• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Senin, 29 April 2024

Warta

Walyatalattaf: Inspirasi dan Motivasi Hadapi Pemilu 2024

Walyatalattaf: Inspirasi dan Motivasi Hadapi Pemilu 2024
Ketua Umum MUI Lampung Prof. Moh. Mukri . (Foto: Panpel)
Ketua Umum MUI Lampung Prof. Moh. Mukri . (Foto: Panpel)

Bandarlampung, NU Online Lampung

Saat pembukaan kegiatan Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda) Majelis Ulama Indonesia Provinsi Lampung di Hotel Golden Tulip Bandarlampung, Sabtu (28/10/2023), Ketua Umum MUI Lampung Prof. Moh. Mukri mengajak masyarakat untuk mengedepankan lemah lembut dalam menyikapi perbedaan yang ada dalam kehidupan. Lebih khusus, lemah lembut dalam perbedaan pilihan politik.


Sikap lemah lembut menurut Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini menjadi contoh nyata dari orang-orang yang sukses dalam kehidupan. Karena menurutnya, lemah lembut akan menjadikan orang-orang di sekitar kita memberikan reflek positif pada diri kita walaupun pada posisi berbeda dalam pilihan masing-masing.


“Kedepankan pesan moral pada kata pertengahan Al-Qur’an Walyatalattaf (lemah-lembut). ayat ini menjadi inspirasi dan motivasi dalam menghadapi Pemilu 2024. Lemah lembut dan santun adalah ciri orang yang sukses,” ungkapnya.


Prilaku lemah lembut inilah yang menurutnya harus dimiliki para tokoh agama khususnya para ulama yang berada dalam pengurus Majelis Ulama Indonesia. Ia mengajak kepada para ulama untuk menjadi suri tauladan dalam menghadapi perbedaan yang terkadang menghangat bahkan panas dalam perbedaan pilihan.


“Suhu panas menjadi dinamika yang jika diolah dengan baik akan mampu memunculkan manfaat. Ketika masak air tidak panas, maka bisa jadi kita tidak jadi ngopi bersama untuk  kebersamaan,” ungkapnya.


Dinamika yang menghangat jelang Pilpres juga menurutnya sering terjadi karena banjirnya informasi di media sosial. Oleh karena itu, Prof Mukri mengajak para ulama untuk memberi pencerahan pada umat dengan memilah dan memilih informasi yang sahih dan menghindari hoaks.


Senada, Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Ahmad Zubaidi mengungkapkan bahwa seiring dengan semakin dekatnya pesta demokrasi pemilihan umum, jumlah informasi bohong atau hoaks yang beredar di medis sosial semakin meningkat. Menyikapi hal tersebut, ia mengajak masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan lebih bijak dalam bermedsos.


Ia meminta kepada para ulama yang merupakan suri tauladan ummat untuk dapat memberi pencerahan kepada umat di tengah banyaknya informasi yang beredar. Para ulama harus mampu memberi contoh baik dalam menerima dan mengolah informasi yang beredar sehingga mampu menciptakan kesejukan di tengah masyarakat.


Di antara yang perlu dijelaskan kepada ummat adalah potensi konflik yang timbul akibat politik identitas. Ia menjelaskan bahwa politik identitas merupakan hal yang perlu dihindari karena akan membawa perpecahan di tengah masyarakat. Politik identitas mengusung semboyan setimen dan kebencian kepada identitas tertentu untuk memecah belah dan mengambil keuntungan dari kondisi tersebut.


“Politik identitas beda dengan identitas politik. Politik identitas mengusung kebencian kepada lawan politik. Identitas politik mengedepankan cara memilih berdasarkan kecenderungan. Jika fanatik dan berlebihan, maka bisa mengarah kepada politik identitas,” ungkapnya.


Editor:

Warta Terbaru