• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Selasa, 21 Mei 2024

Pendidikan

Lukman Hakim Saifuddin: Moderasi Beragama Cegah Masyarakat Tidak Ekstrem Memahami Ajaran Agama

Lukman Hakim Saifuddin: Moderasi Beragama Cegah Masyarakat Tidak Ekstrem Memahami Ajaran Agama
Mantan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin pada program Training of Trainers (ToT) Penguatan Moderasi Beragama (PMB) di Hotel Golden Tulip, Rabu (13/12/2023) malam.  (Foto: Istimewa)
Mantan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin pada program Training of Trainers (ToT) Penguatan Moderasi Beragama (PMB) di Hotel Golden Tulip, Rabu (13/12/2023) malam.  (Foto: Istimewa)

Bandar Lampung, NU Online Lampung

Menteri Agama RI Periode 2014-2019, Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, moderasi beragama bertujuan menjaga agar pengamalan berbagai ajaran agama tidak ekstrem atau berlebih-lebihan. 


Pernyataan tersebut disampaikan saat menjadi pemateri pada program Training of Trainers (ToT) Penguatan Moderasi Beragama (PMB) di Hotel Golden Tulip Bandar Lampung, Rabu (13/12/2023) malam. 


“Karena keragaman pemahaman beragama itu sunnatullah, maka moderasi beragama ingin menjaga agar pelaksanaan ajaran dan amalan agama tidak berlebih-lebihan,” paparnya.


TOT tersebut diselenggarakan atas kerja sama Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan dengan Kementerian Agama RI dan dibiayai oleh skema Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Acara itu berlangsung pada 11-17 Desember 2023 dan diikuti 60 peserta dari seluruh Indonesia. 


Lukman mengatakan, beragama adalah memahami ajaran-ajaran agama dan mengamalkan ajaran agama. Menurutnya, apa yang kita imani harus manifestasi atau terwujud dalam bentuk amalan. Oleh karena itu amalan harus berbasis pada iman. 


“Moderasi beragama adalah proses yang tidak berakhir, agar cara kita beragama tidak berlebih-lebihan dan melampaui batas. Cara beragama perlu dimoderasi karena ada amalan keagamaan yang melampaui batas,” ujarnya. 


Satu agama memiliki banyak aliran karena sudut pandang, budaya, dan latar belakang ilmu yang berbeda-beda. Sebab, firman Tuhan multi tafsir, karena kaya dengan metafora. Oleh karena itu kemudian melahirkan berbagai paham cara beragama.


“Maka moderasi beragama harus terus dijaga untuk menjaga keharmonisan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” katanya. 
 


Pendidikan Terbaru