• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Rabu, 24 April 2024

Warta

Jangan Salah Alamat Mondokkan Anak di Pesantren

Jangan Salah Alamat Mondokkan Anak di Pesantren
KH Sobri Dinal, Pengasuh Pesantren Yasmida Pringsewu
KH Sobri Dinal, Pengasuh Pesantren Yasmida Pringsewu

Pringsewu, NU Online Lampung
Pengasuh Pondok Pesantren Yayasan Miftahul Huda (Yasmida) Ambarawa Pringsewu, Lampung KH Sobri Dinal Musthofa menegaskan bahwa dirinya tidak ridha jika ada santrinya yang ingin meneruskan belajar di pesantren lain namun masuk pesantren yang bukan berpaham Ahlussunah wal Jamaah An-Nahdliyah. 

 

“Saya tidak ridha, santri Yasmida yang ingin belajar ke pesantren lain, masuk ke pesantren yang bukan berpaham Ahlussunah wal Jamaah An-Nahdliyah. Karena nantinya akan menjadi problem bagi keluarganya,” tegasnya pada Haflah Ikhtitam pesantren tersebut, Sabtu (26/3/2022).

 

Ia menghendaki para santri pesantrennya tidak terpengaruh paham-paham baru dalam Islam yang saat ini 'bergentayangan' membawa paham radikal intoleran. Ia mengingatkan para santrinya, khususnya para orang tua untuk selektif dan tidak salah alamat memilih pesantren.

 

Pasalnya saat ini, banyak bermunculan pesantren-pesantren yang beraliran intoleran dengan kurikulum ilmu yang tidak bersanad jelas. Jika dulu pesantren identik dengan Nahdlatul Ulama yang mengajarkan moderasi dalam beragama, saat ini sudah diwarnai dengan pesantren-pesantren berpaham lain.

 

Hal ini juga diingatkan oleh Wakil Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung KH Syadullah yang memberikan mauidzatul hasanah pada acara tersebut. Ia mengingatkan bahwa NKRI perlu dijaga di antaranya dengan senantiasa menanamkan paham Aswaja An-Nahdliyah yang sudah terbukti menyejukkan.

 

Jangan sampai para orang tua kecewa karena salah alamat dalam mendidik putra-putrinya. Jika memilih pesantren tanpa melihat kurikulum yang diajarkan dan tanpa melihat silsilah ilmu para pengasuhnya, maka seorang anak bisa berbeda paham dengan orang tuanya. 

 

“Jangan sampai anak pulang dari pondok, celananya dan celana orang tuanya malah dipotongi dan menyalah-nyalahkan amaliah-amaliah orang tuanya,” katanya.

 

Sementara Anggota DPR RI Muhammad Kadafi yang hadir pada kesempatan tersebut menyebut bahwa pesantren Aswaja An-Nahdliyah benar-benar telah memberi sumbangsih nyata bagi pembentukan karakter generasi muda. 

 

“Pesantren NU tidak hanya menjadikan santri yang cerdas secara intelektual namun juga cerdas emosional, memiliki etika dan kepribadian luhur,” ungkapnya.

 

Pesantren saat ini juga tidak hanya mengajarkan soft skill berupa ilmu pengetahuan, namun juga sudah banyak yang mengikuti perkembangan zaman dengan mengajarkan hard skill berupa keterampilan-keterampilan hidup. Ini menjadi kelebihan pesantren dari lembaga-lembaga pendidikan lainnya. (Muhammad Faizin)


Editor:

Warta Terbaru