Pendidikan

Psychowriting, Menulis sebagai Media Kritik dalam Ruang Demokrasi

Kamis, 17 Oktober 2024 | 12:17 WIB

Psychowriting, Menulis sebagai Media Kritik dalam Ruang Demokrasi

Stadium General Psychowriting UIN Raden Intan menghadirkan narasumber inspiratif, Siti Muyassarotul Hafizoh, Rabu (16/10/2024)

Bandar Lampung, NU Online Lampung

Fakultas Adab UIN Raden Intan Lampung menyelenggarakan Stadium General Psychowriting, Menulis sebagai Media Kritik dalam Ruang Demokrasi di Ballroom UIN Raden Intan, Rabu (16/10/2024). 

 

Kegiatan ini menghadirkan narasumber inspiratif, Siti Muyassarotul Hafizoh, seorang penulis nasional sekaligus penerima Anugerah Nugra Jasa Dharma Pustaka dari Perpustakaan Nasional RI.

 

Muyassarotul berbagi perspektif personal mengenai modal menulis. “Ada dua hal penting untuk memulai menulis, yaitu jatuh cinta dan patah hati. Patah hati di sini tidak hanya soal asmara, tapi juga tentang melihat ketidakadilan seperti pelecehan atau bullying,” tuturnya. 

 

Ia mendorong mahasiswa untuk tidak ragu menulis dan mengembangkan potensi mereka tanpa terbebani dengan siapa yang akan membaca karya tersebut.  

 

Muyassarotul memperkenalkan konsep psychowriting, yaitu teknik menulis yang mampu memengaruhi psikologi pembaca. Ia berbagi pengalaman menulis novel Hilda, yang ditujukan untuk membantu pembaca dengan isu-isu psikologis seperti depresi.  

 

Ia menyampaikan pentingnya peran literasi dalam kehidupan demokrasi. Ia mengutip pesan dari Imam Al-Ghazali, "Kalau kamu bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis." 

 

Menurutnya, membaca dan berdiskusi adalah dua hal esensial untuk menjadi penulis yang baik. "Membaca saja tidak cukup tanpa adanya diskusi untuk memperdalam pemahaman dan menambah kualitas tulisan," katanya.  


Muyassarotul menekankan, kegiatan menulis bukan hanya untuk menyalurkan gagasan, tetapi juga sebagai bentuk dakwah dan sarana membangun demokrasi. “Demokrasi itu menuju cita-cita keadilan dan kesejahteraan bersama. Tentu akan ada masalah dan kesenjangan, tetapi literasi—melalui tulisan, diskusi, dan edukasi—bisa menjadi jalan pemberdayaan dan solusi,” ujarnya.  

 

Stadium General ini dibuka oleh Wakil Rektor II UIN Raden Intan  Safari Daud. Dalam sambutannya, Safari menyoroti pentingnya menjaga tradisi menulis di kalangan mahasiswa.

 

"Teknologi telah memudahkan transformasi ilmu pengetahuan. Dulu kita menulis dengan mesin tik, sekarang semua bisa dilakukan dengan mudah melalui perangkat digital," katanya.  

 

 “Menulis adalah tradisi yang harus dijaga. Dengan teknologi saat ini, transformasi ilmu menjadi lebih mudah, dan kami di UIN Raden Intan sangat mendukung publikasi ilmiah, termasuk melalui jurnal bereputasi,” tambahnya.

 

Safari mengungkapkan, pihak universitas telah mengalokasikan dana untuk mendukung publikasi ilmiah melalui LP2M dan sedang menyiapkan tiga jurnal menuju akreditasi Scopus.  

 

Ia mendorong mahasiswa untuk aktif menulis di media massa, baik lokal maupun nasional. “Kalau ada mahasiswa yang bisa menulis di media massa, saya akan berikan nilai A karena itu menunjukkan keterampilan dan soft skill yang luar biasa,” katanya.  


Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 400 mahasiswa semester 1 hingga 9 dari Program Studi Sejarah Peradaban Islam (SPI) dan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam (IPII). 

 

Ketua pelaksana acara, Eni Amaliah, mengatakan, konsep psychowriting semakin populer dan relevan. "Saat ini, menulis tidak hanya menjadi sarana ekspresi pribadi, tetapi juga alat untuk memengaruhi psikologi pembaca dan menyampaikan kritik sosial," jelas Eni.  

 

Melalui kegiatan ini, diharapkan para mahasiswa semakin termotivasi untuk menulis dan mengembangkan potensi mereka.