• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Minggu, 12 Mei 2024

Pendidikan

Rumuskan Kurikulum Aqidah dan Filsafat Islam, UIN Raden Intan Gelar Simposium Nasional AAFI

Rumuskan Kurikulum Aqidah dan Filsafat Islam, UIN Raden Intan Gelar Simposium Nasional AAFI
Rumuskan Kurikulum Aqidah dan Filsafat Islam, UIN Raden Intan Gelar Simposium Nasional AAFI. (Foto: Istimewa)
Rumuskan Kurikulum Aqidah dan Filsafat Islam, UIN Raden Intan Gelar Simposium Nasional AAFI. (Foto: Istimewa)

Bandar Lampung, NU Online Lampung

Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan menjadi tuan rumah digelarnya Simposium Nasional Asosiasi Aqidah Filsafat Islam (AAFI) di Hotel Emersia Bandar Lampung, Selasa-Kamis (24-26/10/2023).


Acara tersebut mengusung tema Pengembangan Keilmuan dan Kelembagaan Aqidah dan Filsafat Islam di Era Society 5.0. Hadir sebanyak 84 orang para pengelola Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam di tingkat sarjana, magister, dan doktoral di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).


Direktur Program Pascasarjana UIN Raden Intan, Prof Dr Ruslan Abdul Ghofur mengatakan, menjadi sebuah kebanggan sekaligus tantangan bagi Pascasarjana untuk menerima amanah besar dari AAFI sebagai tuan rumah Simposium Nasional.


“Kegiatan ini merupakan salah satu side event dari berlangsungnya International Conference yang juga akan diselenggarakan oleh Pascasarjana UIN Raden Intan pada 25-28 Oktober mendatang,” ujar Prof Ruslan dalam sambutannya pada acara pembukaan simposium.


Tujuan dari kegiatan Simposium Nasional Asosiasi Aqidah dan Filsafat Islam ini adalah, menumbuhkan pemahaman di kalangan sivitas akademika Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam di tingkat sarjana, magister, dan doktoral tentang era Society 5.0 dan segala implikasi dan dampak yang timbul darinya yang menjadi arah baru perkembangan peradaban umat manusia dewasa ini.


“Ia berharap, kegiatan simposium tersebut menghasilkan rekomendasi dari para filsuf yang dibutuhkan untuk generasi di era Society 5.0,” tuturnya. 


Ketua Asosiasi Aqidah dan Filsafat Islam, Khalid Al Walid menyampaikan, hadirnya AAFI menjadi dasar di saat yang lain sibuk dengan hal-hal praktis, maka perlu ada ulul albab yang berpikir secara substansial dan mendasar.


“Meskipun jumlah mahasiswa prodi AFI tidak begitu banyak seperti prodi lain, namun begitulah hakikatnya, bahwa pemikir tidak perlu banyak. Sedikit itu indah,” katanya.


Selain simposium, kegiatan tersebut juga akan merumuskan kembali kurikulum pada prodi AFI. Khalid berharap, pelajaran filsafat tidak hanya diperkenalkan di tingkat perguruan tinggi saja, namun juga pada tingkat Aliyah atau sederajat. 


“Di negara maju, filsafat sudah diperkenalkan di tingkat dasar. Mereka sudah diperkenalkan untuk berpikir kritis. Hal itu merupakan upaya kita untuk menangkal radikalisme dengan diperkenalkannya filsafat untuk berpikir kritis,” ungkapnya.
 


Pendidikan Terbaru