Literasi

Katib Syuriyah PWNU Lampung: Era Digitalisasi, Memanfaatkan Informasi Harus Bijak

Kamis, 8 Agustus 2024 | 15:13 WIB

Katib Syuriyah PWNU Lampung: Era Digitalisasi, Memanfaatkan Informasi Harus Bijak

Katib Syuriyah PWNU Lampung, KH Ahmad Masum Abror saat memberikan sambutan pada seminar literasi digital Muslimat NU Lampung, Kamis (8/8/2024). (Foto: Humas Kemenag Lampung/ Adit)

Bandar Lampung, NU Online Lampung 

Katib Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung, KH Ahmad Ma’sum Abror berpesan, memanfaatkan informasi harus bijak, tidak semua yang kita terima itu harus disebarkan. 


Dalam Islam dikenal ada ilmu musthalahul hadits, di situ kalau ingin meriwayatkan hadits dan menukil ucapan harus jelas sumbernya dari mana, kalau tidak jelas maka jangan sekali-kali kita share atau bagikan.


Hal tersebut disampaikan pada seminar literasi digital Pimpinan Wilayah (PW) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Lampung di Hotel Emersia, Bandar Lampung, Kamis (8/8/2024). Kegiatan tersebut mengusung tema Membangun Jejak Digital Organisasi Perempuan yang Positif.


“Dalam ilmu hadits juga dikenal yaitu orang tsiqah yang dapat dipercaya, maka ketika menerima informasi, kita harus lihat terlebih dahulu dari siapa dan siapa yang memberikan informasi tersebut,” ujarnya sekaligus membuka kegiatan tersebut.


Kemudian juga kita harus tabayun, lanjutnya, semisal ketika menerima informasi, kita lihat dari siapa sumbernya. Ketika kita ragu, maka agar bertabayun kepada orang yang menjadi narasumber pada isi informasi tersebut. 


“Mengenai literasi digital, kita hidup di zaman ini yang perkembangan teknologinya sangat pesat. Saya ingat zaman dahulu, seperti kalau mau bahtsul masail harus membawa kitab yang banyak, namun era sekarang serba digital tidak perlu bawa lagi yang seperti itu, cukup bawa handphone atau ponsel,” kata Gus Ma’sum sapaan karibnya. 


Kemudian, juga dahulu kalau mau belanja mau membeli sesuatu harus bawa uang banyak, seiring berkembangnya zaman tergantikan dengan kartu, yaitu anjungan tunai mandiri (ATM). Ternyata kartu juga saat ini sudah beralih ke ponsel, yang ini merupakan digital atau digitalisasi. 


Begitu juga ketika mendapatkan informasi, dahulu kalau mau baca berita harus menunggu koran, dan harganya akan murah ketika di atas jam 12. Akan tetapi, sekarang semua berita dan informasi sudah tersedia di media online yang bisa diakses melalui ponsel.


“Kemajuan informasi ini harus kita manfaatkan, harus digunakan sebaik-baiknya. Belum tentu sesuatu yang baru itu negatif, asalkan bisa dimanfaatkan dan digunakan mudah-mudahan itu positif bagi kita,” ungkapnya. 


Dulu belajar baca kitab itu susah, ngaji harus puluhan tahun, tapi saat ini semua terjemahan kitab sudah banyak tersedia di ponsel.  Namun, tidak semudah itu, bagi kalangan santri tidak cukup pandai membaca, tidak cukup pandai menggunakan teknologi, yang penting adalah keberkahan ilmu itu sendiri yaitu belajar kepada guru. 


Kegiatan seminar literasi digital itu diisi oleh tiga narasumber yaitu Kepala Biro NU Online Lampung Fadilasari, Dosen FISIP Universitas Lampung dan Konten Kreator Imam Mahmud, serta Jurnalis Senior Oyos Saroso HN. 


Kegiatan tersebut diikuti oleh Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU se-Provinsi Lampung, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Muslimat NU se-Kota Bandar Lampung, serta badan otonom dan lembaga NU Provinsi Lampung.
(Dian Ramadhan)