Khutbah

Khutbah Jumat: Mensyukuri Hidup sebagai Wujud Ketaatan kepada Allah swt

Rabu, 18 Desember 2024 | 12:00 WIB

Khutbah Jumat: Mensyukuri Hidup sebagai Wujud Ketaatan kepada Allah swt

Ilustrasi bersyukur. (Foto: NU Online)

Syukur terhadap nikmat Allah adalah bentuk pengakuan, penghargaan, dan rasa terima kasih kita kepada Allah atas segala pemberian-Nya, baik yang besar maupun kecil.


Dengan bersyukur, hidup akan terasa lebih berkah dan bermakna karena kita selalu menghargai setiap pemberian Allah, baik di saat lapang maupun sempit.


Khutbah I


اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اله إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله. اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ أمَّا بَعْدُ فَيَاعِبَادَ الله أُوْصِيْكُم وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ ، فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا


Hadirin Rahimakumullah,

Pada hari yang mulia ini, di atas mimbar, khatib mengajak kepada jamaah Jumat sekalian untuk selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt, yakni dengan sungguh-sungguh menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena dengan takwa inilah Allah menjanjikan kemuliaan bagi hamba-hamba-Nya. Hal ini sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 13:


إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ


Artinya: Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu (QS Al-Hujurat: 13).


Hadirin Rahimakumullah,

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang telah menciptakan kita dengan sempurna dan melimpahkan nikmat iman, Islam, dan kesehatan kepada kita semua. Shalawat dan salam kita panjatkan kepada Nabi Muhammad saw, beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.


Hadirin rahimakumullah,

Pada kesempatan yang penuh berkah ini, khatib akan menyampaikan khutbah dengan tema Mensyukuri Hidup sebagai Wujud Ketaatan kepada Allah swt. Kita sebagai hamba Tuhan yang Maha Pemberi, harus selalu bersyukur kepada Allah swt, karena telah diberikan kehidupan yang penuh kemuliaan ini. Allah swt berfirman dalam Surah Ibrahim ayat 7:


وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ 


Artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras (QS Ibrahim: 7).


Ayat ini menunjukkan bahwa syukur adalah kunci untuk menambah nikmat Allah. Syukur tidak hanya berkaitan dengan mengucapkan “Alhamdulillah”, tetapi juga mencakup hati yang ikhlas menerima ketentuan Allah, lisan yang memuji-Nya, serta perbuatan yang menggunakan nikmat tersebut di jalan yang diridhai-Nya.


Kita sering kali lalai dalam menyadari betapa besar nikmat yang Allah berikan kepada kita. Nikmat kesehatan, waktu, keluarga, rezeki, serta nikmat kehidupan itu sendiri adalah sesuatu yang tidak ternilai harganya. Berapa banyak orang yang tidak mendapatkan kesempatan hidup seperti kita hari ini? Berapa banyak orang yang hari ini terbaring sakit atau berjuang menghadapi berbagai kesulitan? Oleh karena itu, bersyukur atas kehidupan adalah tanda iman kita kepada Allah.


Hadirin rahimakumullah,

Hidup ini adalah amanah dari Allah swt yang harus kita pertanggungjawabkan kelak. Setiap detik umur kita adalah kesempatan untuk berbuat kebaikan dan beribadah kepada-Nya. Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadits:


“Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba di hari kiamat, hingga ia ditanya tentang empat hal, yaitu tentang umurnya, untuk apa ia habiskan; tentang ilmunya, bagaimana ia amalkan; tentang hartanya, dari mana ia peroleh dan ke mana ia belanjakan; dan tentang tubuhnya, untuk apa ia gunakan” (HR Tirmidzi).


Dari hadits ini, jelas bahwa umur yang Allah berikan harus kita syukuri dengan memanfaatkannya sebaik mungkin. Jangan sampai waktu kita terbuang sia-sia untuk perkara yang tidak bermanfaat, apalagi untuk kemaksiatan. Waktu adalah aset berharga yang jika tidak digunakan dengan baik akan menjadi penyesalan di akhirat kelak.


Hadirin rahimakumullah,

Nikmat yang harus kita syukuri sepanjang waktu adalah syukur karena ketaatan kepada Allah swt, syukur karena bisa beribadah kepada-Nya. Allah swt sendiri memang menciptakan kita, tidak lain kecuali untuk beribadah kepada-Nya. Firman Allah dalam Surah Adz-Dzariyat ayat 56:


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ


Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku (QS Adz-Dzariyat: 56).


Oleh karena itu, gunakanlah waktu hidup ini untuk mendekatkan diri kepada Allah. Shalat lima waktu, membaca Al-Qur’an, berdzikir, serta beramal shalih adalah bentuk nyata rasa syukur kita atas kehidupan.


Hadirin rahimakumullah,

Mensyukuri hidup berarti menjaga diri kita dari dosa dan perbuatan yang dilarang oleh Allah. Lidah kita harus digunakan untuk berkata yang baik, tidak menyakiti orang lain, dan senantiasa mengingat Allah. Begitu juga dengan perbuatan kita, hendaknya senantiasa berada di jalan kebaikan. Rasulullah saw bersabda:


“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam” (HR Bukhari dan Muslim).


Sebagai bentuk syukur yang lain, kita juga harus peduli terhadap sesama manusia. Dengan membantu orang lain, kita menunjukkan bahwa nikmat yang Allah berikan tidak hanya bermanfaat bagi diri kita tetapi juga bagi orang lain. Rasulullah saw bersabda:


“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain” (HR Ahmad).


Hadirin rahimakumullah,

Tidak semua yang terjadi dalam hidup ini sesuai dengan keinginan kita. Kadang kita diberi ujian berupa kesulitan, musibah, atau kehilangan. Namun, sebagai seorang mukmin, kita harus tetap bersyukur dan percaya bahwa segala ketentuan Allah adalah yang terbaik. 


Dengan ikhlas menerima takdir Allah, hati kita akan menjadi lebih tenang, hidup terasa lebih lapang, dan kita akan terhindar dari sikap kufur nikmat.


Hadirin rahimakumullah,

Marilah kita senantiasa mensyukuri nikmat kehidupan yang telah Allah berikan. Syukurilah setiap detik umur kita dengan ketaatan dan kebaikan. Semoga kita termasuk ke dalam golongan hamba-hamba Allah yang pandai bersyukur dan mendapatkan tambahan nikmat-Nya, baik di dunia maupun di akhirat kelak.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ


Khutbah II


الْحَمْدُ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ، وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدنَا مُحَمَّد مَنْ اَثْنَى اللهُ عَلَيْهِ بِخُلُقٍ حَسَن، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَان .فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ. فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ .يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ أَمَّا بَعْدُ؛ فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى : إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ،. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَعَنْ سَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ


Yudi Prayoga, Sekretaris MWCNU Kedaton Bandar Lampung