• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Syiar

9 Adab bagi Orang Miskin

9 Adab bagi Orang Miskin
Ada.sembilan adab bagi orang miskin menutut Imam Ghazali, salah satunya selalu bersikap qanaah (Foto: NU Online)
Ada.sembilan adab bagi orang miskin menutut Imam Ghazali, salah satunya selalu bersikap qanaah (Foto: NU Online)

Menjadi  orang miskin bukanlah sesuatu yang salah. Dalam sudut pandang agama Islam, yang membedakan tiap-tiap orang  adalah tingkat ketakwaan kepada Allah swt dan memiliki akhlak yang mulia. 

 

Itu artinya seseorang yang miskin dari segi harta  tidak serta merta menjadikannya tercela, malahan ia tetap terpuji, selama ia memiliki tiga hal dasar, yakni: iman, Islam dan ihsan.

 

Iman artinya ia mempercayai Rukun Islam. Islam artinya ia menjalankan Rukun Islam. Ihsan artinya ia berakhlak mulia.  


Terkait dengan akhlak yang harus dimiliki oleh orang miskin, Imam al-Ghazali dalam risalahnya berjudul al-Adab fi al-Din yang terhimpun dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 438) menjelaskan secara ringkas tentang sembilan adab yang harus dimiliki orang miskin.

 آداب الفقير:لزوم القناعة، وكتمان الفاقة، وترك البذالة والتضعضع، وإلقاء الطمع، وإيثار الصيانة ،وإظهار الكفاية لأهل المروءة من أهل الديانة ،وإجلال الأغنياء مع قلة الاستبشار لهم ، وإظهار الكفاية لهم مع الإياس منهم ، وترك الكبر عليهم ، مع نفى التذلل وحفظ القلب عند رؤيتهم، والتمسك بالدين عند مشاهدتهم  

 

Artinya: Adab orang miskin: senantiasa bersikap qana’ah, tidak menampakkan diri sebagai orang yang membutuhkan bantuan, tidak berpakaian sedemikian rupa dan mendramatisasi keadaan yang sebenarnya, tidak tamak, suka merawat, menampakkan kecukupan di hadapan orang-orang yang menjaga kehormatan diri dari kalangan ahli agama, menghormati orang-orang kaya tanpa ada maksud menjilat, menampakkan kecukupan di depan orang kaya tanpa bersikap putus asa dari mereka,  tidak bersikap takabur kepada orang kaya, tidak  menghinakan diri dengan tetap manjaga hati serta berpegang teguh pada agama ketika melihat kondisi mereka.


Dari kutipan yang dilansir dari Adab Orang Miskin menurut Imam al-Ghazali di atas, dapat diuraikan sembilan adab orang miskin sebagai berikut: 


Pertama, senantiasa bersikap qana’ah. Yang dimaksud qana’ah adalah sikap rela, ikhlas dan puas menerima bagian rezeki dari Allah. Dengan kata lain qana’ah adalah menerima apa yang telah ada di tangan dan mensyukurinya. Namun demikian, sikap qanaah tidak menghalangi ikhtiar yang lebih  baik untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di masa depan dengan tidak menyesali hasil yang telah diterima sebelumnya.  

 

Kedua, tidak menampakkan diri sebagai orang yang membutuhkan bantuan. Artinya ia tidak bermental miskin, yakni dengan sengaja memperlihatkan penampilannya sedemikian rupa untuk menunjukkan kekurangannya agar mendapat bantuan dari siapa saja yang melihatnya. Hal ini menunjukkan tiadanya muru’ah dalam dirinya dan bisa semakin menurunkan harga dirinya.  

 

Ketiga, tidak berpakaian sedemikian rupa dan mendramatisasi keadaan yang sebenarnya. Artinya ia tidak suka  berpenampilan sedemikian rupa yang jauh lebih buruk dari kondisi yang sebenarnya sehingga menarik belas kasih dan iba dari siapa pun yang mengetahuinya. Hal ini menunjukkan tiadanya upaya menjaga harga diri dan lebih mengutamakan santunan sementara keadaannya sendiri tidak separah yang ia tampilkan. 

 

Keempat, tidak tamak. Artinya tidak membiasakan diri berharap mendapatkan pemberian orang lain.Tetapi ketika ada pihak lain yang memberinya, ia bisa menerima pemberian itu sebagaimana adanya tanpa menuntut lebih, lalu mensyukurinya tanpa mempersoalkan kuantitas maupun kualitasnya.  

 

Kelima, suka merawat. Artinya suka merawat barang-barang miliknya sehingga bisa awet atau tidak rusak kondisinya. Terhadap barang-barangnya yang rusak, ia segera meperbaikinya agar kerusakan tidak semakin parah sehingga dapat dipakai kembali secara normal. Dengan demikian ia tidak perlu membeli barang-barang baru yang hanya akan menghabiskan uang. Jadi orang miskin diharapkan bisa berhemat dalam pengeluaran keuangannya. 

 

Keenam, menampakkan kecukupan di hadapan orang-orang yang menjaga kehormatan diri dari kalangan ahli agama atau kaum sufi. Artinya ia tidak menghinakan diri dengan menunjukkan kekurangannya di depan orang-orang sufi yang mereka itu justru senantiasa menjaga kehormatan diri dengan tidak meminta-meminta. 

 

Ketujuh, menampakkan kecukupan di depan orang kaya tanpa bersikap putus asa dari mereka. Artinya meski sedang berada di dekat orang kaya, orang miskin tidak perlu memanfaatkan hal itu sebagai kesempatan berharap dapat belas kasihnya dengan menunjukkan keadaannya yang kurang. Namun demikian ia juga tidak perlu berputus asa mengharapkan bantuannya jika keadaan sudah sangat memaksa seperti kelaparan. 

 

Kedelapan, tidak bersikap takabur kepada orang kaya. Artinya ia tidak boleh menyombongkan diri di depan orang kaya dengan mempertontonkan sikap yang merendahkan orang kaya tersebut. Orang kaya memang harus dihormati bukan semata-mata karena kekayaannya tetapi karena kebaikan-kebaikannya seperti suka bersedekah, sangat peduli kepada fakir miskin, mewakafkan hartanya untuk fasilitas umum, dan sebagainya.

 

Kesembilan, tidak menghinakan diri dengan tetap menjaga hati serta berpegang teguh pada agama ketika melihat kondisi mereka. Artinya ia tidak boleh merasa lebih rendah dan berkecil hati di hadapan orang kaya semata-mata karena perbedaan kekayaan, sebaliknya ia seharusnya tetap meyakini bahwa di hadapan Allah semua orang adalah sama dan perbedaan di antara mereka semata-mata didasarkan pada ketakwaan masing-masing. 


Kesembilan adab tersebut apabila benar-benar dapat diamalkan oleh mereka yang bernasib kurang beruntung atau miskin, pastilah akan menjadi orang terpuji karena mampu menjaga kehormatan diri mereka. Dengan demikian, orang-orang miskin pun bisa menjadi orang terpuji selama mereka  menjaga akhlak mengamalkan adab-adab mereka dengan baik.  


Editor:

Syiar Terbaru