Syiar

10 Muharram dan Tradisi Bubur Suro di Nusantara

Senin, 30 Juni 2025 | 13:20 WIB

10 Muharram dan Tradisi Bubur Suro di Nusantara

tradisi bubur suro (10 Muharram) (Ilustrasi: NU Online)

Masyarakat Islam di Nusantara memiliki keragaman budaya, salah satunya menu bubur Suro yang ada di bulan Muharram. Bubur Suro sendiri merupakan kuliner yang hadir setiap bulan Muharram, tepatnya pada tanggal 10 (A’syura) Muharram.

 

Bubur Suro tersebut lahir dan berkembang sejak awal Islam hadir di Nusantara. Hal ini bisa ditemukan beragam tradisi bubur Suro dari Sumatera hingga Jawa dan ke berbagai daerah lainnya. Tradisi tersebut selalu hadir dan terus terawat dengan baik oleh generasi ke generasi selanjutnya.

 

Tradisi membuat bubur Suro tersebut, kemungkinan tafa’ulan dari kisah Nabi Nuh as yang tertulis dalam kitab-kitab klasik Islam,  salah satunya dalam kitab I’anah Thalibin karya Abu Bakr Syata al-Dimyati juz 2, halaman 267:

 

 قَوْلُهُ: وَأَخْرَجَ نُوْحًا مِنَ السَّفِيْنَةِ وَذَلِكَ أَنَّ نُوْحًا - عَلَيْهِ السَّلَامُ - لَمَّا نَزَلَ مِنَ السَّفِيْنَةِ هُوَ وَمَنْ مَعَهُ: شَكَوْا اَلْجُوْعَ، وَقَدْ فَرَغَتْ أَزْوَادُهُمْ فَأَمَرَهُمْ أَنْ يَأْتُوْا بِفَضْلِ أَزْوَادِهِمْ، فَجَاءَ هَذَا بِكَفِّ حِنْطَةٍ، وَهَذَا بِكَفِّ عَدَسٍ، وَهَذَا بِكَفِّ فُوْلٍ، وَهَذَا بِكَفِّ حِمَّصٍ إِلَى أَنْ بَلَغَتْ سَبْعَ حُبُوْبٍ - وَكَانَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ - فَسَمَّى نُوْحٌ عَلَيْهَا وَطَبَخَهَا لَهُمْ، فَأَكَلُوْا جَمِيْعًا وَشَبِعُوْا، بِبَرَكَاتِ نُوْحٍ عَلَيْهِ السَّلَامُ

 

Artinya: Allah mengeluarkan Nabi Nuh dari perahu. Kisahnya sebagai berikut: sesungguhnya Nabi Nuh ketika berlabuh dan turun dari kapal, beliau bersama orang-orang yang menyertainya, mereka merasa lapar sedangkan perbekalan mereka sudah habis. Lalu Nabi Nuh memerintahkan pengikutnya untuk mengumpulkan sisa-sisa perbekalan mereka.

 

Maka, secara serentak mereka mengumpulkan sisa-sisa perbekalannya; ada yang membawa dua genggam biji gandum, ada yang membawa biji adas, ada yang membawa biji kacang ful,ada yang membawa biji himmash (kacang putih), sehingga terkumpul 7 (tujuh) macam biji-bijian. Peristiwa tersebut terjadi pada hari Asyura.

 

Selanjutnya Nabi Nuh membaca basmalah pada biji-bijian yang sudah terkumpul itu, lalu beliau memasaknya, setelah matang mereka menyantapnya bersama-sama sehingga semuanya kenyang dengan lantaran berkah Nabi Nuh (I’anah Thalibin, Abu Bakr Syata al-Dimyati, Kewagean, juz 2, halaman 267).

 

Sedangkan keterangan dalam kitab Badai’ al-Zuhur karya Shaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas al-Hanafy , halaman 64 disebutkan:

 

قال الثعلبي كان استواء السفينة علي جبل الجودي يوم عاشوراء وهو العاشر من المحرم فصامه نوح شكرا لله تعالي وامر من كان معه بالصيام في ذلك اليوم شكرا علي تلك النعمة . ويروي ان الطيور والوحوش والدواب جميعهم صاموا ذلك اليوم ثم ان نوح اخرج ما بقي معه من الزاد فجمع سبعة اصناف من الحبوب وهي البسلة والعدس والفول والحمص والقمح والشعير والارز فخلط بعضها في بعض وطبخها في ذلك اليوم فصارت الحبوب من ذلك اليوم سنة نوح عليه السلام وهي مستحبة 

 

Artinya: Imam Tsa'laby berkata, perahu Nabi Nuh mendarat sempurna di sebuah gunung tepat pada tanggal 10 muharam atau hari Asyuro, maka Nabi Nuh melakukan puasa pada hari itu dan memerintahkan kepada kaumnya yang ikut dalam perahunya untuk melakukan puasa pada hari asyuro sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah.

 

Dan dikisahkan bahwa seluruh binatang dan hewan yang ikut dalam perahu Nabi Nuh juga melaksanakan puasa. Kemudian Nabi Nuh mengeluarkan sisa perbekalan selama terapung dalam kapal, memang tidak banyak sisa yang didapat, kemudian Nabi Nuh mengumpulkan sisa biji-bijian itu, ada tujuh macam jenis biji-bijian dan jumlahnya tidak banyak, kemudian disatukan dan dijadikan makanan. Selanjutnya biji-bijian yang dimakan pada hari itu, yakni 10 Muharram, menjadi kebiasaan Nabi Nuh dan disukai (Badai’ al-Zuhur, Shaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas al-Hanafy, halaman 64).

 

Demikianlah penjelasan tentang tradisi bubur Suro pada tanggal 10 Muharram. Tradisi tersebut memiliki dasar yang kuat dalam Islam, yakni mengambil ibrah dan tafa’ulan dari kisah Nabi Nuh as yang selamat dari banjir bandang.