Warta

Inilah 4 Pergerakan yang Menginisiasi Berdirinya NU Menurut KH Sujadi

Sabtu, 4 Januari 2025 | 11:39 WIB

Inilah 4 Pergerakan yang Menginisiasi Berdirinya NU Menurut KH Sujadi

KH Sujadi saat menyampaikan sambutan pada konferensi MWCNU Kecamatan Pringsewu di Pesantren Al Wustho, Sabtu (4/1/2025). (Foto: Istimewa)

Pringsewu, NU Online Lampung 

Sejarah berdirinya Nahdlatul Ulama (NU) adalah hasil dari perjuangan panjang dan konsolidasi sejumlah organisasi yang dibentuk untuk menjawab tantangan umat Islam pada awal abad ke-20. Hal ini diungkapkan Mustasyar PCNU Pringsewu saat membuka Konferensi MWCNU Kecamatan Pringsewu yang digelar di Pesantren Al Wustho, Sabtu (4/1/2025).

 

Pergerakan pertama adalah Tasywirul Afkar (1914), organisasi diskusi yang didirikan oleh para ulama dan cendekiawan Muslim di Surabaya, termasuk Kiai Hasyim Asy'ari dan Kiai Wahab Hasbullah. Organisasi ini membahas isu-isu keislaman, pendidikan, dan sosial demi meningkatkan kualitas umat.

 

"Ada Nahdlatut Tujjar (1918) pergerakan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi umat Islam melalui sektor perdagangan. Didirikan oleh Kiai Wahab Hasbullah dan ulama lainnya, Nahdlatut Tujjar menjadi gerakan ekonomi untuk mengurangi ketergantungan umat kepada pihak luar," katanya.

 

Selanjutnya adalah Nahdlatul Wathan (1916/1918) yang bergerak di bidang pendidikan dan kebangsaan, didirikan untuk mencetak kader berwawasan keislaman kuat dan berkontribusi pada perjuangan kemerdekaan. 

 

Kemudian adalah Komite Hijaz (1926) yang merupakan respons terhadap kebijakan Wahabi di Hijaz yang mengancam tradisi Islam, Komite Hijaz dibentuk untuk memperjuangkan hak umat Islam dalam melestarikan tradisi keagamaan seperti ziarah makam dan peringatan Maulid Nabi. 

 

"Delegasi ulama, termasuk Kiai Hasyim Asy'ari, dikirim ke Hijaz sebagai bagian dari perjuangan ini," ungkapnya.

 

KH Sujadi menegaskan bahwa puncak dari perjuangan ini adalah pendirian Nahdlatul Ulama pada 31 Januari 1926. NU menjadi wadah yang solid untuk mempertahankan ajaran Islam ala Ahlussunah wal Jama'ah dan menjaga tradisi keagamaan di Indonesia.

 

"NU lahir dari semangat kolektif para ulama dan tokoh Muslim untuk menjaga akidah, memberdayakan umat, dan menghadapi tantangan zaman," katanya.

 

Pada kesempatam tersebut ia mengingatkan peserta konferensi untuk menjaga niat yang lurus dalam berkhidmat di NU. Segala aktivitas di NU harus bertujuan untuk memperbaiki diri, bukan semata-mata untuk mencari popularitas atau keuntungan pribadi.

 

"Ngurusi NU itu niate ndandani awak. Jangan sampai niatnya mencari materi. Maka nanti bisa kecelik terus kecetit," ujarnya. 

 

Ia menegaskan bahwa keberhasilan NU dalam menjaga ajaran Ahlussunah wal Jama'ah hingga saat ini berakar pada keikhlasan para pendirinya. "Jika niat kita benar, insyaallah, perjuangan kita akan diridhai Allah swt," tutupnya.