Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya

Warta

Ketum MUI Lampung Ingatkan Umat Islam Belajar Agama pada Guru Bersanad

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung Prof KH Mohammad Mukri. (Foto: Istimewa)

Bandarlampung, NU Online Lampung

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menyajikan berbagai kemudahan dalam kehidupan. Tak terkecuali kemudahan yang bisa dirasakan dalam mengakses informasi dan berbagai ilmu termasuk ilmu agama. Semua ada dalam genggaman tangan untuk dapat mengakses berbagai konten keagamaan baik dalam bentuk tulisan, gambar, maupun video.


Namun perlu disadari, bahwa belajar ilmu agama, dan juga ilmu-ilmu lainnya, membutuhkan guru atau ulama. Ulama yang menjadi pembimbing pun harus jelas sanad atau silsilah keilmuannya serta rekam jejak prilakunya.

 

Perlu juga disadari saat ini, orang yang berbicara agama di internet bukan hanya para ulama yang sudah belajar sesuai dengan ketentuannya saja. Namun marak juga orang yang baru belajar agama ataupun sama sekali tak paham agama ikut-ikut berbicara tentang agama di internet khususnya di media sosial. Mereka tahu bahwa apapun yang dibungkus dengan nama agama akan mendapatkan perhatian.


Terkait hal ini, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung Prof KH Mohammad Mukri mengingatkan umat Islam bahwa belajar agama harus pada guru. Kemudahan dari teknologi yang ada saat ini hanya digunakan untuk media memudahkan, bukan jadi sumber pembelajaran. “Berbicara tentang agama wajib pakai sanad (silsilah),” tegas sosok yang juga Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung ini.


Ia pun mengingatkan akibat seseorang belajar tidak pada guru dengan mengutip sebuah maqalah ulama: “Man laisa lahu syaikhun fasyaikhuhu syaithon. Siapa yang (belajar ilmu) tanpa guru, maka gurunya adalah setan.” Orang yang belajar tanpa guru maka akan banyak menggunakan pemikiran dan penafsiran sendiri sehingga apa yang disimpulkan jauh dari kaidah-kaidah yang dituntunkan oleh agama. Jika ini terjadi maka yang akan keluar adalah hanya sebuah ilusi.


Belajar agama dengan cara yang baik menurutnya merupakan ikhtiar untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Ikhtiar yang baik untuk mendekatkan diri pada Allah harus terus dilakukan dan setelah itu kita serahkan hasil dan takdirnya pada Allah swt. “Takdir itu di ujung ikhtiar,” katanya di Kantor MUI Lampung, Sabtu (26/2/2022).


Umat Islam lanjutnya, juga harus menyadari bahwa semua yang ada di dunia ini merupakan kehendak dari-Nya. Termasuk takdir mulia yang telah Allah berikan kepada umat Islam karena bisa berpegang teguh pada agama yang diridhoi oleh Allah. “Araftu rabbi bi rabbi walau la rabbi lamma araftu rabbi. Aku mengetahui Tuhanku karena Tuhanku, dan sekiranya tidak karena Tuhanku, niscaya aku tidak akan mengetahui Tuhanku,” pungkasnya. (Muhammad Faizin) 

Muhammad Faizin
Editor: Muhammad Faizin

Artikel Terkait