Sambut Bulan Maulid dengan Gembira dan Perbanyak Shalawat
Rabu, 4 September 2024 | 17:30 WIB
Yudi Prayoga
Penulis
Mulai malam ini kita telah memasuki bulan Maulid, bulan di mana manusia pilihan Allah lahir ke dunia. Bulan yang diagungkan, penuh rahmat, dan kemuliaan.
Bulan Maulid pada tahun ini, bertepatan dengan hari Kamis, 5 September 2024. Bulan agung ini hadir setelah bulan Safar atau setelah Rabu Wekasan. Insyaallah, dengan hadirnya bulan kelahiran Nabi Muhammad saw, Allah akan memberikan kasih sayang kepada hamba-hamba-Nya.
Di bulan Maulid ini, kita dianjurkan untuk memperbanyak bershalawat kepada Nabi Muhammad saw, karena dengan bershalawat, maka kita akan mendapatkan syafaatnya hingga hari kiamat.
Baca Juga
4 Keutamaan Membaca Shalawat Jibril
Shalawat juga merupakan amalan yang sangat disukai Allah, yang tidak hanya dipanjatkan oleh umat Muslim, tetapi juga oleh Allah sendiri dan para malaikat-Nya. Sebagaimana disebutkan di dalam firman-Nya dalam surat Al-Ahzab ayat 56 yang berbunyi:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
Artinya: Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.
Bentuk shalawat sangat beragam, ada yang bersumber dari Al-Qur’an, sebagaimana disebutkan di atas, dalam surat Al-Ahzab ayat 56, ada yang bersumber dari Nabi saw, dari para sahabat, dari tabi’in dan dari para ulama salaf.
Semua itu merupakan bukti cinta kepada Nabi Muhammad saw, Nabi yang agung, Nabi yang dipilih Allah swt sebagai pembawa cahaya dari kegelapan zaman dan Nabi yang menyempurnakan akhlak.
Meski shalawat ada yang bukan dari Nabi, alias bid’ah (baru), maka itu termasuk bid’ah hasanah (yang baik). Karena ekspresi bukti cinta seorang umatnya kepada Nabi-Nya. Sebagaimana kita sering memuji manusia selain Nabi, bisa kepada kedua orang tua, guru, kekasih, suami-istri, dan sebagainya.
Pertanyaannya, memuji selain Nabi saja dibolehkan bahkan sering dan dianggap biasa, apakah memuji Nabinya sendiri, pembawa rahmat malah dilarang. Itu hal yang aneh dan tidak pantas.
Dalam sejarahnya, Nabi pernah dipuji dengan syair Thala’al Badru Alaina dan rebana ketika memasuki Kota Madinah, setelah berhari-hari hijrah dari Kota Makkah.
Nabi justru senang dan gembira, padahal Nabi tidak pernah mengajarkan syair pujian tersebut. Andaikata nabi membenci, tentulah nabi akan melarangnya. Shalawat itu, sekarang dikenal dengan Shalawat Badar.
Maka dari itu, memasuki bulan Maulid, marilah kita perbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad saw, perbanyak sedekah serta tanamkan rasa cinta dan bahagia atas lahirnya Nabi kita Muhammad saw.
Dalam riwayat Imam Muslim, Rasulullah saw pernah bersabda yang artinya, “Barang siapa yang membaca shalawat kepadaku satu kali, maka Allah dan malaikat akan membaca shalawat kepadanya sebagaimana banyaknya shalawatnya kepadaku”.
Salah satu bentuk bacaan shalawat paling mudah diucapkan dan dihafal, serta ringkas adalah shalawat Jibril, dengan lafadz sebagai berikut:
صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد
Shalallaahu ‘ala Muhammad
Artinya: Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad.
Mudah-mudahan kita yang merasa gembira atas datangnya bulan kelahiran Nabi dan memperbanyak shalawat di dalamnya, selalu mendapatkan keberkahan dan syafaat dari Nabi Muhammad saw.
(Yudi Prayoga)
Terpopuler
1
Gus Ulil Tidak Sedang Membela Tambang
2
KH Saifuddin Zuhri dan KH Muhtar Ghozali Terpilih Jadi Rais dan Mudir JATMAN Lampung pada Muswil 2025
3
GP Ansor Way Kanan Gelar PKD, Tingkatkan Kapasitas dan Kualitas Kader
4
Ketua PWNU Lampung: Santri Harus Siap Menanggung Pahitnya Belajar Demi Terangnya Masa Depan
5
Marindo Kurniawan Dilantik menjadi Sekdaprov Lampung, Ini Daftar Karir dan Penghargaan yang Pernah Diraih
6
Ketua PWNU Lampung: Thariqah Jadi Penyejuk dan Penuntun Umat dalam Menjawab Keresahan Zaman
Terkini
Lihat Semua