Warta

Kolaborasi Assahil–Madani: Menuju Pesantren Mandiri dengan Kaderisasi Akuntansi

Senin, 16 Juni 2025 | 12:02 WIB

Kolaborasi Assahil–Madani: Menuju Pesantren Mandiri dengan Kaderisasi Akuntansi

Kolaborasi Pondok Pesantren Assahil dengan Perguruan Tinggi Maadani. (Foto: Istimewa)

Bandar Lampung, NU Online Lampung 

Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Assahil terus menunjukkan komitmennya dalam membangun kemandirian lembaga melalui penguatan kolaborasi lintas institusi. 

 

Assahil menjalin komunikasi dan sinergi awal dengan Perguruan Tinggi Madani dalam sebuah audiensi bertema "Kolaborasi Menuju Pesantren Mandiri dengan Kaderisasi Akuntansi," pada Jumat (13/6/2025).

 

Dalam audiensi tersebut, Direktur LITBANG PPTQ Assahil, H Abdurrochman menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya mencetak kader-kader pesantren yang memiliki kompetensi di bidang ekonomi dan akuntansi. 

 

Ia menyoroti bahwa konsep ekonomi produktif seperti koperasi dan kafe yang dijalankan pondok memerlukan penguatan dari sisi manajemen dan pelaporan keuangan.

 

“Kami melihat potensi ekonomi pondok cukup baik, tapi butuh penguatan di sektor akuntansi. Harapannya, dengan kolaborasi bersama perguruan tinggi, semangat Tri Dharma dapat menyatu dengan visi pesantren. Santri tetap kuat dalam kajian keislaman, namun juga tidak tertinggal dalam ilmu umum,” ujarnya.

 

Sementara itu, Perguruan Tinggi Madani, Syofia Hadi memberikan tanggapan positif atas inisiatif atas kolaborasi ini. Ia menyampaikan mahasiswa berlatar belakang pesantren cenderung memiliki karakter kuat dan kedisiplinan yang menjadi nilai lebih dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi.

 

“Kami sangat terbuka untuk bekerja sama. Bisa melalui seminar, workshop, hingga pelatihan kecil di bidang akuntansi. Kehadiran pesantren dalam dunia pendidikan formal bisa membantu membentuk budaya transparansi dan mengikis praktik korupsi,” ungkapnya.

 

Sementara itu Pimpinan Pondok Assahil, Gus Muhammad Latif Mukti juga menegaskan kolaborasi ini merupakan bagian dari upaya memperkuat positioning pesantren di tengah masyarakat. Ia menekankan Assahil memiliki tiga pilar pendidikan kemasyarakatan, ubudiyyah, dan pengajaran.

 

“Pesantren tak boleh tertinggal. Kita ingin membekali santri dengan wawasan yang luas agar siap terjun ke masyarakat. Akuntansi dan ekonomi bukan sekadar tambahan, tapi bagian dari roda kehidupan yang perlu dikuasai santri. Pendidikan itu juga aset,” katanya.

 

Menanggapi hal tersebut, pihak penerimaan mahasiswa baru dari Perguruan Tinggi Madani, Endri Juniyanto menyatakan dukungan penuh terhadap hal tersebut. 

 

Kampus Madani sendiri menyediakan berbagai bentuk beasiswa seperti Beasiswa Duta Milenial dan KIP untuk mahasiswa berprestasi, termasuk bagi santri.

 

“Kami sangat menyambut baik niat baik ini. Banyak potensi yang bisa dikembangkan bersama, dan kami sangat terbuka untuk menjembatani apa yang bisa dikolaborasikan,” ujarnya.

 

Audiensi ini menjadi langkah awal yang menjanjikan dalam memperkuat sinergi antara lembaga pesantren dan perguruan tinggi, khususnya dalam mencetak generasi santri yang unggul secara spiritual dan profesional.