• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Kamis, 2 Mei 2024

Warta

Literasi Digital Kominfo-LTN NU: Pentingnya Hindari Berita Hoaks Untuk Komunitas Masyarakat

Literasi Digital Kominfo-LTN NU:  Pentingnya Hindari Berita Hoaks Untuk Komunitas Masyarakat
Seminar literasi digital Kominfo-LTN NU di Aula Darul Maarif (Foto: Dian R/NUO Lampung).
Seminar literasi digital Kominfo-LTN NU di Aula Darul Maarif (Foto: Dian R/NUO Lampung).

Lampung Selatan, NU Online Lampung

Dalam era digital, informasi dapat diakses dengan cepat dan mudah, yang memungkinkan setiap orang untuk memanfaatkannya, mengeksplorasi minat, dan memperoleh pengetahuan baru.

 

Maka sosialisasi terkait literasi digital mengenai menghindari penyebaran informasi palsu atau berita hoaks sangat penting dilakukan, untuk menghindari penyebaran konten hoaks, serta melindungi diri dari penipuan yang dilakukan secara daring atau online. 

 

Hal tersebut disampaikan Kepala Biro NU Online Lampung, Ila Fadilasari pada Seminar Literasi Digital di Aula Daarul Ma’arif, Desa Banjar Negeri, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Selasa (5/3/2024). Kegiatan yang Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) dan Lembaga Ta'lif wan Nasyr (LTN) PBNU itu mengusung tema Penguatan Literasi Digital bagi Komunitas Masyarakat.

 

“Akses yang makin mudah dalam menggunakan internet dan peningkatan penggunaan perangkat elektronik, telah mengubah cara kita berkomunikasi, berinteraksi, belajar dan bekerja,” ujarnya. 

 

Penulis buku Sejarah dan Pertumbuhan NU Lampung ini melanjutkan, meski begitu, literasi digital belum menjangkau semua kalangan. Karena itu sangat penting mempromosikan literasi digital dan semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan digital. 

 

Pembicara berikutnya, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (FISIP) Universitas Lampung (Unila), Imam Mahmud menyampaikan, dalam berselancar di era literasi digital ini bisa memunculkan peluang usaha, seperti memunculkan Google Maps sebagai sarana bisnis dan promosi usaha. 

 

“Hal tersebut penting dengan didukung dua hal, yaitu pemaksimalan dengan membuat judul sebagai kata kunci utama membuat ulasan yang bagus, bintang ulasan bagus 4 sampai 5, dan dengan ulasan beragam berkunjung langsung pada toko yang bersangkutan,” ungkapnya. 

 

Kemudian yaitu proses pembuatan, bikin menggunakan gmail siapkan nomor ponsel, google maps di HP atau komputer buat toko atau alamat tempat dan alur pelayanannya. Buatlah konten berkualitas meningkatkan kepercayaan bagi pembaca dan penonton dalam kanal media sosial. 

 

“Membangun semua jejaring sosial diperlukan agar semuanya terintegrasi dan bisa saling melengkapi. Bahkan bisa juga menjadi ruko online yang siap diperjual belikan,” kata Ketua Umum KMNU Unila 2015 itu.

 

Sementara itu, Ketua Sijado Institute sekaligus jurnalis senior, Zulkarnain Zubairi menyampaikan,  di era digital ini ada empat pilar literasi digital yang harus kita ketahui, pertama, digital skills (kecakapan digital), fokus pada pengetahuan dasar mengenai lanskap digital di internet dan dunia maya. 

 

Kedua, digital culture (budaya digital), fokus pada pengetahuan dasar akan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara,” paparnya. 

 

Peraih Penghargaan Kamaroeddin 2014 dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Lampung ini melanjutkan, Ketiga, digital ethics (etika digital), fokus kepada etika berinternet (netiquette). 

 

“Dan keempat, digital safety (keamanan digital), fokus pada pengetahuan dasar mengenai proteksi identitas digital dan data pribadi di platform digital. Empat pilar literasi digital ini memungkinkan kehidupan digital kita akan menjadi lebih baik dan lebih beradab (civilized),” katanya. 

 

Kegiatan seminar Literasi Digital diikuti jajaran pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Natar, pengasuh Pondok Pesantren Daarul Ma’arif sekaligus pengurus Idaroh Wustho Jam’iyyah Ahlit Thoriqoh Al Mu’tabaroh An-Nahdliyah (Jatman) Lampung Habib Assadullah Assegaf, Muslimat NU, IPNU, dan IPPNU. 

(Akhmad Syarief Kurniawan)


Warta Terbaru