Berbekal Dana Pribadi, Kantin Pesantren Al-Muhsin Way Kanan Berjuang Wujudkan Kemandirian Ekonomi
Jumat, 27 Juni 2025 | 15:03 WIB

Kantin Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Muhsin. Kecamatan Umpu Semenguk, Way Kanan. (Foto: Istimewa)
Teddy Heriyanto
Kontributor
Way Kanan, NU Online Lampung
Di tengah fokus mencetak para penghafal Al-Qur’an, Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Muhsin di Kampung Negeri Batin, Kecamatan Umpu Semenguk, Kabupaten Way Kanan, menunjukkan semangat kemandirian ekonomi melalui unit usahanya.
Sebuah kantin sederhana yang dikelola secara internal tidak hanya berfungsi memenuhi kebutuhan pokok para santri, tetapi juga menyimpan cita-cita besar untuk menjadi motor penggerak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di lingkungan pesantren.
Namun, mimpi besar ini masih berjalan dengan modal yang sepenuhnya berasal dari dana pribadi. Keberadaan kantin ini menjadi elemen vital dalam ekosistem pondok pesantren.
Pengelola Kantin, Anis Mufidah, menjelaskan operasional kantin berjalan secara terstruktur di bawah naungan pesantren untuk memastikan tujuan utamanya tercapai.
“Barang-barang yang kami sediakan di sini diperoleh dari pengurus pesantren. Fokus utama kami adalah untuk memenuhi semua kebutuhan santri, mulai dari makanan ringan, minuman, hingga perlengkapan mandi, dan mencuci,” ujarnya.
Ia mengatakan, dengan tersedianya semua kebutuhan di dalam lingkungan pesantren, para santri dapat lebih fokus pada kegiatan belajar dan menghafal Al-Qur’an tanpa harus meninggalkan area pesantren. Hal ini juga menjadi bagian dari upaya menjaga keamanan dan kedisiplinan para santri.
Di balik operasional harian tersebut, terdapat tantangan yang tidak mudah, terutama dalam hal permodalan. Pimpinan Kantin Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Muhsin, Siti Alfiah, mengakui bahwa seluruh sumber dana untuk pengadaan barang saat ini masih mengandalkan kocek pribadi.
“Saat ini semua dana yang digunakan untuk menyediakan barang-barang di kantin ini bersumber dari dana pribadi. Tentu ada keterbatasan untuk pengembangan jika hanya mengandalkan sumber ini,” ungkapnya.
Keterbatasan modal ini menjadi penghalang utama untuk mengembangkan kantin menjadi unit usaha yang lebih besar dan profesional. Siti Alfiah menaruh harapan besar agar ada perhatian dari pemerintah daerah, khususnya dinas terkait, untuk mendukung inisiatif ini.
“Kami sangat berharap ke depannya ada kucuran dana dari dinas terkait. Bantuan tersebut bukan hanya untuk memperbesar kantin, tetapi sebagai investasi untuk pengembangan UMKM pesantren. Dengan begitu, kami bisa menghidupkan roda perekonomian di lingkungan pesantren,” tuturnya.
Pengembangan kantin menjadi sebuah UMKM yang mapan diyakini dapat memberikan manfaat ganda. Selain memberikan pemasukan untuk operasional pondok pesantren, inisiatif ini juga berpotensi menjadi sarana pembelajaran kewirausahaan (santripreneur) bagi para santri.
Dengan adanya dukungan modal dan pembinaan, mimpi Pondok Pesantren Al-Muhsin untuk tidak hanya mandiri secara spiritual tetapi juga mandiri secara ekonomi dapat segera terwujud.
Terpopuler
1
Anjuran Minum Susu Putih pada Malam 1 Muharram
2
Khutbah Jumat: Mari Introspeksi Diri di Akhir Tahun
3
Jumat 27 Juni Tahun Baru Hijriah, Baca Doa Awal dan Akhir Tahun ini
4
Khutbah Jumat: Tahun Baru dan Semangat Baru Dalam Islam
5
Beberapa Keutamaan Puasa Muharram
6
Istikmal, Lembaga Falakiyah PBNU Umumkan 1 Muharram 1447 H Jatuh pada Jumat 27 Juni
Terkini
Lihat Semua