• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Senin, 6 Mei 2024

Keislaman

10 Januari sebagai Hari Gerakan Menanam Sejuta Pohon, Ini Dalil tentang Keutamaan Menanam

10 Januari sebagai Hari Gerakan Menanam Sejuta Pohon, Ini Dalil tentang Keutamaan Menanam
Menanam pohon sebagai wujud menyelamatkan bumi (Foto: Ila Fadilasari)
Menanam pohon sebagai wujud menyelamatkan bumi (Foto: Ila Fadilasari)

Pada tanggal 10 Januari 2024 seluruh dunia memperingati Hari Gerakan Menanam Sejuta Pohon (One Million Tree Planting Day). Gerakan ini dibuat sebagai upaya pelestarian lingkungan dan penyelamatan ekosistem hutan. Pada mulanya gerakan ini digagas sebagai bentuk respons atas penebangan hutan secara liar. 

 

Biasanya pada hari tersebut banyak komunitas-komunitas sosial pecinta alam, baik dari pemerintah, swadaya masyarakat dan elemen yang lainnya mengadakan penanaman pohon di sejumlah wilayah tanah air. Jika daerah pantai maka menanam tanaman mangrove, jika daerah hutan maka menanam berbagai jenis pohon. 

 

Agenda tersebut selain bukti cinta kepada tanah air dengan melestarikan tanaman, juga sebagai cinta terhadap dunia, karena menyumbang oksigen yang besar kepada umat manusia. Itulah mengapa pembabatan hutan secara liar dan tanpa ada penanaman kembali sangat dilarang, karena mengancam berbagai kestabilan alam. 

 

Agama Islam sangat menghargai sebuah pohon, karena memiliki banyak kemanfaatan, baik pohon yang menghasilkan buah-buahan maupun yang hanya sebagai penghias halaman dan tempat berteduh. 

 

Rasulullah saw bersabda bahwa seorang Muslim yang menanam pohon maka akan mendapat pahala, karena bernilai sedekah, sebagaimana yang dikutip oleh Imam Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib Minal Haditsisy Syarif:

 


عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلاَّ كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَلاَ يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ

 


Artinya: Dari sahabat Jabir ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, tiada seorang muslim yang menanam pohon kecuali apa yang dimakan bernilai sedekah, apa yang dicuri juga bernilai sedekah. Tiada pula seseorang yang mengurangi buah (dari pohon-)nya melainkan akan bernilai sedekah bagi penanamnya sampai hari kiamat (Imam Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib minal Haditsisy Syarif, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz III, halaman 304).

 

Senada dengan dalil di atas bahwa seseorang yang menanam sebuah pohon dan pohon tersebut menghasilkan buah, dan buahnya dimakan oleh manusia, binatang ternak dan burung, maka juga bernilai sedekah, karena bermanfaat bagi yang lainnya: 

وفي رواية لاَ يَغْرِسُ المُسْلِمُ غَرْسًا فَيَأْكُلَ مِنْهُ إِنْسَانٌ وَلَا دَابَّةٌ وَلَا طَيْرٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ

 


Artinya: Dari sahabat Jabir ra, Rasulullah saw bersabda, tiada seorang muslim yang menanam pohon, lalu buahnya dimakan oleh seseorang, hewan ternak, atau burung, kecuali itu akan bernilai sedekah sampai hari Kiamat.

 

Selain itu juga, dalil yang menunjukkan perbuatan menanam pohon dan merawatnya menjadi pahala karena bernilai sedekah. Sebagaimana hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad 

عن رجل من أصحاب النبي قَالَ سمعت رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم مَنْ نَصَبَ شَجَرَةً فَصَبَرَ عَلَى حِفْظِهَا وَالْقِيَامِ عَلَيْهَا حَتَّى تُثْمِرَ كَانَ لَهُ فِى كُلِّ شَىْءٍ يُصَابُ مِنْ ثَمَرِهَا صَدَقَةٌ عِنْدَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ رواه أحمد

 

Artinya: Dari salah seorang sahabat ra, ia mendengar Rasulullah saw bersabda, siapa saja yang menanam pohon lalu sabar menjaga dan merawatnya hingga berbuah, maka setiap peristiwa yang menimpa buahnya akan bernilai sedekah bagi penanamnya di sisi Allah (HR Ahmad).

 

Selain dari redaksi dalil di atas masih banyak lagi dalil-dalil yang mendukung dan menunjukkan keutamaan bagi seseorang yang menanam pohon dan merawatnya. Sehingga bisa disimpulkan bahwa Rasulullah saw mengajarkan kepada kita semua untuk mencintai tanaman, karena tanaman memiliki banyak kemanfaatan bagi diri kita sendiri maupun orang lain dan makhluk lain. 

 

Bahkan Rasulullah saw memiliki sahabat sebuah pohon yang diberi nama dengan nama "Pohon Sahabi". Pohon yang hidup hampir 14.000 tahun (14 abad) lamanya, sejak nabi berteduh dibawahnya.

 

Pohon yang terletak di negara Yordania (dulu Syam) ini, disinggahi Nabi ketika beliau mengikuti pamannya, Abu Thalib, berdagang ke negeri Syam. Di Pohon Sahabi ini juga Nabi Muhammad saw bertemu dengan seorang biarawan Nasrani yang bernama Pendeta Bahira. 

 

Sehingga pohon tersebut menjadi saksi hidup sejarah perjalanan Nabi Muhammad saw ke tanah Syam. Dan hingga kini pohon tersebut tetap ada dan dilestarikan oleh masyarakat di sana. 

 

Selain kisah dari pohon Sahabi, banyak juga kisah Nabi Muhammad saw yang berkaitan dengan sebuah pohon. Bahkan dalam syariat Islam Haji dan Umrah ada peraturan yang melarang para penziarah mencabut atau menebang pohon di Tanah Haram, karena akan mendapatkan dam (denda). Ini sebagai bukti bahwa Islam sangat menjaga kelestarian tanaman hidup.

(Yudi Prayoga)


Keislaman Terbaru