Pendidikan

Mahasiswa FISIP Unila Raih Kesempatan Belajar Wirausaha di Australia

Jumat, 6 September 2024 | 18:58 WIB

Mahasiswa FISIP Unila Raih Kesempatan Belajar Wirausaha di Australia

Mahasiswa FISIP Unila Siti Aqila Nursilmina akan mengikuti program belajar wirausaha di Curtin University, Australia. Program itu dimulai pada 11 November hingga 20 Desember 2024


Bandar Lampung, NU Online Lampung

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung (Unila),  Siti Aqila Nursilmina, berkesempatan belajar selama enam sampai delapan minggu di Curtin University, Australia. Program itu dimulai pada 11 November hingga 20 Desember 2024.

 

Mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional itu belajar di Australia dalam program Indonesian Internasional Student Mobility Award Professional Program Enterpreneur (IISMA-E), yang dikhususkan untuk pembelajaran terkait wirausaha atau bisnis. 

 

IISMA-E merupakan skema terbaru dari program IISMA, yang dikhususkan untuk pembelajaran terkait wirausaha atau bisnis. Dalam pendaftaran mengikuti IISMA-E, tidak jauh berbeda dengan rangkaian program pendaftaran IISMA lainnya, yang membedakan yakni pembuatan business plan. 

 

Program ini dapat diikuti oleh mahasiswa yang pernah atau sedang memiliki usaha, atau pernah mengikuti lomba business case competition.

 

Sejak awal perkuliahan, Aqila mempunyai tujuan mengikuti pertukaran mahasiswa. Saat semester tiga, ia sudah mempunyai rencana untuk mengikuti magang pada semester enam dan mengikuti pertukaran mahasiswa khususnya IISMA di semester tujuh.

 

Selain itu, sejak sekolah menengah pertama ia sudah tertarik pada bahasa Inggris. Sejak saat itu ia mulai bermimpi untuk pergi ke luar negeri. 

 

"Dalam mengikuti program, aku memiliki pengalaman usaha berjualan buket bunga. Aku tidak pernah mengikuti lomba terkait wirausaha dan business plan, jadi ini merupakan pertamaku," katanya 

 

Ia mengaku mempunyai ambisi untuk ikut program pertukaran pelajar, apapun itu programnya. Pokoknya harus daftar walaupun hasilnya gagal atau berhasil. Setidaknya sudah mencoba. 

 

"Salah satu prinsip yang aku pegang yakni berani mencoba, atau selamanya bertanya-tanya apa yang bisa saja terjadi daripada nanti aku menyesal di akhir. Gagal itu wajar kok,” tutur Aqila.

 

Ia menemukan kendala saat mempersiapkan diri pada  semester lalu, karena sedang mengikuti program magang. Sehingga semua persiapan baik esai, dokumen, business plan, ia kerjakan setiap malam saat pulang bekerja. 

 

"Mengingat waktu magang yang cukup penuh dari pukul delapan hingga lima sore. Aku harus membagi waktu dan melawan rasa malas, serta rasa lelah," ujarnya.

 

Ia melanjutkan, selain fokus pada studi ia juga memperkenalkan dan mempresentasikan Indonesia dengan baik kepada masyarakat global atau memberi tahu tentang kebudayaan Lampung, sejarahnya secara langsung dan memperlihatkan bagaimana kehidupan yang beragam.

 

"Namun yang paling penting yakni membangun dan memperluas koneksi dengan bergabung bersama komunitas di Australia," ujarnya.

 

Aqila berpesan untuk belajar mengenali diri sendiri dengan baik dan memiliki keunikan. Hal ini bermakna ketika menulis esai, harus menulis hal-hal yang menunjukkan representasi diri dan ketika membuat business plan bisa dikaitkan dengan isu-isu yang terjadi seperti terkait lingkungan, kesehatan, dan lainnya.

 

Ia mengaku, sebelumnya ia pernah mengajukan lebih dari lima beasiswa dan empat kali program pertukaran, yang semuanya gagal. "Sangat penting membangun mental baja pantang menyerah dan terus berusaha. Walaupun sudah sering gagal, itu manusiawi dan nikmati semua prosesnya. Yang perlu diingat, mimpimu bukan tidak tercapai, namun hanya tertunda,” katanya.

 

Aqila berharap, program IISMA-E menjadi program yang berkelanjutan. Sebagai angkatan pertama program IISMA-E, ia berharap program ini lebih banyak dalam menjaring mahasiswa, agar dapat mendukung orang-orang yang mempunyai passion dan rencana karier dalam bidang bisnis.