Asal Usul Nama Safar dan Mitos Sial di Dalamnya
2
Khutbah Jumat: Bulan Safar, Berkah Bagi yang Taat dan Sial Bagi yang Maksiat
3
Khutbah Jumat: Menangkal Mitos Kesialan di Bulan Safar
4
3 Amalan Sunnah di Bulan Safar, Salah Satunya Perbanyak Doa
5
Sasa Chalim: Sekolah Rakyat Wujud Komitmen Negara Hadirkan Pendidikan Berkualitas untuk Semua
6
Gus Kafabihi dan Ning Sheila Motivasi Santri Ponpes Al-Hidayat Gerning untuk Giat Menuntut Ilmu
Terkini
Lihat Semua