Negara Indonesia merupakan negara yang diberkahi Allah swt. Maka dari itu, kita semua, sebagai umat Islam, sekaligus warga negara Indonesia harus memperbanyak syukur kepada-Nya. Karena dengan pertolongan-Nya, kita semua bisa merasakan kebebasan, kemerdekaan di tanah yang kita cintai ini.
Dengan negara yang merdeka, umat Islam bebas berekspresi, bebas beribadah kepada Allah swt, dan bebas memberikan kontribusi kebaikan bagi bangsa, negara dan agama.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰه الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللّٰهِ شَهِيْدًا أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَمَنْ يَّتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا، وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَايَحْتَسِبُ، وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Saya wasiatkan kepada diri saya pribadi dan kepada jamaah sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt, yakni dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena hanya dengan takwa, kita akan mendapatkan keselamatan dan keberkahan di dunia maupun di akhirat. Allah swt berfirman:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
Artinya: Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya (QS Ath-Thalaq, 65: 4).
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt, Tuhan yang telah memberikan kita negeri yang aman, negeri yang kaya, negeri yang indah, negeri yang penuh rahmat dan keberagaman. Negeri itu adalah Indonesia. Dalam beberapa hari lagi kita akan memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia. Kemerdekaan yang mengubah segala banyak hal, baik dalam agama, politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan.
Sebagai umat Islam yang hidup di Indonesia, kita patut bersyukur karena Indonesia adalah negeri yang diberi nuansa Islami yang kuat. Meskipun Indonesia bukan negara Islam secara formal, namun nilai-nilai Islam sangat melekat dalam kehidupan bangsa ini. Mulai dari sila pertama Pancasila, “Ketuhanan Yang Maha Esa,” hingga budaya dan tradisi masyarakat yang mencerminkan akhlak dan etika Islami.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Indonesia adalah negara dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia. Lebih dari 85% penduduk Indonesia adalah Muslim. Ini adalah anugerah yang sangat besar. Di negeri ini, suara adzan berkumandang dari setiap penjuru, masjid dan mushala berdiri megah di tengah permukiman, pendidikan Islam berkembang pesat, serta umat Islam dapat menunaikan ibadah dengan leluasa.
Negara ini sudah sangat Islami sekali jika dilihat dan dirasakan dalam berbagai aspek. Di negara ini, ada sekitar 800.000 masjid, belum beserta mushala, langgar dan tempat-tempat ibadah seperti di mall, kafe dan tempat wisata. Jumlah pesantren yang terdata di Kementrian Agama sampai hari ini sebanyak 41.220. Jumlah madrasah mencapai 87.451. Belum lagi, tersebar di kampung-kampung, ada majelis ta’lim, majelis zikir, majelis shalawat, TPA, TPQ, dan segala bentuk ibadah dan tradisi umat Islam.
Namun, jumlah besar ini bukan hanya untuk dibanggakan. Kita harus menjadikannya sebagai kekuatan moral dan sosial untuk membangun negeri ini dengan nilai-nilai Islam, seperti kejujuran, keadilan, tanggung jawab, kepedulian, dan kasih sayang.
Jamaah rahimakumullah,
Kemerdekaan Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran besar para ulama, para santri, tokoh Islam dan spirit ormas Islam. Dari perjuangan Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, KH. Hasyim Asy’ari, KH. Ahmad Dahlan, KH. Wahid Hasyim, hingga tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan lainnya, mereka semua meletakkan semangat jihad fi sabilillah dalam membela tanah air.
Dalam sidang-sidang BPUPKI dan PPKI, para tokoh Islam juga memperjuangkan agar dasar negara tetap memuat nilai-nilai tauhid, dan akhirnya tercantumlah “Ketuhanan Yang Maha Esa” dalam Pancasila sebagai bentuk kompromi kebangsaan.
Ini membuktikan bahwa Islam sangat berperan dalam membentuk karakter bangsa Indonesia.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Meski Indonesia bukan negara berdasarkan syariat Islam secara formal, namun banyak hukum dan peraturan perundang-undangan yang mencerminkan nilai-nilai Islam:
Negara turut hadir dalam mengatur dan mensyiarkan praktik-praktik ibadah Islam, seperti menayangkan shalat 5 waktu di televisi, mengatur kapan puasa Ramadhan dan Idul Fitri, mengatur Haji dan Umrah. Sedangkan dalam bermuamalah, negara juga hadir, seperti dalam perbankan syariah, zakat, wakaf, dan keuangan Islam lainnya yang diatur secara resmi oleh negara. Serta hari-hari besar Islam menjadi hari libur nasional dan pendidikan agama Islam diwajibkan di sekolah-sekolah umum.
Selain itu, undang-undang perlindungan anak, larangan minuman keras, hingga undang-undang anti-pornografi, merupakan bentuk dari upaya menjaga moralitas bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Bahkan, banyak daerah di Indonesia yang menerapkan perda-perda yang bernuansa syariah, seperti di Aceh, Sumatera Barat, Banten, NTB, dan lain sebagainya.
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Islam yang tumbuh di Indonesia adalah Islam yang damai, sejuk, toleran dan rahmatan lil 'alamin. Islam di negeri ini berkembang melalui pendekatan budaya dan akhlak yang baik. Para wali dan ulama dahulu menyebarkan Islam melalui dakwah yang lembut, bukan dengan kekerasan.
Tahun-tahun sebelumnya, kita diperkenalkan dengan istilah "Islam Nusantara", itu bukan varian Islam baru, tetapi istilah Islam yang hadir, tumbuh dan berkembang di Nusantara, yakni Islam yang mampu bersinergi dengan budaya lokal, tidak bertentangan dengan syariat, menghargai adat, menjaga toleransi, dan mengedepankan persaudaraan.
Saudara-saudara sekalian,
Jika Indonesia ini sudah bernuansa Islami, maka tugas kita adalah memperkuat dan menjaga suasana tersebut. Jangan sampai umat Islam lengah dan justru merusak citra Islam itu sendiri dengan perilaku buruk seperti korupsi, kebohongan, kekerasan, permusuhan, dan fitnah.
Umat Islam harus tampil sebagai teladan dalam kejujuran, kerja keras, persatuan, dan cinta tanah air. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Artinya: Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia (lainnya).
Maka mencintai Indonesia, menjaga keamanannya, membangun kemajuan, dan menanamkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan berbangsa adalah bagian dari ibadah kita kepada Allah.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kemerdekaan dan suasana Islami di negeri kita adalah nikmat besar dari Allah yang harus kita jaga dan syukuri. Jangan pernah kita sia-siakan. Jangan mudah diadu domba oleh pihak yang ingin merusak persatuan dan kerukunan.
Jangan mudah terprovokasi oleh kelompok yang menyebarkan kebencian atas nama agama, ras, suku dan ormas. Kita harus terus memperkuat ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah.
Hadirin Rahimakumullah,
Demikianlah khutbah yang singkat ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. Marilah kita selalu berdoa bagi keselamatan dan keberkahan bangsa ini, memperbanyak amal saleh, dan senantiasa berkontribusi positif bagi bangsa ini. Maka didiklah anak-anak kita dengan pendidikan Islam yang baik, agar kelak mereka menjadi generasi yang saleh, cerdas, dan cinta tanah air.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلٓهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أٓلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِنَّ اللّٰهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Ustadz Yudi Prayoga, Sekretaris MWCNU Kedaton Bandar Lampung