Mengajarkan Moderasi Beragama dari Al-Qur’an dalam Upaya Menangkal Geng Motor
Sabtu, 1 Februari 2025 | 18:02 WIB
Geng motor merupakan ancaman terbaru bagi ketertiban masyarakat. Dimulai sebagai kelompok berkendara sepeda motor bersama, mereka kini sering terlibat dalam tindakan kriminal seperti balapan liar, pengrusakan, penganiayaan dan tawuran yang berdampak sangat meresahkan. Fenomena ini menyebar ke berbagai daerah, termasuk Lampung.
Menurut Muhammad Ikram Nur Fuady dalam bukunya Moderasi Beragama Pada Diskresi Kepolisian Dalam Memberantas Kriminalitas Geng Motor, terdapat beberapa faktor yang memicu aksi kriminal di kalangan geng motor, yaitu:
1. Ekonomi: Anggota geng motor melakukan pencurian dan penjarahan untuk memenuhi kebutuhan hidup, terutama karena kondisi ekonomi keluarga yang kurang.
2. Kebiasaan: Perilaku kriminal menjadi kebiasaan yang dianggap wajar oleh pelaku dan tidak menimbulkan penyesalan.
3. Lingkungan Pergaulan: Lingkungan yang buruk dan padat berpotensi menciptakan kondisi rawan tindak kriminal seperti pencurian dan perusakan.
4. Pengakuan dalam Geng: Anggota geng motor sering melakukan aksi kriminal untuk mendapatkan pengakuan dan pujian dari rekan-rekannya.
5. Kurangnya Fasilitas Resmi: Tidak adanya tempat balapan resmi mendorong geng motor untuk melakukan balapan liar yang berpotensi menimbulkan kekerasan dan tindak kriminal lainnya.
6. Minimnya Pendidikan: Rendahnya tingkat pendidikan membuka peluang bagi anggota geng motor untuk terpengaruh tindakan negatif.
7. Pengaruh Media Massa: Paparan media massa yang menampilkan kekerasan dan perilaku kriminal dapat mempengaruhi anak-anak dan remaja untuk mengikuti perilaku tersebut.
Menyimak fenomena tersebut, revolusi mental menjadi alasan penting yang harus ditangani di kalangan para anggota geng motor, salah satu bentuknya yakni dengan memberikan wawasan moderasi beragama.
Moderasi beragama berasal dari kata Latin "moderati," yang berarti kesederhanaan (tidak berlebihan dan tidak kurang). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), moderasi memiliki dua makna, yaitu mengurangi kekerasan dan menghindari ekstremisme. Moderasi beragama dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah geng motor dengan mengedepankan nilai-nilai kedamaian, toleransi, dan penghormatan terhadap norma sosial. Dengan mengadopsi sikap moderat, anggota geng motor bisa diarahkan untuk menghindari kekerasan dan ekstremisme, serta menciptakan keharmonisan dalam kehidupan sosial, yang akhirnya dapat menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat.
Sedangkan revolusi mental merupakan perubahan pola pikir dan perilaku yang lebih positif. Menurut KBBI, istilah revolusi mental terdiri dari dua kata, yaitu "revolusi" dan "mental". Kata "revolusi" merujuk pada perubahan besar dalam tatanan pemerintahan atau kondisi sosial yang biasanya dilakukan dengan cara kekerasan, atau dapat juga diartikan sebagai perubahan mendasar dalam suatu bidang. Sedangkan kata "mental" mengacu pada hal-hal yang berkaitan dengan batin, karakter, atau aspek yang tidak tampak secara fisik atau tenaga. Maka dari itu, moderasi beragama dan revolusi mental diharapkan bisa menjadi penanganan yang serius bagi anggota geng motor.
Dalam Islam, moderasi beragama dan revolusi mental merupakan ajaran yang berdasarkan kitab suci Al-Qur'an. Al-Qur'an sendiri mengajarkan untuk menghindari sikap ekstremisme, kekerasan, dan kerusakan. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 32: “Oleh karena itu, Kami menetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil bahwa siapa yang membunuh seseorang bukan karena (orang yang dibunuh itu) telah membunuh orang lain atau karena telah berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Sebaliknya, siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, dia seakan-akan telah memelihara kehidupan semua manusia. Sungguh, rasul-rasul Kami benar-benar telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Kemudian, sesungguhnya banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi”.
Serta mengutamakan perdamaian dan kasih sayang yang terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 190-193: “Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu dan jangan melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Bunuhlah mereka (yang memerangimu) di mana pun kamu jumpai dan usirlah mereka dari tempat mereka mengusirmu. Padahal, fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Lalu janganlah kamu perangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangimu di tempat itu. Jika mereka memerangimu, maka perangilah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir. Namun, jika mereka berhenti (memusuhimu), sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Sebagai contoh juga, Islam mengajarkan pentingnya saling menghargai dan menjaga kedamaian, yang dapat mengurangi konflik. Sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti”.
Dengan demikian, jika semua bisa mengamalkan nilai-nilai moderasi beragama dan revolusi mental, maka anggota geng motor dapat diajak untuk lebih menghargai kehidupan, menghormati norma sosial, serta menghindari kekerasan. Hal ini dapat membantu mereka keluar dari perilaku negatif dan berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih damai dan aman.
Zamzami, Dosen STIS Subulussalam
Terpopuler
1
KH Saifuddin Zuhri dan KH Muhtar Ghozali Terpilih Jadi Rais dan Mudir JATMAN Lampung pada Muswil 2025
2
GP Ansor Way Kanan Gelar PKD, Tingkatkan Kapasitas dan Kualitas Kader
3
Ketua PWNU Lampung: Santri Harus Siap Menanggung Pahitnya Belajar Demi Terangnya Masa Depan
4
Sosialisasi PIP dan Wawasan Kebangsaan, Fauzi Heri Ajak Masyarakat Amalkan Nilai Pancasila
5
Ketua PWNU Lampung: Thariqah Jadi Penyejuk dan Penuntun Umat dalam Menjawab Keresahan Zaman
6
Memaknai Doa Nabi Musa Minta Jodoh, KH Sujadi: Ciptakan Suasana Surgawi dalam Rumah Tangga
Terkini
Lihat Semua