3 Tipe Orang dalam Organisasi menurut Rais dan Ketua PCNU Pringsewu
Kamis, 17 Juli 2025 | 08:03 WIB

Ketua PCNU Pringsewu, H Muhammad Faizin pada kegiatan Lailatul Ijtima PCNU Pringsewu, Rabu (16/7/2025). (Foto: Istimewa)
Pringsewu, NU Online Lampung
Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu, KH Hambali, mengungkapkan bahwa dalam setiap organisasi, terdapat tiga tipe orang yang berada di dalamnya.
Tiga tipe orang di dalam organisasi tersebut dijelaskannya dalam kegiatan Lailatul Ijtima PCNU Pringsewu yang berlangsung di Aula Gedung NU Pringsewu pada Rabu (16/7/2025) malam.
Tipe pertama, menurutnya adalah pengkhidmat. Orang jenis ini adalah sosok yang tulus mengabdi dan bekerja keras demi kebaikan organisasi. Mereka tidak menuntut imbalan, tidak sibuk mencari panggung, dan fokus menjalankan amanah. Mereka ibarat fondasi, bekerja dan diam namun menopang keseluruhan bangunan.
"Yang kedua adalah penikmat. Tipe ini hanya hadir saat organisasi sedang ramai, memiliki fasilitas, atau menguntungkan dirinya. Mereka tidak terlalu terlibat dalam proses perjuangan, tapi paling depan saat hasil atau prestasi dibagikan," jelasnya.
Dan yang ketiga, adalah pengkhianat. Ini adalah tipe paling tidak ideal. Mereka mungkin pernah ikut berjuang, tetapi kemudian berbalik arah, menyabotase dari dalam, atau bahkan menjual organisasi demi kepentingan pribadi.
Dalam sebuah organisasi, ketiga tipe ini hampir pasti ada. Namun, keberlangsungan organisasi sangat tergantung pada seberapa besar dominasi tipe pengkhidmat di dalamnya.
"Jadilah pengkhidmat yang memperkuat, bukan penikmat yang melemahkan, apalagi pengkhianat yang menghancurkan," harapnya pada acara yang dihadiri para pengurus NU, badan otonom, dan lembaga NU Pringsewu ini.
Tiga tipe ini menurut Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu, H Muhammad Faizin, sejalan dengan isi Al-Qur’an, tepatnya dalam Surat Fathir ayat 32 yang artinya: "Kemudian, Kitab Suci itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami. Lalu, di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Itulah (dianugerahkannya kitab suci adalah) karunia yang besar."
“Pertama, adalah mereka yang menzalimi diri sendiri—yakni pengurus yang hanya menjadikan jabatan sebagai simbol, namun memiliki misi mengrongrong, inilah tipe pengkhianat,” tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa setiap pengurus akan dimintai pertanggungjawaban atas amanah yang diemban. “Setiap dari kalian adalah pemimpin dan tiap-tiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya,” kutipnya dari hadits Nabi saw.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa tipe kedua, yakni penikmat, adalah mereka yang berada di pertengahan. “Tipe ini hanya masuk kategori oportunis yakni bekerja jika ada keuntungan baginya saja,” ungkapnya.
Adapun tipe ketiga, yang disebut sebagai pengkhidmat, adalah mereka yang senantiasa berbuat baik atas izin Allah, istiqamah, dan tulus dalam melayani. “Tipe ini harus menjadi teladan dan pendorong semangat pengabdian, khususnya dalam NU,” pungkasnya.
Kegiatan Lailatul Ijtima PCNU ini mengusung tema “Ngati, Ngaji, dan Ngopi: Ngasah Ati, Ngasah Aji, Ngolah Pikir”, yang menjadi ruang konsolidasi antar pengurus NU dalam memperkuat organisasi.
Pada kegiatan yang dihadiri oleh Mustasyar PCNU Kabupaten Pringsewu KH Sujadi dilakukan juga ngaji perkum atau peraturan perkumpulan yang disampaikan oleh Wakil Sekretaris PWNU Lampung Hayatul Islam.