Gerakan Tanam Pohon Matoa, Sholihin: Ikhtiar Selamatkan Bumi dan Generasi Penerus
Selasa, 22 April 2025 | 15:51 WIB

Anggota DPRD Lampung, Sholihin saat melakukan penanaman pohon matoa di MAN 1 Bandar Lampung, Selasa (22/4/2025). (Foto: Istimewa)
Bandar Lampung, NU Online Lampung
Anggota DPRD Provinsi Lampung, Sholihin menyatakan dukungannya terhadap Gerakan Nasional Penanaman 1 Juta Pohon Matoa yang digagas Kementerian Agama RI.
Ia menilai gerakan ini merupakan bagian dari ikhtiar bersama untuk menyelamatkan bumi dan generasi penerus.
“Menjaga bumi dan lingkungan adalah perintah agama dan amanat undang-undang. Ini bukan hanya soal tanaman, tapi tentang masa depan anak cucu kita,” ujarnya kepada NU Online Lampung, Selasa (22/4/2025).
Sebagai anggota Komisi II DPRD Lampung yang membidangi sektor perekonomian dan bermitra langsung dengan Dinas Kehutanan serta Dinas Lingkungan Hidup, ia menekankan pentingnya sinergi antara legislatif, eksekutif, dan elemen masyarakat untuk menguatkan gerakan pelestarian lingkungan.
“Saya juga mendorong agar gerakan semacam ini tidak berhenti di tataran seremoni, melainkan menjadi langkah nyata yang terintegrasi dengan kebijakan daerah,” ungkapnya.
Wakil Ketua PWNU Lampung itu berharap kolaborasi lintas sektor dan lintas iman seperti ini terus diperluas, tidak hanya dalam isu lingkungan, tetapi juga dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial.
Penanaman pohon matoa tersebut di tingkat Provinsi Lampung dipusatkan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Bandar Lampung, melibatkan siswa, guru, tokoh lintas agama, dan forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda).
Sebanyak 10.250 pohon matoa ditanam serentak di seluruh wilayah Lampung, termasuk di madrasah, pesantren, rumah ibadah lintas agama, dan ruang terbuka milik komunitas keagamaan.
Gubernur Lampung diwakili Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Y Ruchyansyah mengatakan, target penanaman di Lampung sebanyak 10.250 pohon matoa.
“Hari ini dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah Lampung, sebagai wujud nyata dukungan terhadap pelestarian lingkungan hidup,” ujarnya membacakan sambutan Gubernur Rahmat Mirzani Djausal.
Program ini merupakan kontribusi nyata daerah dalam mendukung Asta Cita Presiden, khususnya agenda penguatan harmoni antara manusia dan alam.
“Menjaga bumi adalah ajaran semua agama. Islam melarang kerusakan, sementara tradisi lain mengajarkan bahwa bumi adalah ibu, rumah, dan anugerah Tuhan,” ungkapnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Lampung, Erwinto menegaskan, gerakan ini bukan sekadar seremoni, melainkan momentum kebangkitan kesadaran kolektif.
“Alhamdulillah, hari ini dari Lampung kita kirim pesan hijau untuk dunia. Dari Sai Bumi Ruwa Jurai, kita nyatakan bahwa Indonesia tidak tinggal diam,” ujarnya.
Ia mengatakan, kolaborasi lintas sektor ini menjadi bukti pelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Menanam pohon bukan hanya tindakan ekologis, tapi juga spiritual, bentuk ibadah yang menyatu dengan cinta tanah air.