Warta

Kepala Kemenag Lampung: Ketika Berkomunikasi Harus Berpedoman pada 7 Cara Komunikasi dalam Al-Qur'an

Rabu, 4 Desember 2024 | 11:06 WIB

Kepala Kemenag Lampung: Ketika Berkomunikasi Harus Berpedoman pada 7 Cara Komunikasi dalam Al-Qur'an

Kepala Kemenag Lampung, H Puji Raharjo pada rapat koordinasi dengan stakeholder terkait di Aula Pepadun, Rabu (4/12/2024). (Foto: Istimewa)

Bandar Lampung, NU Online Lampung 

Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Lampung, H Puji Raharjo menjelaskan tujuh model komunikasi kepemimpinan yang diambil dari Al-Qur'an dalam rapat koordinasi yang dilaksanakan secara hybrid pada Rabu (4/122024). 

 

Menurutnya model komunikasi dari Al-Qur'an memberikan panduan yang lengkap untuk memimpin dengan akhlak mulia. 

 

Berikut adalah tujuh model komunikasi tersebut:

  1. Perkataan yang Benar dan Tepat (قَوْلًا سَدِيدًا) - QS Al-Ahzab: 70
  2. Lemah Lembut dalam Menasihati (قَوْلًا لَيِّنًا) - QS Thaha: 44
  3. Perkataan yang Santun dan Bermartabat (قَوْلًا مَعْرُوفًا) - QS An-Nisa: 8
  4. Menghormati dalam Berbicara (قَوْلًا كَرِيمًا) - QS Al-Isra: 23
  5. Komunikasi yang Memudahkan (قَوْلًا مَيْسُورًا) - QS Al-Isra: 28
  6. Menjaga Kejujuran dan Menghindari Kepalsuan (قَوْلَ الزُّورِ) - QS Al-Hajj: 30
  7. Berbicara dengan Perkataan yang Menyentuh Hati (قَوْلًا بَلِيغًا) - QS An-Nisa: 63
 

"Setiap model menekankan pentingnya menyesuaikan cara berbicara dengan konteks dan komunikan. Seorang pemimpin yang mampu memadukan kejujuran, kelembutan, kesantunan, dan inspirasi akan mampu menciptakan hubungan yang harmonis dan mencapai tujuan bersama," ungkapnya.

 

Ia melanjutkan, bahwa dengan menjadikan Al-Qur'an sebagai panduan, kepemimpinan kita tidak hanya efektif, tetapi juga diridhai oleh Allah swt. Dalam rapat ini merupakan momentum penting untuk menyelaraskan langkah dan tujuan bersama. 

 

“Alhamdulillah, kita semua dapat berkumpul dalam rapat ini untuk menyampaikan kebijakan pusat secara langsung, Hal ini penting untuk memastikan pesan dan kebijakan dari pusat tersampaikan secara utuh dan cepat hingga ke level terbawah,” tuturnya.

 

Puji Raharjo juga mengingatkan pesan Menteri Agama bahwa masyarakat membutuhkan Kementerian Agama dan memberikan ekspektasi yang tinggi dan kita harus berupaya mewujudkannya.

 

“Selama umat berjarak dengan agamanya berarti Kementerian Agama gagal, semakin jauh umat dari agamanya maka semakin gagal, serta semakin dekat umat dengan agamanya maka semakin berhasil, itu pesan Menag,” ungkapnya.

 

Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya pengelolaan waktu dan konsistensi dalam melaksanakan tugas. Ia memberikan contoh rutinitas paginya yang selalu dimulai dengan olahraga sebelum beraktivitas. 

 

“Kedisiplinan kecil seperti ini bisa kita jadikan contoh. Sebagai pemimpin, kita harus mampu mengarahkan tim, berkomunikasi dengan jelas, dan menyampaikan pesan dengan tegas,” katanya. 

 

Ia juga mengingatkan tentang arahan Menteri Agama agar briefing pagi menjadi rutinitas penting di setiap tingkatan. “Arahan dari Menteri Agama adalah melakukan koordinasi berkala setiap dua minggu untuk memastikan pesan dan kebijakan tersampaikan dengan baik, ini akan menjadi gaya baru yang positif untuk kita semua,” ujarnya.

 

Kakanwil berharap agar semua satuan kerja meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan, rumah ibadah, dan layanan administrasi. 

 

“Masyarakat menaruh harapan besar kepada kita. Pelayanan yang cepat, berkualitas, dan tanpa biaya adalah wujud nyata kita mendekatkan umat kepada agama,” katanya.

 

Ia juga menegaskan pentingnya prinsip kesederhanaan dan kebersamaan dalam pelaksanaan program kerja. “Setiap rupiah yang kita keluarkan harus memberi manfaat nyata bagi lembaga dan masyarakat. Inovasi dan kreativitas itu penting, tapi jangan sampai menyimpang dari regulasi anggaran,” ungkapnya.

 

Kakanwil Puji Raharjo juga meminta semua pihak untuk berhati-hati dalam belanja operasional dan perjalanan dinas, memastikan bahwa setiap pengeluaran sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan. “Saat berkomunikasi, gunakan bahasa yang santun dan jelas, agar pesan dapat tersampaikan dengan baik,” tuturnya.

 

Dalam rapat tersebut, ia membahas Surat Edaran Nomor 36 Tahun 2024 terkait pelaksanaan Hari Amal Bakti (HAB) ke-79 pada tahun 2025. Ia menekankan pentingnya prinsip kesederhanaan dan kebersamaan dalam menyelenggarakan HAB, serta penghindaran kesan berlebihan dalam perayaan.

 

Puji Raharjo berharap kegiatan HAB ke-79 dapat berjalan lancar dan menjadi langkah awal untuk kebaikan-kebaikan baru di lingkungan Kemenag. “Semoga kegiatan ini dapat membawa manfaat bagi umat dan mendekatkan kita semua dengan masyarakat,” katanya.

 

Acara yang dipusatkan di Aula Pepadun Kanwil Kementerian Agama Provinsi Lampung tersebut dimulai pukul 06.00 WIB dan dihadiri oleh seluruh pejabat Kanwil Kemenag Provinsi Lampung secara luring dan daring, termasuk Kepala Kantor Kemenag, Kasubag Tata Usaha Kabupaten/Kota, serta Kepala MAN dan MTsN se-Provinsi Lampung.