2 Alasan Mengapa Nuzulul Qur'an Diperingati Tanggal 17 Ramadhan
Selasa, 11 Maret 2025 | 10:50 WIB
Yudi Prayoga
Penulis
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang istimewa, karena beberapa peristiwa besar terjadi pada bulan ini, peristiwa tersebut bahkan bisa mewarnai syariat Islam di masa mendatang. Salah satu peristiwa yang terjadi pada bulan Ramadhan adalah turunnya Al-Qur'an (Nuzulul Qur'an).
Peringatan Nuzulul Qur’an pada pada tanggal 17 Ramadhan tahun ini bertepatan pada hari Minggu (Malam Senin), 17 Maret 2025 M, suatu momen yang dianggap istimewa dalam sejarah Islam.
Ada dua argumen yang bisa dijadikan dasar peringatan Nuzulul Qur’an pada setiap 17 Ramadhan.
Pertama, mengacu pada Al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 41 berikut:
وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya: Dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Para ulama mengartikan kata “yaumul furqan” pada ayat di atas sebagai bertemunya dua pasukan Muslim dan kafir Quraisy saat perang Badar pada 17 Ramadhan. Sebagaimana di antaranya dikemukakan oleh Imam ath-Thabari dalam Jāmiʽul Bayān fi Ta’wilil Quran (13/562) dengan mengutip Hasan bin Ali:
قال الحسن بن علي بن أبي طالب رضي الله عنه: كانت ليلة "الفرقان يوم التقى الجمعان"، لسبع عشرة من شهر رمضان.
Artinya: Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra berkata, ‘Yang dimaksud dengan malam ‘al-furqan yaumul taqāl Jamʽān’ adalah tanggal 17 bulan Ramadhan.’
Kedua, peringatan Nuzulul Qur’an pada 17 Ramadhan mengacu pada peristiwa saat Rasulullah saw menerima wahyu untuk pertama kalinya di Gua Hira, yaitu berupa Al-Qur’an surat Al-‘Alaq ayat 1-5:
Baca Juga
6 Adab Berpuasa yang Dapat Kita Amalkan
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Nuzulul Qur’an atau proses turun Al-Qur’an mengalami dua fase. Fase pertama, Allah menurunkan Al-Qur’an dari Lauh Mahfuzh ke langit dunia. Fase kedua, Allah menurunkan Al-Qur’an dari langit dunia ke bumi.
Syekh Muhammad Ali As-Shabuni dalam Kitab At-Tibyan fi Ulumil Qur’an menjelaskan antara lain Nuzulul Qur’an atau proses turun Al-Qur’an, hikmah penurunan Al-Qur’an secara bertahap, metodologi penulisan dan kodifikasi Al-Qur’an.
للقرآن الكريم تنزلان الأول من اللوح المحفوظ إلى السماء الدنيا جملة واحدة في ليلة القدر، الثاني من السماء الدنيا إلى الأرض مفرقا في مدة ثلاث وعشرين سنة
Artinya: Al-Qur’an diturunkan pada dua fase: pertama, dari Lauh Mahfuzh ke langit dunia (Baitul Izzah) sekaligus pada malam Lailatul Qadar; kedua, dari langit dunia ke bumi secara bertahap selama 23 tahun (Muhammad Ali As-Shabuni, At-Tibyan fi Ulumil Qur’an, [Jakarta, Darul Mawahib Al-Islamiyah: 2016 M], halaman 33).
Surat As-Syura ayat 1-3, Surat Al-Qadar ayat 1-2, dan Surat Al-Baqarah ayat 185 menunjukkan bahwa Al-Qur’an diturunkan melalui perantara malaikat Jibril as pada fase pertama, yaitu dari Lauh Mahfuzh ke langit dunia atau Baitul Izzah.
Adapun Surat Al-Isra ayat 106 dan Surat Al-Furqan ayat 32 menjelaskan Nuzulul Qur’an atau proses turun Al-Qur’an pada fase kedua, yaitu penurunan Al-Qur’an dari Baitul Izzah ke bumi secara bertahap selama 23 tahun sesuai kebutuhan, yaitu selama Nabi Muhammad saw diutus sebagai Rasul pada usi 40 hingga wafat pada usia 62-63 tahun.
Fase kedua Nuzulul Qur’an membedakan proses turunnya Al-Qur’an dan kitab suci sebelumnya. Kalau kitab suci sebelumnya diturunkan sekaligus, Al-Qur’an diturunkan pada fase kedua secara bertahap selama 23 tahun.
Fase kedua penurunan Al-Qur’an secara bertahap selama 23 tahun ini mengandung banyak hikmah. Syekh Muhammad Ali As-Shabuni menyebut sedikitnya enam hikmah agung penurunan Al-Qur’an secara bertahap, salah satunya membuat perubahan norma sosial secara bertahap.
Demikianlah penjelasan mengenai mengapa 17 Ramadhan diperingati sebagai malam turunnya Al-Qur’an atau Nuzulul Qur’an. Setidaknya ada dua argumen yang dijadikan oleh para ulama dalam menetapkan peristiwa tersebut. Semoga kita dapat istikamah mempelajari dan membaca Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Artikel ini sudah pernah diterbitkan pada tanggal 26 Maret 2024. Kemudian disunting kembali dengan sejumlah penambahan.
Terpopuler
1
3 Amalan Malam Nuzulul Qur'an, Ahad 16 Maret 2025
2
Bolehkah Shalat Tahajud Setelah Shalat Witir
3
Bacaan Qunut Witir pada Separuh Akhir Ramadhan, Arab, Latin dan Terjemah
4
Nuzulul Qur'an: Berikut 5 Fadilah Membaca Al-Qur'an pada Malamnya
5
Kisah Sayyidah Khadijah ra dan Hari-Hari Menjelang Turunnya Al-Qur’an
6
Berikut Keutamaan Lailatul Qadar pada Bulan Ramadhan
Terkini
Lihat Semua