
Mustasyar PCNU Pringsewu, KH Sujadi saat dalam Pengajian Triwulan Muslimat NU yang digelar di SDN 1 Pamenang pada Sabtu (12/7/2025). (Foto: Istimewa)
Pringsewu, NU Online Lampung
Nahdlatul Ulama (NU) telah menjadi bukti nyata bahwa sebuah organisasi keagamaan mampu bertahan, berkembang, dan memberi dampak luar biasa selama lebih dari satu abad.
Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu, KH Sujadi menjelaskan bahwa NU bukanlah organisasi sembarangan, NU bukan organisasi “kaleng-kaleng”.
Didirikan pada tahun 1926 oleh para ulama besar, dengan basis ideologi Ahlussunnah wal Jamaah yang kokoh, NU mampu mengayomi jutaan umat di Indonesia, menjaga tradisi Islam Nusantara, dan menjadi garda terdepan dalam menjaga harmoni kebangsaan.
"Tak tanggung-tanggung, hingga saat ini, sekitar 50% penduduk Indonesia mengaku sebagai bagian dari Nahdlatul Ulama. Ini bukan sekadar angka, tetapi merupakan bukti kepercayaan dan kedekatan umat kepada NU yang mampu merangkul semua lapisan masyarakat, dari petani, santri, guru, pejabat, hingga pemimpin nasional," ujarnya.
Ia menjelaskan, di tengah tantangan zaman dan perubahan sosial yang begitu cepat, NU tetap meneguhkan posisinya bersama para ulama sebagai pembimbing umat. Wakil Rais Syuriyah PWNU Lampung ini mengatakan bahwa hidup bersama ulama bukan hanya anugerah duniawi, tetapi juga bekal keselamatan akhirat.
Abah Sujadi sapaan karibnya mengatakan bahwa terdapat sebuah doa amalan yang sarat makna dan menjadi harapan setiap Muslim agar senantiasa terhubung dengan para ulama dan kekasih Allah:
اللَّهُمَّ حَيِّنَا بِحَيَاةِ العُلَمَاءِ، وَأَمِتْنَا بِمَوْتِ الشُّهَدَاءِ، وَاحْشُرْنَا يَوْمَ القِيَامَةِ فِي زُمْرَةِ الأَوْلِيَاءِ، وَأَدْخِلْنَا الجَنَّةَ مَعَ الأَنْبِيَاءِ عَلَيْهِمُ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ
"Ya Allah, hidupkanlah kami dengan kehidupan para ulama." Ini adalah permohonan agar Allah menganugerahkan hidup yang penuh ilmu, hikmah, dan manfaat, sebagaimana kehidupan para ulama yang menjadi lentera di tengah umat," katanya dalam Pengajian Triwulan Muslimat NU yang digelar di SDN 1 Pamenang pada Sabtu (12/7/2025),
Ia melanjutkan makna doa tersebut selanjutnya yakni "Matikanlah kami dengan kematian para syuhada."
"Kita memohon agar kematian kita kelak bukan kematian biasa, melainkan kematian mulia dalam perjuangan di jalan Allah, penuh keberkahan dan pahala syahid," katanya pada acara yang bersamaan dengan pelantikan pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Pagelaran dan ranting NU di Kabupaten Pringsewu periode 2025-2030
“Kumpulkanlah kami di hari kiamat dalam golongan para wali.” menurutnya doa ini mencerminkan harapan agar kelak dibangkitkan bersama orang-orang saleh, wali-wali Allah, yang dekat dengan-Nya.
“Dan masukkanlah kami ke dalam surga bersama para nabi. Ini adalah puncak dari segala doa dan harapan: mendapatkan ridha Allah dan tempat yang mulia di surga bersama para nabi dan utusan-Nya.," jelasnya.
Doa yang diajarkan ini, terangnya menggambarkan bahwa keberadaan NU bukan sekadar organisasi struktural, tapi juga merupakan jalan spiritual, mengantarkan umat untuk tetap dekat dengan ilmu, para ulama, dan akhirnya bersama para nabi di akhirat.
"NU akan terus kokoh selama umatnya mencintai ulama, menjaga tradisi kebaikan, dan mengamalkan ilmu dalam kehidupan. Karena itu, menjadi bagian dari NU bukan hanya soal identitas, tapi juga tentang komitmen untuk menapaki jalan para salafus shalih, hidup dengan ilmu, berjuang dalam kebaikan, dan berharap bersama para kekasih Allah di surga kelak," jelasnya.
Hadir pada kesempatan tersebut Wakil Bupati Pringsewu Umi Laila, Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu KH Sujadi, Katib Syuriyah PCNU Pringsewu KH Taufik Qurohim, Ketua PCNU Pringsewu H Muhammad Faizin beserta jajaran pengurus NU Kabupaten Pringsewu, MWCNU Pagelaran, dan Forkopimcam Pagelaran.