Khutbah

Khutbah Jumat: Mari Kita Melawan Hawa Nafsu yang Buruk

Rabu, 23 Oktober 2024 | 08:02 WIB

Khutbah Jumat: Mari Kita Melawan Hawa Nafsu yang Buruk

Ilustrasi hawa nafsu. (Foto: NU Online)

Hawa nafsu adalah dorongan atau keinginan yang kuat dari dalam diri manusia yang sering kali berhubungan dengan keinginan fisik atau emosional. Dalam konteks spiritual atau keagamaan, hawa nafsu sering dianggap sebagai kecenderungan yang bisa menyesatkan atau menjauhkan manusia dari jalan kebenaran atau moralitas. 


Hawa nafsu bisa berwujud berbagai bentuk, seperti keinginan untuk memperoleh kekayaan, kekuasaan, kenikmatan fisik, atau hal-hal duniawi lainnya yang berlebihan. Mengendalikan hawa nafsu sering kali dianggap sebagai salah satu kunci untuk mencapai keseimbangan spiritual dan moral dalam kehidupan.


Khutbah I


اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اله إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله. اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ أمَّا بَعْدُ فَيَاعِبَادَ الله أُوْصِيْكُم وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ ، فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا


Hadirin rahimakumullah,

Pada hari yang mulia ini, khatib menyeru kepada jamaah Jumat sekalian untuk memuji Allah swt dan bershalawat kepada Rasulullah saw, serta senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt.  


Semoga dengan ketakwaan tersebut, kita diberikan solusi pada masalah yang sedang dihadapi. Dengan ketakwaan, semoga kita juga dilimpahi rezeki yang tidak kita sangka-sangka. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat At-Talaq Ayat 2 dan 3:


وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ


Artinya: Siapa pun yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya (QS At-Talaq: 2-3). 


Hadirin rahimakumullah,

Alhamdulillahi rabbil 'alamin, segala puji bagi Allah swt, Tuhan semesta alam. Dari-Nya lah kita semua berasal dan akan kepada-Nya juga kita akan dikembalikan. Allah juga merupakan Tuhan yang memberikan kita kekuatan, jasmani maupun ruhani, sehingga kita bisa beribadah shalat Jumat di masjid yang berkah ini.  


Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi besar Muhammad saw, kepada keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Nabi yang membawa perubahan besar bagi peradaban umat manusia hingga hari kiamat. 


Hadirin yang dirahmati Allah, 

Pada kesempatan kali ini, khatib akan menyampaikan khutbah tentang suatu perkara penting yang sering kali menjadi tantangan besar dalam kehidupan kita, yaitu melawan hawa nafsu.


Hawa nafsu adalah keinginan yang ada pada diri manusia yang sering kali mengarah pada hal-hal yang bertentangan dengan syariat Allah. Keinginan itu tidak selamanya buruk, karena ada hawa nafsu yang mengajak kepada kebaikan. Namun, sering kali hawa nafsu yang cenderung kepada kejahatan dan kerusakanlah yang paling dominan dalam diri manusia.


Allah berfirman dalam Al-Qur’an, Surah Yusuf ayat 53:


اُبَرِّئُ نَفْسِيْۚ اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌ ۢ بِالسُّوْۤءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيْۗ اِنَّ رَبِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ٣


Artinya: Aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


Ayat ini mengingatkan kita bahwa hawa nafsu, jika tidak dikendalikan, akan membawa kita kepada keburukan dan menjauhkan dari jalan yang benar.


Hadirin yang dirahmati Allah, 

Setiap orang beriman dihadapkan pada ujian berupa hawa nafsu. Rasulullah saw bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi yang artinya


“Orang yang cerdas adalah yang menundukkan hawa nafsunya dan beramal untuk kehidupan setelah mati, sedangkan orang yang lemah adalah yang mengikuti hawa nafsunya dan berharap-harap kepada Allah.”


Hadits ini menegaskan bahwa perjuangan melawan hawa nafsu adalah tanda kecerdasan seorang mukmin. Jika kita mengikuti hawa nafsu yang mengajak kepada dosa, kita telah melepaskan kendali dari diri kita dan menyerah kepada godaan duniawi.


Hadirin yang dirahmati Allah, 

Mengapa melawan hawa nafsu itu penting? Karena hawa nafsu sering kali menjadi sebab utama manusia terjerumus dalam dosa dan maksiat. Misalnya, hawa nafsu yang mendorong untuk rakus terhadap harta, kekuasaan, atau kenikmatan duniawi lainnya. Jika tidak dilawan, hawa nafsu ini bisa menghancurkan kehidupan seseorang, baik di dunia maupun di akhirat.


Rasulullah saw juga bersabda dalam Haditsnya yang diriwayatkan oleh Al-Hakim yang artinya “Tidaklah beriman seseorang di antara kalian hingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.”


Hadits ini mengajarkan bahwa keimanan yang sempurna tidak akan tercapai hingga kita mampu mengendalikan hawa nafsu dan menjadikannya tunduk pada ajaran Rasulullah saw.


Hadirin yang dimuliakan Allah, 

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk melawan hawa nafsu:


Pertama, Menguatkan Keimanan

Semakin kuat iman seseorang, semakin kuat pula kemampuannya melawan hawa nafsu. Iman yang kokoh akan menjadikan hati lebih tenang dan lebih mudah menerima kebenaran.


Kedua, Bersabar 

Melawan hawa nafsu membutuhkan kesabaran yang besar. Allah swt telah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 46:


وَاَطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَلَا تَنَازَعُوْا فَتَفْشَلُوْا وَتَذْهَبَ رِيْحُكُمْ وَاصْبِرُوْاۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَۚ 


Artinya: Taatilah Allah dan Rasul-Nya, janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang, serta bersabarlah. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar (QS Al-Anfal: 46).


Ketiga, Banyak Berzikir dan Berdoa

Zikir dan doa adalah senjata penting bagi seorang mukmin dalam melawan godaan nafsu. Dengan selalu mengingat Allah, hati kita akan lebih terlindungi dari godaan syaitan dan hawa nafsu.


Keempat, Mendekatkan Diri kepada Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah petunjuk hidup yang akan menuntun kita menjauhi keburukan. Membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an akan menjadikan hati kita lebih kuat dalam menghadapi hawa nafsu.


Kelima, Menjauhi Lingkungan yang Buruk

Hawa nafsu sering kali terpicu oleh lingkungan yang tidak kondusif. Maka, penting bagi kita untuk memilih lingkungan yang baik yang akan mendukung kita dalam menjaga diri dari perbuatan yang dilarang oleh Allah.


Hadirin yang dimuliakan Allah, 

Mari kita senantiasa berjuang untuk melawan hawa nafsu yang mengajak kepada keburukan. Sesungguhnya orang yang berhasil menundukkan hawa nafsunya adalah orang yang beruntung. Sebagaimana firman Allah dalam Surah An-Nazi’at ayat 40-41:


وَاَمَّا مَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّهٖ وَ نَهَى النَّفۡسَ عَنِ الۡهَوٰىۙ‏ ٤٠
فَاِنَّ الۡجَـنَّةَ هِىَ الۡمَاۡوٰىؕ‏ ٤١


Artinya: Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya. Maka sungguh, surgalah tempat tinggal-(nya) (QS An-Naziat: 40-41).


Hadirin yang dimuliakan Allah, 

Demikian khutbah Jumat yang singkat ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua, baik yang mendengarkan maupun yang membaca. Semoga, kita bisa mengelola hawa nafsu kepada jalan yang benar, untuk beribadah kepada Allah swt dan bermanfaat bagi umat manusia. Aamin ya rabbal alamin.


بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم 


Khutbah II


اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ 


Yudi Prayoga, Sekretaris MWCNU Kedaton Bandar Lampung