Warta

Kepala Pusat KUB Kemenag RI: Moderasi Beragama, Kunci Utama Jaga Keharmonisan Sosial

Sabtu, 24 Agustus 2024 | 16:49 WIB

Kepala Pusat KUB Kemenag RI: Moderasi Beragama, Kunci Utama Jaga Keharmonisan Sosial

Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (KUB) Setjen Kemenag RI, Muhammad Adib Abdushomad pada diskusi Penguatan Nilai-nilai Moderasi Beragama yang digelar Pimpinan Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PC KMHDI) Bandar Lampung. (Foto: Humas Kemenag Lampung)

Bandar Lampung, NU Online Lampung

Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (KUB) Sekretariat Jenderal (Setjen) Kementerian Agama RI, Muhammad Adib Abdushomad menekankan moderasi beragama merupakan kunci utama dalam menjaga keharmonisan sosial. 

 

Moderasi Beragama adalah kunci untuk menjaga persatuan dan kerukunan di tengah keberagaman masyarakat kita. 

 

Hal tersebut disampaikan saat menyapa mahasiswa Hindu Lampung pada Dialog Penguatan Nilai-nilai Moderasi Beragama yang digelar Pimpinan Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PC KMHDI) Bandar Lampung.

 

Kegiatan tersebut mengusung tema Bersatu dalam Keberagaman: Merajut Persatuan di Hari Kemerdekaan Melalui Dialog Antar Agama, di Ballroom Hotel Arinas, Sabtu (24/8/2024).

 

“Ini adalah contoh yang harus kita tunjukkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia mampu menjadi teladan dalam religious harmony,” ujarnya.

 

Adib Abdushomad menegaskan harmoni antaragama adalah fondasi yang krusial bagi persatuan bangsa dan peran generasi muda sangat penting dalam menjaga dan menerapkan nilai-nilai tersebut. 

 

“Moderasi beragama tidak terbatas pada satu agama saja, melainkan mencakup seluruh agama. Dalam menghadapi perselisihan dan tantangan, kita harus mengedepankan semangat persahabatan dalam bingkai NKRI,” ungkapnya.

 

Gus Adib sapaan karibnya, mengingatkan agama seharusnya menjadi sumber inspirasi untuk menyebarkan kasih sayang, kemanusiaan, dan cinta kasih, serta menghindari hasut dan iri dengki. 

 

Ia juga menyampaikan agama harus menjadi pendorong untuk membangun jembatan komunikasi dan pemahaman, bukan sebagai alat untuk memperuncing perbedaan.

 

“Dalam konteks era digital, saya juga mengajak generasi muda untuk lebih berhati-hati dalam menyaring informasi dari internet,” tuturnya.

 

Di era digital ini, penting untuk saring sebelum share. Generasi muda harus menjadi duta harmoni yang cerdas dan bijak dalam menyebarkan informasi.

 

Ia mengingatkan bahwa moderasi beragama adalah mindset yang harus diinternalisasi setiap individu, sehingga mereka dapat menjalani ajaran agama dengan bijak dan penuh toleransi.

 

“Dialog ini diharapkan dapat memotivasi generasi muda untuk aktif dalam mempromosikan nilai-nilai kebangsaan dan kerukunan antarumat beragama, menjadikan Indonesia sebagai teladan bagi dunia,” katanya.

 

Gus Adib menyampaikan harapan agar acara tersebut dapat menjadi titik tolak bagi lebih banyak dialog dan kerja sama lintas agama di tingkat lokal dan nasional. 

 

“Kami berharap kegiatan ini bukan hanya berhenti pada acara hari ini, tetapi bisa menjadi inisiatif berkelanjutan dalam memperkuat rasa persatuan dan saling menghargai di antara kita semua,” tuturnya.

 

Adib juga mengajak semua peserta untuk berkomitmen aktif dalam upaya mempromosikan toleransi dan keberagaman sebagai bagian dari identitas bangsa Indonesia. 

 

“Keberagaman adalah kekuatan kita, dan dengan moderasi beragama, kita dapat menjaga dan merayakan kekuatan tersebut dalam setiap aspek kehidupan kita,” ujarnya.

 

Dengan semangat ini, diharapkan masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, dapat terus mengedepankan prinsip moderasi dan toleransi dalam setiap interaksi sosial, serta menjadikan keberagaman sebagai kekuatan untuk kemajuan bersama.